17

49 8 0
                                    


  "Yaudah eci mau apa sekarang?" Tanya Vincent yang masih menepuk pundak yesica dengan lembut.

"Gak tau" jawabnya.

"Mau ikut?" Tanya Vincent.

"Ikut kemana?"

"Ayo" ajaknya dengan menarik tangan Yesica.

Yesica yang tangannya di tarik hanya bisa pasrah mengikuti langkah kaki Vincent, Vincent menarik tangan Yesica dan membawanya ke mobilnya yang terparkir cukup jauh.

"Loh bukannya tadi mobil Lo ada di arena?"

"Iya, kayanya mobil itu di tarik polisi deh, jadi pake mobil ini, mobil punya mendiang bokap sih" ucapnya dengan menggaruk kepalanya kaku.

Yesica mengangguk anggukkan kepalanya.

2 jam berlalu mereka habiskan di jalan entah kemana Vincent membawa Yesica, karena saat ini Yesica justru sedang tertidur pulas, membuat Vincent tersenyum lembut.

"Ci" Vincent menepuk pipi yesica berusaha untuk membangunkannya.

"Ya?" Yesica langsung terbangun.

Vincent menatap Yesica terkejut, karena ia kira yesica adalah tipe perempuan yang sulit untuk dibangunkan ternyata tidak, yesica justru langsung bangun dan tampak segar seakan ia tidak habis tidur.

"Ayo udah sampe"

Yesica menatap ponselnya yang ternyata sudah menunjukkan pukul dua dini hari, kemudian pandangannya teralih dengan melihat sekitar ternyata mereka berada di puncak, ya Vincent membawanya ke daerah kawasan puncak yang cukup ramai karena banyak orang sedang camping.

Yesica berjalan menuju salah satu tempat duduk yang tersedia, sementara Vincent kembali ke mobilnya untuk membawa belanjaan yang tadi ia beli, saat yesica tertidur tadi Vincent tidak membangunkannya, dan iapun belanja sendirian karena tidak mau mengganggu tidur nyenyak yesica.

"Ini" Vincent menyerahkan satu kotak susu meski tidak hangat.

"Makasih" ucap yesica dengan menerima kotak susu tersebut.

Vincent ikut duduk di samping yesica dengan meminum kopi kaleng, mereka berdua menikmati city light.

Duk..

Yesica menyandarkan kepalanya di bahu Vincent dan mulai menutup matanya, menikmati setiap hembusan angin dan dinginnya suasana malam hari, ditambah suara serangga liar semakin membuatnya tenang.

"Gua cape, tapi gak tau cape kenapa" ucapnya Tampa membuka mata.

Vincent diam saja mendengarkan ucapan yesica.

"Boleh cerita gak? Sekalian minta pendapat aja sih"

"Boleh" jawab Vincent dengan cepat.

"Kehidupan yeseline itu kasian banget, papi lebih peduli ke Casper, sementara mami ke Abang, yeseline kehadirannya antara ada dan tiada gitu, kemarin yeseline masuk rumah sakit, dan hampir mati tapi gak ada satupun anggota keluarga yang datang buat jenguk, miris ya?"

"Beberapa kali liburan yeseline pernah ketinggalan karena alasan lupa aneh banget gak sih, gak cuma itu yeseline sama Alstar tunangan itu karena paksaan dari tetua atau kakeknya Alstar, padahal waktu itu yeseline punya pacar, gak ada satupun orang yang ngertiin posisi yeseline mereka tetep jalanin pertunangan ini, dan akhirnya pacar yeseline mutusin-" ucapan yesica terhenti ketika ia baru saja menyadari jika sedari tadi ia menceritakan kisahnya yeseline.

Sementara Vincent ia sudah di ganti rasa penasaran, dan menatap yesica dengan penuh tanya.

"Mutusin ?" Bingung Vincent.

"Mutusin buat bunuh diri" gumam yesica sangat lirih namun masih bisa di dengar oleh Vincent karena ia memiliki pendengaran yang tajam.

Vincent membelalakkan matanya.

.
.
.

Cerita yesica semalam membuat Vincent terngiang ngiang, ia tidak menyangka jika ternyata yeseline hidup dalam kesulitan.

"Karena itu yang eci mau, maka dengan senang hati Vincent lakuin" gumamnya dengan tersenyum manis sambil menatap foto yesica yang sedang tersenyum.

"Vincent bakal bawa sejauh yang Vincent bisa, bahkan sampai orang orang gak bisa lagi ketemu sama eci"

Beralih kepada yesica yang sore ini sedang bermalas malasan, sepulang dari puncak yesica langsung kembali tidur dan bangun tepat di jam 1 siang, itu karena mereka pulang dari puncak sekitar jam 5 pagi.

Dan saat sampai di rumah yesica langsung masuk kembali lewat jendela kamarnya karena sepertinya keluarga yeseline sedang berkumpul di ruang tamu entah apa yang sedang di bahas yesica tidak peduli.

Namun sayang kegiatan bermalas malasan ya harus terhenti karena perutnya yang lapar, dengan segera yesica membuka kulkas mininya dan mengambil beberapa cemilan serta mie instan yang Ingin ia masak.

Selagi menunggu masakannya matang yesica berinisiatif untuk melihat lihat isi lemari yeseline, ia ingin tau selera yeseline seperti apa, karena sedari kemarin ia memakai pakaian yang ada di gantungan baju bukan di dalam lemari,  meski mereka berdua memiliki banyak kesamaan tapi yesica yakin pasti ada beberapa perbedaan yang mereka miliki.

Srek..

Brak..

Benar saja mereka memiliki selera baju yang berbeda, dari yang yesica lihat baju milik Yeseline terlalu colorful sangat berbeda dengan dirinya yang memilih pakaian hitam atau putih saja.

Dengan segera Yesica mengambil seluruh baju yang berwarna hitam ataupun putih untuk ia stylish.

"Cantik" gumamnya saat melihat sebuah gaun hitam tanpa lengan, gaun tersebut cukup pendek tapi Yesica menyukainya, ia akan memakai gaun ini di acara sekolah nanti.

"Astaga mie gua" paniknya begitu ingat jika dirinya sedang memasak mie instan.

Yesica segera berlari menuju mienya dan dapat ia lihat jika saat ini mie nya hampir menempel dengan tempatnya di rebus.

.
.
.

Bye bye bye.....

chaos Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang