"Suatu hal yang sudah dijauhkan oleh Tuhan, jangan lagi dipertanyakan."
Kamu normal, kamu tau? Kamu baik-baik saja. Terkadang keadaanmu lebih baik, terkadang keadaanmu lebih buruk. Tapi pada akhirnya itulah kamu, jadi aku hanya ingin kamu untuk tidak menyesal, aku ingin kamu untuk merasakan perkembanganmu, dan aku hanya ingin kamu untuk juga mencintai dirimu sendiri."Gue kecewa sama diriku sendiri, Jep." Ucap Luna tiba-tiba.
Hari terlalu cepat berganti membuat Luna yang selalu merasa dirinya kurang, merasa iba untuk menjalani hari ini dengan senyuman. Ditambah lagi ia harus melihat Cakra membawa wanita lain ke acara spesial milik Kara dan Haikala. Diantara teriknya matahari, mereka memilih duduk di balkon rumah Haikala dan hanya berdiam saja sedari tadi. Luna hanya melamun sambil memainkan kukunya, tiba-tiba berkata seperti itu yang membuat Jefri melihat kesamping untuk menemukan gadis itu.
"Karena?" Jefri bertanya keheranan.
Luna terdiam sesaat sampai akhirnya dia menjawab, "Gue bilang nggak papa tapi ternyata gue masih kenapa-napa, gue kira gue udah pulih tapi ternyata belum. Belum sampe sana." Ucap Luna tanpa melihat kepada siapa dia berbicara.
Jefri tersenyum melihat Luna yang sudah berani mengeluh kepadanya. "Pulih juga butuh waktu Lun, gue tau lo masih suka sama Cakra. Tapi--"
Jefri menjeda kalimatnya dan melihat ke halaman rumah milik Haikal yang luas, dipenuhi dengan bunga dan tanaman lainnya. Membuat Luna yang dari tadi acuh kepada Jefri sekarang jadi menatapnya dengan atensi penuh, dia penasaran dengan apa yang akan Jefri katakan.
"Tapi, bukankah kita nggak bisa memaksa seseorang untuk mencintai kita juga? Kita juga nggak bisa memaksa seseorang untuk selalu berada di hati kita, Lun. Mencintai tanpa dicintai balik emang sakit." Jefri menatap Luna dengan senyuman yang entah apa artinya, menyakitkan sekali senyuman itu. Adakah sesuatu dibalik senyum itu? Luna juga tidak tau.
"Gue tau, kok. Kayanya gue salah deh punya harapan, nggak ada yang berjalan, gagal semua. Harapan gue cuma bikin kecewa bukan bahagia." Sejauh apa Luna berharap untuk bisa memeluknya kembali? Pasti sangat sakit menjadi Luna, anak yang terpaksa dewasa padahal dia masih ingin bersenang-senang dengan anak sebayanya.
Terkadang yang mengecewakan itu bukan orang lain. Hanya saja harapan kita yang terlalu tinggi, makanya disaat sesuatu tidak sesuai kemauan kita rasanya semuanya mengecewakan. Apapun yang berlebihan itu tidak baik. Apalagi berharap dia kembali menjadi milikmu.
Jefri tersenyum dan menatap Luna begitu dalam. "Nggak ada yang salah kok sama harapan. Cuma kita harus tau, kalo nggak semua bisa berjalan sesuai apa yang kita mau. Banyak hal-hal diluar kendali kita yang mungkin banget buat kita kecewa. Tapi, justru kita harus tau kalau dari harapan, itu bisa bikin kita jadi semangat. Apalagi kalau berharapnya sama Tuhan, yang selalu tau apa yang terbaik buat kita."
"Dan bodohnya, gue tau kalau dia bahagia sejak udah nggak sama gue, tapi kenapa gue masih nungguin dia dengan perasaan yang sama? Keputusannya untuk meninggalkanku adalah sesuatu yang tepat, yang harusnya nggak boleh ditangisi. Gue ingat ucapannya sebelum dia menutup semua jalanku menuju hatinya."
"Cakra ngomong apa sama lo?" Jefri hanya penasaran saja sebenarnya, apakah Cakra mengatakan dia membencinya atau apa, Jefri sangat penasaran.
"Dia bilang, semoga gue menemukan seseorang yang bisa bikin nyaman, yang baik, terus bisa bikin gue nggak kesepian lagi." Mata Luna berkaca-kaca mengingat kejadian hari itu, menyakitkan sekali. Dan tega sekali dia mengatakan itu.
"Bukannya lo sekarang juga udah punya pacar?"
"Setelah satu tahun putus, emang gue mulai memberanikan diri lagi buat pacaran. Gue mencoba pacaran sampe lima kali, tapi nggak pernah lama. Terus setelah disini juga udah bolak balik ganti pacar, bahkan nggak tau udah berapa kali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Itu Sakit
RomanceLuna adalah orang yang terlalu lama menyimpan cintanya yang usang untuk mengendap begitu dalam di dasar hatinya, sibuk menyelami perih yang tak seharusnya. Sedangkan Cakra adalah orang yang terus menggali dengan sekuat tenaga untuk menemukan cinta u...