"Kamu boleh mencintai, tapi jangan jadi bodoh setelah mencintai."
Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca. Malam masih sunyi seperti biasanya, menghadirkan kamu diam-diam dalam kepala. Kemudian malam melanjutkan tugasnya yang kosong dari segala perasaan.
Hidup belum tentu indah, langit belum tentu cerah, dan malam belum tentu banyak bintang. Dia yang mampu menguasai orang lain memang hebat. Tapi dia yang mampu menguasai dirinya sendiri, itulah yang lebih dahsyat. Kecuali kamu belajar menghadapi bayanganmu sendiri, kamu akan terus melihatnya dalam diri orang lain, karena dunia diluar dirimu hanyalah cerminan dari dunia di dalam dirimu.
Kalian harus tau, sebenarnya waktu yang indah adalah waktu dimana malam hari tiba. Sebab, malam datang tidak sendiri, dia ditemani oleh seseorang yang hampir setiap malam menemaninya. Dan seseorang itu adalah Bulan dan Bintang. Mereka setia menemani langit dimalam hari yang katanya gelap, tetapi bulan dan bintang memberikan cahaya lebih terhadap langit malam. Dan disaat bulan dan bintang lelah, mereka tak muncul pada malam selanjutnya. Lelah karna tak dianggap dan tak dihargai keberadaannya, meski begitu dimalam selanjutnya mereka kembali hadir dengan senyuman yang diberikan bulan serta ramainya bintang. Agar semua orang melihat bahwa mereka berarti, meski memang tak semua orang yang menganggap acuh keberadaannya.
Malam tak pernah gagal membunuh jiwa yang sunyi. Kadang ada perih yang tak tercatat. Kadang pengorbanan membeku di sudut hening cerita.
Kenapa hening dimalam hari selalu membuat semua orang merasa tenang? Karena keheningan adalah cara terbaik berbicara dengan diri sendiri.
"Mau jajan ke mini market dulu, nggak? Gue jajanin deh, biar lo nggak sedih mulu." Ajak Jefri.
"Serius?"
"Iya, tapi nggak boleh lewat 1,5 juta ya."
"Okeh." Luna langsung sumringah mendengar perkataan Jefri. 1,5 katanya? dengan senang hati dia akan membelanjakan uang itu dengan jajanan yang dia inginkan.
Beberapa menit kemudian mobil Jefri terparkir dihalaman mini market, lalu keluar bersama Luna yang sudah melepas kacamatanya, membiarkan sisa kesedihan itu terlihat oleh semua orang.
Mereka menjelajah ke setiap rak-rak makanan ringan hingga kebutuhan pokok. Sesekali menilik jajaran susu dan makanan manis lainnya, tapi Luna ragu untuk mengambilnya. Susu itu ajaib, dia bisa membuat jerawat tumbuh seenaknya.
"Nggak suka susu?" Tanya Jefri saat Luna meninggalkan barisan susu berbagai varian, dari yang cair hingga bubuk. Laki-laki itu berjalan menghampiri Luna, heran karena sejauh ini tak ada perempuan yang menolak jika ditawari susu dan makanan manis lainnya.
"Kenapa nggak ambil susu? Lo cuma ambil snack, nggak mau yang manis-manis?"
"Jerawatan. Gue kalau minum susu pasti jerawatan, terus gue juga nggak suka yang manis-manis."
Wajah kesal Luna tercetak sempurna dari bibirnya yang mengerucut sampai matanya yang jengah bin bete abis. Jefri hanya terkekeh sambil mengusap rambut Luna dengan jari-jarinya yang besar, membuat ikatan rambut Luna berantakan.
"Ya udah beli yang lain aja. Sekarang beli yang kamu mau aja."
Luna mengangguk patuh, kembali menyusuri rak makanan ringan dan berbagai olahan cepat saji sampai akhirnya Luna berhenti dibeberapa makanan instan khas korea.
"Mau nyobain ini, nggak?" Luna mengambil sebungkus teokbokki instan, menunjukkan pada Jefri. "Nanti bikin di rumah, mau nggak?"
"Tapi gue udah makan banyak tadi di resto. Tapi kayanya masih muat kalau buat nyicipin dikit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Itu Sakit
RomanceLuna adalah orang yang terlalu lama menyimpan cintanya yang usang untuk mengendap begitu dalam di dasar hatinya, sibuk menyelami perih yang tak seharusnya. Sedangkan Cakra adalah orang yang terus menggali dengan sekuat tenaga untuk menemukan cinta u...