Alene terbangun di hutan yang tak jauh dari istananya dengan pakaian yang masih sama, pakaian yang sudah dirobek oleh Argan hingga Alene harus berusaha menutupi seluruh tubuhnya. Dengan langkah gontai, hati hancurnya membawa dia kembali ke istana.
Ia bahkan sudah kehabisan tenaga untuk menangis kencang, tatapannya kosong, dan ia tak tahu harus bagaimana.
Seorang penjaga hutan menemukan Alene, dia segera membantu Alene menutupi tubuhnya dan membawa Alene kembali ke kerajaan. Berita pemerkosaan itu ternyata tersebar dengan sangat cepat, tetapi masyarakat masih belum tahu siapa yang melakukan itu kepada Alene.
Alan pun kembali dari peperangan dengan selamat dan telah mendengar kabar tentang Alene. Namun, Alan tak pernah menghakimi Alene dan tetap menerimanya dengan cinta yang tak pernah berkurang.
Alene sangat hancur melihat wajah suaminya setiap pagi setelah kejadian itu, rasanya sudah berbeda meski Alan tak pernah mengungkitnya. Alene bahkan sampai tidak berani keluar dari istana karena takut mendengar masyarakat berbicara tentangnya.
"Apakah hari ini kau masih tak mau keluar, cantikku?" Alan bertanya.
Alene menggeleng.
"Jika bersamaku?"
Alene tetap menolak, tapi dengan segala cara Alan lakukan untuk membujuk Alene hingga Alene mau.
Hari itu, Alene akhirnya keluar dari istana dan mendapati banyak tatapan sinis dari banyak orang yang dilewatinya. Alene tidak berani menatap wajah mereka dan dia hanya terus menunduk.
"Aku ke sana sebentar." Alan pergi meninggalkan Alene dan tiba-tiba orang-orang di sekitar Alene melempar telur busuk ke arah Alene.
Alene tidak melawan, rasa sakit saat telur-telur itu menyentuh tubuhnya dan pecah hingga tercium bau busuk membuat Alene sekakin hancur.
"Pergi kau perempuan hina!"
"Mati kau!"
"Dasar tidak tahu diri!"
"Kembali ke kampungmu perempuan kurang ajar!"
Alene mendengar cibiran semua orang, mereka mengatakan Alene memang selingkuh dan mengambil kesempatan saat Alan ikut berperang. Mereka juga menyebut Alene pasti menikmati dan tidak melawan saat kejadian itu terjadi kepadanya.
Alene sangat sakit hati mendengar perkataan semua orang. Mereka berani menuduh Alene meski tidak tahu fakta sebenarnya.
Tak lama, Alan datang dan melindungi tubuh Alene. Dia segera membantu Alene berdiri.
"Apa-apaan kalian semua!"
"Maaf tuanku Raja, tapi seharusnya kau jatuhkan hukuman mati pada orang yang suka selingkuh sepertinya!"
"Diam! Lancang sekali kau berkata seperti itu kepada ratuku. Kau akan kuhukum mati!"
"Sudah Alan. Mereka tidak tahu apa-apa. Ayo kita kembali."
Mereka kembali ke istana, tapi di istana pun orang tua Alan ikut mencibir Alene dan meminta Alene untuk meninggalkan Alan karena Alene akan membawa sial untuk Alan.
"Tinggalkan Alan, Alene. Kembalilah ke kampungmu, kami akan mengantarkanmu. Jika kau tetap keras kepala tetap bersama dengan Alan, kami tidak akan membiarkannya."
Ucapan orang tua Alan terus terngiang-ngiang di kepala Alene hingga Alena terus menangis setiap malam. Bahkan, saat dia dan Alan bersama di satu kamar dan ranjang yang sama, Alene tetap menangis tanpa suara.
Tak kuat lagi menahan semuanya, Alene bangun dari kasur dan beranjak mengambil belati di atas meja Alan. Dia berniat untuk mengakhiri semua ini.
"Apa yang kau lakukan Alene?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BERPUTAR DALAM BELENGGU
NouvellesBerupa kumpulan cerita pendek. Cerita dibuat untuk memenuhi hasrat menulis sang penulis. Adakalanya cerita-cerita dibuat secara spontan, hanya untuk menyalurkan apa saja yang ada di otak sang penulis. Selamat membaca dan semoga dinikmati. Cover by P...