BAB 1: Hilangnya Kesucian

1.6K 16 2
                                    

Ruangan itu gelap dan hanya disinari mentari pagi melalui celah tirai yang tidak tertutup rapat. Di beberapa titik terdapat pakaian yang dilempar asal, berserakan di lantai. Baju kaus berwarna hitam teronggok begitu saja di samping kasur, tak jauh tampak celana jeans dan celana pendek hitam.

Beberapa meter ke kanan, blus berwarna cokelat muda dengan motif kotak dan rok berwarna lebih pekat milik seorang wanita juga tergeletak di sana. Sedikit ke sisi lain, satu set pakaian dalam berenda juga berserakan di lantai.

Kasur yang terlihat empuk dan lebar, berukuran queen itu ditiduri sepasang insan berbeda jenis kelamin. Mereka terlelap seperti lelah, karena menghabiskan malam yang ... menggairahkan.

Tak lama, jari-jari lentik berwarna putih mulus mulai bergerak menyentuh bagian kening yang mengernyit. Sepasang mata biru terang nan indah pun mulai mengerjap. Kernyitan kening semakin dalam saat merasakan nyeri di bagian tubuhnya.

"Kenapa tubuhku terasa sakit?" gumamnya dengan mata masih belum terbuka sempurna.

Nyeri itu terasa di daerah kewanitaannya. Selain itu, pangkal pahanya juga terasa pegal nyaris remuk. Sumpah demi apapun, tubuhnya terasa sangat tidak nyaman. Ini baru pertama kali ia merasakan demikian.

Beberapa detik kemudian, mata berwarna biru milik wanita tersebut terbuka lebar. Sontak tubuhnya terduduk, hingga membuat selimut meluncur ke bawah, tidak lagi menutupi tubuhnya.

Panik! Wanita itu langsung menarik selimut, menutupi bagian tubuh atas, karena sadar tidak ada sehelai benang pun yang menutupi tubuhnya. Deru napas langsung terdengar cepat meluncur dari hidung mancung nan ramping miliknya. Tubuh pun memberi respon yang seharusnya, gemetar hebat saat ia sadar di mana keberadaannya sekarang. Di atas ranjang hotel, tanpa busana!

Tilikan mata biru itu bergerak ke kiri. Tertangkap seorang lelaki tidur lelap di sana. Pria itu memunggunginya, sehingga hanya terlihat bagian belakang tubuhnya saja. Wanita itu melihat tanda lahir berwarna cokelat terang di sana, sisi kanan, bentuk bulat memanjang. Beralih sedikit ke atas, rambut tebal berwarna cokelat ikal menghiasi kepala lelaki itu.

"Oh my God!" gumamnya seraya menutup mulut.

Tubuh ramping itu semakin gemetar. Bulit bening perlahan mengalir saat sadar kesuciannya telah direnggut oleh lelaki itu. Rasa sakit yang dirasakan pada area kewanitaan, menandakan ia telah kehilangan hal yang menjadi kebanggaannya sebagai seorang perempuan pada malam ini. Walaupun hidup di negeri yang lekat dengan kehidupan bebas, tapi wanita itu masih menjaga kehormatannya dengan baik. Sampai kejadian ini.

Perih, seakan teriris pisau yang sangat tajam. Sakitnya sungguh tidak dapat digambarkan, melebihi rasa sakit yang terasa di organ intimnya saat ini. Kesuciannya hilang, direnggut oleh orang yang tidak dikenal. Tidak ada cinta, bahkan asing.

Dia coba mengingat bagaimana bisa berakhir di atas ranjang, bersama dengan lelaki yang entah siapa. Hal terakhir yang muncul di pikirannya adalah ketika ia keluar dari bar, tempat dirinya biasa bekerja. Wanita itu tahu betul, ia sama sekali tidak dalam pengaruh alkohol.

Bagaimana mungkin ia bisa berakhir di sini? Berbagi ranjang dengan lelaki asing, tanpa sehelai benang dan ... kehilangan kehormatannya.

Rasa panik kini menghinggapi dirinya. Dengan tangan gemetar, ia mencoba meraih pakaian dalam, blouse dan juga roknya satu per satu. Setelah mengenakan pakaian dengan lengkap, wanita itu segera pergi tanpa menoleh sedikitpun ke arah pria yang bersamanya tadi malam.

Dia takut sesuatu yang mengerikan bisa saja terjadi, jika pria itu terbangun dari tidurnya. Dan wanita itu juga tidak lagi peduli siapa yang telah merebut kegadisannya. Yang ia tahu saat ini hanyalah pergi dari tempat itu secepat mungkin, sebelum ada yang menyadari keberadaannya di sana.

Lelaki yang MenghamilikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang