Di lorong apartemen, terlihat seorang wanita muda sedang berdiri di depan sebuah flat. Dia telah berdiri di sana selama satu jam, membunyikan bel berkali-kali meski tidak mendapatkan jawaban dari penghuni flat.
"Apa dia ada di dalam?" tanya Henry.
Lizzy menggelengkan kepala dan mengangkat bahu.
"Kau sudah mencoba meneleponnya?" tanya Henry lagi.
Wanita itu kembali menggelengkan kepala dengan lesu.
"Kau masuklah ke flat Clementine. Aku akan mencoba menghubunginya dulu. Nanti akan aku kabari jika dia mengangkat telepon."
"Okay. Thanks, Henry." Lizzy melangkah lesu ke flat Clementine.
Dia ingin menemuinya setelah menenangkan diri beberapa hari. Henry benar, seharusnya wanita itu mendengarkan penjelasan dari Danny terlebih dahulu. Tapi kini pria itu tidak ada di flatnya, menghilang sama seperti satu tahun yang lalu.
"Apa dia masih belum ada di sana?" tanya Clemmie melihat Lizzy masuk ke flat.
Lizzy melengkungkan bibir dan menaikkan alis.
"Ke mana dia pergi? Apa dia melarikan diri setelah semua terungkap?" Raut wajah Clementine terlihat kesal. Dia telah mendengarkan apa yang terjadi dari Lizzy dan Henry.
"Andai saja waktu itu aku berani menanyakan kepadanya. Pasti ceritanya akan berbeda," tambahnya.
Lizzy memutar posisi duduk menghadap Clementine. "Menanyakan apa, dear?"
Clemmie membuka sedikit mulutnya dan menaikkan alis, kemudian menghela napas.
"Saat kau ke sini bersama dengannya dan Aaron, aku melihat kemiripan di antara mereka. Kau tahu bagaimana aku mencoba untuk menahan diri saat itu?" Clemmie memutar bola mata.
"Kau juga menyadarinya, Clemmie?"
"Tentu Lizzy, wajah mereka sangat mirip. Hanya orang bodoh yang tidak menyadari itu." Mata hijaunya membesar. "Dan aku pada awalnya berpikir kau juga bodoh, dear. Karena kau terlihat belum menyadarinya, tapi ternyata aku salah."
Lizzy memberikan raut wajah protes. "Aku tidak bodoh, Clemmie."
"Yeah, setidaknya kau sedikit bodoh karena dibodohi cinta. Kau berusaha menyangkalnya berkali-kali, padahal sudah terlihat jelas secara kasat mata."
Bibir Lizzy terkunci, tidak mampu berdebat dengan sahabatnya ini. Apa yang dikatakan Clementine benar. Jika hanya rambut mereka saja yang mirip, itu tidak bisa dijadikan bukti, tapi mereka terlihat sangat mirip ibarat saudara kembar yang lahir pada waktu berbeda.
"Apa kau tahu di mana tempat tinggal ibunya?" tanya Clemmie.
Wanita itu menggelengkan kepala sambil mengangkat bahu.
"Ini salah satu bagian dari kebodohanmu, Liz. Kau harusnya bertanya di mana tempat tinggalnya, sehingga kau bisa mencarinya jika ia menghilang kembali." Clemmie mendengkus kesal.
Lizzy menghela napas dan meletakkan kepala di sandaran sofa. Cinta memang telah membutakan matanya, sehingga tidak lagi peduli dengan asal usul Danny.
Ting-tong!
Terdengar bel berbunyi.
"Itu pasti Henry," ujar Lizzy segera berdiri dan berjalan ke arah pintu.
Dia membukakan pintu flat dan melihat Henry berdiri di sana dengan pandangan lesu. Pria itu menggelengkan kepala.
"Aku sudah mencoba menghubunginya, tapi tidak ada jawaban," jelas Henry sambil melangkah masuk ke flat Clementine.
"Sudah kuduga, dia pasti melarikan diri setelah semuanya terbongkar," kata Clemmie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki yang Menghamiliku
RomanceHidupnya diselimuti misteri. Lahir tanpa sosok ayah. Dan saat dewasa, ia pun hamil tanpa tahu siapa yang menghamilinya. Hanya sedikit petunjuk yang ia tahu. Hingga berberapa bulan kemudian, ia bertemu dengan sosok lelaki yang mengingatkannya dengan...