6.

243 41 20
                                    

Tak ada kata menyerah dalam kamus hidup seorang Cirrus.

Pria tampan itu saat ini sedang menunggu di dalam mobil miliknya, tepat di tempat parkir sebuah perusahaan.

Hingga matanya mengenali target yang sudah di tunggunya selama lebih dari dua jam.

Tanpa membuang waktu, mobilnya dikemudikan mengikuti sebuah mobil mewah yang sudah lebih dulu berjalan.

Hingga mobil tersebut berhenti di sebuah club malam. Sosok itu turun dari mobilnya dan masuk begitu saja ke club dengan dua penjaga berbadan besar di depan pintu.

Namun ada yang aneh dengan club ini. Memang lampu club malam itu menyala, bahkan suara musik terdengar samar dari luar. Hanya saja seperti tak ada pengunjung lain selain Phugun yang sudah masuk sejak beberapa menit yang lalu.

Cirrus masih menunggu hingga setengah jam lamanya, namun tak ada tanda-tanda pengunjung lain yang datang ke tempat ini. Itu berarti Phugun menyewa seluruh club hanya untuk dirinya sendiri.

" Maaf Tuan.. Tapi club sudah tutup." Cirrus dihentikan oleh dua penjaga

" Tapi aku orang yang ditunggu pemuda yang baru saja masuk." ucap Cirrus tak kehilangan akal

Kedua penjaga tersebut saling pandang satu sama lain. Benarkah pria di hadapan mereka ini mengenal pelanggan vip mereka yang baru saja masuk. Tetapi, melihat dari pakaian mahal juga formal yang dipakai pria ini, tak ada alasan untuk tak memperbolehkannya masuk.

Jadi kedua pria berbadan besar tersebut menyingkir, memberi jalan bagi Cirrus untuk masuk.

Suasana club benar-benar sepi meskipun hingar bingar tetap terasa.

Mata tajamnya menyapu ke sekitar dan menemukan sosok yang sedang duduk di depan meja bartender dengan tangan memegang segelas minuman.

Cirrus mendudukkan dirinya di samping Phugun dan meminta segelas vodka pada sang bartender.

Phugun yang masih setengah sadar melihat ke sebelahnya dan mendapati wajah seseorang yang begitu tak ingin dia lihat. Namun Phugun tak ingin ambil pusing. Pemuda itu kembali fokus pada minuman di tangannya.

" Jack, beri aku lagi." pinta Phugun meletakkan gelasnya yang sudah kosong

Cirrua hanya diam mengamati Phugun yang mengacuhkannya dan terus meminta gelasnya diisi hingga gelas ketiga selama dirinya menemani Phugun.

" Cukup." cegah Cirrus ketika Phugun hendak mengambil gelas ke empat

" Minggir." tepis Phugun pada tangan yang seenaknya menyentuhnya

" Kau sudah mabuk." Cirrus mengambil alih gelas Phugun dan meletakkannya kembali ke atas meja


Phugun diam sejenak.


" Siapa kau?"

" Aku.."

" Apa kau mengenalku? Kau hanya orang asing, Pergilah." usir Phugun sebelum Cirrus menyelesaikan ucapannya

" Aku mantan tunanganmu Phu."

" Ha?? Ahahahahaha..." tawa renyah Phugun bersahutan dengan suara musik club

"Kau hanya mantan. Seseorang dari masa lalu, jadi tetaplah berada di masa lalu. Jangan mengusik masa depanku." sinis Phugun

Cirrus tertegun. Untuk sesaat dirinya sama sekali tak mengenali sosok di sebelahnya saat ini. Seolah Phugun kecil di masa lalu dan yang sekarang ada tepat di depan matanya adalah dua orang yang begitu berbeda.


" Meskipun begitu aku dulu adalah kakakmu juga Phu," lagi-lagi suara tawa Phugun terdengar


Phugun mengikis jarak diantara keduanya. Bahkan Cirrus bisa merasakan hembusan nafas bercampur aroma alkohol menerpa wajah tampannya.

Help Me to Hate You..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang