14

146 28 4
                                    

Cirrus menatap langit malam dimana dirinya kini berdiri tepat di balkon kamar hotel yang beberapa waktu lalu baru dirinya singgahi. Rencananya, pria itu akan kembali ke Kanada dalam waktu dekat dan tak mungkin dirinya berada di rumah orang tuanya jika disana masih ada Phugun juga sang adik Title.

Bukan karena masih merasa tak rela atau cemburu. Cirrus lebih merasa menyesal akan semua perbuatannya pada Phugun.

Sekarang setelah dirinya mengingat semua kesalahan yang dia perbuat pada Phugun, Cirrus tak mampu menunjukkan wajahnya. Dan semua ini memang pantas dirinya terima. Mungkin ini hukuman karena sudah menyakiti hati seseorang yang begitu mencintainya dengan tulus.

Hingga sebuah pesan datang padanya, membuat kedua bola matanya membesar karena terkejut. Dengan cepat dan asal, Cirrus menyambar jaket untuk dia kenakan.

Matanya menelisik dengan teliti ke segala penjuru ketika kakinya sudah sampai di lobi hotel tempatnya menginap. Seorang pemuda cantik tengah berdiri di ujung sana, melayangkan pandangan berbeda dari beberapa waktu lalu dia terakhir lihat.

Pemuda itu tak mengatakan apapun, berjalan melewati Cirrus dengan Cirrus yang mengikuti di belakangnya. Hingga keduanya sampai di depan pintu kamar hotel milik Cirrus menginap. Tanpa perlu perintah, pria itu segera membuka pintu kamarnya dan Phugun masuk tanpa ragu.




" Apa yang kau lakukan disini Phu?" Tanya Cirrus melihat punggung sempit itu membelakanginya

" Kita harus menyelesaikan apa yang memang seharusnya usai Phi, Aku akan menyambut lembaran yang baru dan kuharap Phi juga melakukannya. " jawab Phugun tak menoleh namun wajah pemuda itu tercetak di jendela kaca besar di depannya




Cirrus mengernyit tak mengerti. Bukankah semua sudah selesai dari sudut pandang pria tersebut, lalu apa yang masih harus mereka selesaikan lagi.

Phugun berbalik menatap pria tampan yang pernah singgah lama di dalam hatinya. Mendekat ke sisi Cirrus, tangan halusnya terulur menyentuh wajah yang sempat dia rindukan dan terus dia mimpikan. Namun kini wajah itu sudah bukan lagi menjadi bagian dari mimpinya.



" Aku lepas sebuah ikatan juga kesalahan yang terjadi diantara kita. Semua luka sudah lenyap dan berganti dengan pemilik hati yang baru, kisah lama terhapus dan menghilang. Biarkan yang lalu menjadi kenangan, musnahkan rantai belenggu juga karma yang masih menjerat, dan berikan penyembuh bagi hati yang lain."




Sesuatu merambat menjalar dalam diri Cirrus, namun pria tampan itu hanya bisa terdiam membeku tak mampu bergerak barang seincipun. Entah apa yang tengah terjadi saat ini, rasa panas dan menyakitkan kembali dia alami. Sama seperti ketika pembatalan pertunangannya dengan Phugun beberapa waktu yang lalu.

Tubuhnya bergetar hebat hingga kakinya jatuh ke lantai karena terasa lemas. Badannya ambruk seolah kehilangan kekuatannya untuk tetap sadar, samar pandangannya terkunci pada wajah cantik Phugun yang tersenyum begitu manis ke arahnya.


" Setelah ini lanjutkan hidup Phi, Terima kasih sudah pernah menjadi bagian dari mimpiku."




Hal terakhir yang Cirrus ingat sebelum kesadarannya semakin menghilang ialah langkah kaki Phugun yang bergerak menjauh dan keluar dari dalam kamar hotel, meninggalkannya tergolek di lantai dingin dan jatuh dalam kegelapan.











Suasana meriah kembali terjadi di sebuah hotel mewah. Kali ini bukan pertemuan antar relasi bisnis seperti yang biasa terjadi, melainkan acara yang lebih sakral yang beberapa menit lagi akan segera dilangsungkan.

Seorang pemuda dengan setelan baju pernikahannya berdiri dengan senyum tipis menanti pengantinnya datang kepadanya.

Hal yang sudah dia nantikan sekian lama, akhirnya terjadi hari ini. Bibirnya tak henti menyunggingkan senyum mengingat cintanya terbalaskan dan berbuah manis di akhir.

Dua pasang kaki berjalan beriringan melangkah masuk di atas karpet merah panjang dengan ujung seorang pria disana.


" Lihat, Dia tak menyembunyikan kebahagiaannya sama sekali hari ini." Goda yang lebih tua, yang kini berperan sebagai walinya



Mengantarkan putra mendiang sahabatnya ke depan altar pernikahan menggantikan sang sahabat yang sudah berada jauh di atas langit. Hari istimewa ini akhirnya terjadi, meskipun mempelai pria di akhir berbeda dengan ingatan di awal.



" Daddy.. Jangan menggodaku!" Rengek Phugun, jantungnya terus saja berdegup kencang karena gugup yang dia rasakan dari semalam

" Hahahaha... Selamat datang di keluarga kita sayang, mulai sekarang Daddy adalah ayahmu. Bukan hanya walimu." Phugun terenyuh mendengar kalimat dari Vegas



Dirinya sudah menjadi bagian dalam keluarga Vegas sejak lama, namun ucapan pria paruh baya itu tetap saja membuat hatinya menangis haru. Rasanya, sekali lagi dirinya mendapatkan sosok ayah yang sempat meninggalkannya sendiri di dunia yang kejam ini.



" Daddy membuatku ingin menangis. Riasanku akan luntur nanti," Phugun berjuang tak menangis, dirinya tak ingin terlihat jelek sebelum acara pernikahannya selesai



Vegas tersenyum. Tugasnya seolah sudah selesai hari ini, dengan lembut tangan Phugun dia alihkan kepada putra keduanya. Mengalihkan tanggung jawab yang kini sepenuhnya akan diambil sang putra.



" Jaga dia mulai sekarang. Jangan biarkan air mata mengalir dari mata indah ini lagi, Daddy titip Phu padamu."

" Daddy percayakan saja padaku." Ucap Title mengangguk mantap



Acara pernikahan berlangsung khidmat, kedua mempelai sudah melakukan ciuman di akhir sebagai bukti bahwa semua rangakaian acara sudah selesai. Phugun bersemu merah mendengar sorak sorai para tamu undangan karena suaminya mencium dirinya terlalu lama.

Pria tampan itu memang tak tahu malu bahkan di hari penting mereka saat ini.



Memang si rubah mesum!







" Selamat atas pernikahan kalian." Cirrus memberikan ucapan pada kedua pasangan yang sudah sah hari ini menjalin ikatan pernikahan

" Terima kasih Phi," jawab Title memeluk tubuh kakaknya sedang Phugun hanya tersenyum manis di sisi suaminya

" Jaga dia, jangan mengulangi kesalahanku." Pesan Cirrus pada adiknya

" Tentu Phi. Aku akan membuatnya selalu tersenyum mulai dari sekarang." Janji Title sembari mengecup mesra punggung tangan istrinya

" Kalaupun aku membuatmu menangis, itu hanya ketika kita di atas ranjang." Bisik Title selirih mungkin menggoda Phugun dan mendapatkan pukulan pelan di lengannya dari sang istri



Cirrus mengangguk dan berlalu pergi bergantian dengan para tamu yang ingin mengucapkan selamat pada para mempelai.

Dari tempatnya kini berdiri matanya sekali lagi bertatapan dengan sosok cantik di seberang sana, sinar kebahagiaan jelas terpancar dari mata cantik yang dulu pernah dia torehkan luka.

Kini disamping pemuda cantik itu sudah berdiri bagian dari dirinya yang lain yang akan mengambil tanggung jawab terhadap kebahagiaan Phugun. Ingatan dimana malam yang akhirnya mengembalikan eksistensinya, membuatnya tersadar akan satu hal. Dirinya sudah menyia-nyiakan cinta yang begitu besar padanya hanya demi keinginan semu semata.

Meskipun penyesalan masih terus menghantui hidupnya, Cirrus mulai menata kembali sedikit demi sedikit dari awal. Semua yang terjadi di masa lalu, menjadi pembelajaran penting dalam menentukan langkahnya di masa depan.

Dirinya hanya berharap kelak akan menemukan sosok lain yang juga mencintainya begitu besar seperti pengantin di sana, yang tak surut padam senyum terlukis di wajah keduanya.












The End

Akhirnya selesai juga🥳🥳🥳

Maafkan aku yg btuh waktu lama buat bkin end story ini🙈

Ok, thanks n see you😉

Bye bye 🤗🤗

Help Me to Hate You..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang