Phugun menuruti permintaan Cirrus kali ini dan inilah akhirnya. Keduanya tengah duduk berhadapan di sebuah cafe yang dipilih oleh Cirrus.
" Apa yang ingin kau katakan Phi?" Tanya Phugun tak ingin menunda waktunya barang semenitpun
" Tunggu. Kita pesan minum lebih dulu." Interupsi Cirrus
Pria tampan itu memanggil pelayan dan memesan minuman untuknya juga Phugun. Phugun kembali bersabar hingga minuman yang dipesan Cirrus datang dan pemuda manis itu kembali bersuara.
" Jangan menunda waktuku Phi."
" Aku menyesal."
Phugun mengangkat salah satu alisnya mendengar ucapan Cirrus yang begitu lirih namun masih terdengar jelas olehnya.
" Aku tahu aku salah karena sudah menyakitimu. Tapi, aku masih muda dan tentu aku ingin menikmati masa itu."
" Lalu?"
" Maaf."
" Jujur saja Phi, jangan berbelit seperti itu. Aku sudah pernah mengatakan padamu kalau lebih baik bagi kita untuk tak saling mengenal satu sama lain daripada mengenal dan saling menyakiti."
" Aku tahu, Tapi Phu.."
" Bukankah ini tak adil untukku?"
Phugun tak mengerti dengan pertanyaan yang dilontarkan Cirrus kali ini.
Tak adil? Untuknya? Dimana letak ketidakadilan itu?
" Apa maksud Phi?"
" Kau bahkan begitu dekat dengan Phi Macau juga Title, jadi kenapa aku tak boleh menikmati masa mudaku?"
" Ha??"
" Ya, Kau tahu sendiri kalau kau da..."
" Hahahaha... Jadi kau menggangguku selama ini hanya untuk mengatakan omong kosong seperti ini?"
" Omong kosong? Aku bahkan disalahkan oleh semua orang,"
" Lalu,"
" Lalu?"
" Lalu apa hubungannya denganku?"
Cirrus membeku di tempatnya ditatap oleh sepasang mata bulat yang dulu dia ingat betul selalu menatapnya dengan hangat kini berubah datar tanpa ekspresi apapun di dalamnya. Seseorang di hadapannya kini sama sekali berbeda dengan ingatan masa kecil Cirrus.
Sejak kapan mata penuh cahaya itu kehilangan sinarnya, kenapa seakan hanya kegelapan yang menyelimuti mata bulat itu.
Sesuatu dalam dada Cirrus terasa sesak dan tak nyaman dengan fakta yang baru saja dia lihat sendiri.
" Sudah kutegaskan berulang kali padamu Phi, Aku tak lagi ada hubungan apapun denganmu. Jadi.. Baik itu Phi Litle atau Phi Macau, itu sama sekali tak harus kau pedulikan. Jalani saja hidupmu seperti yang selama ini kau lakukan."
Phugun berdiri dari duduknya, menatap datar pria yang terlihat jelas terkejut karena tindakannya. Namun, Cirrus sudah berlebihan baginya.
Dari awal hingga akhir, pria yang dulu begitu dia kagumi juga cintai ternyata tak pernah sedikitpun merasa bersalah padanya. Pria itu justru mencari pembenaran lain bagi kesalahannya.
" Apa dia menyakitimu lagi?"
Phugun membuka matanya dan mendapati seseorang sudah berdiri di hadapannya dengan raut wajah sedikit khawatir.

KAMU SEDANG MEMBACA
Help Me to Hate You..
أدب الهواة" Aku akhiri pertunangan yang sempat terucap antara dirimu juga diriku di masa lalu, Dengan ini kita tak lagi terikat. Kau dan aku hanya orang asing satu sama lain sekarang." Pemuda manis itu mengucapkan kalimat pembatalan pertunangannya dalam seka...