Provokasi yang diucapkan oleh sang kakak, tentu membuat getaran dalam diri Title semakin geram dan tak terkendali.
Title segera meraih tubuh Phugun yang masih belum mengeluarkan suaranya dan mengangkatnya dalam satu kali percobaan, lalu melarikan diri ke kamar pria tersebut.
Teriakan Vegas bahkan tak dihiraukan sama sekali oleh Title.
Pria itu akan membuat Phugun memilihnya dan jika mungkin Phugun berpikir untuk tak memilihnya, maka Title hanya harus memastikan bahwa pilihan pemuda manis tersebut hanya akan selalu dirinya. Dan tak ada yang lain.
Blam!!
Suara pintu yang ditutup begitu kencang terdengar keras menusuk gendang telinga. Phugun diletakkan di atas ranjang dengan hati-hati meskipun pemuda manis itu bisa melihat dengan jelas kalau ada kekesalan juga amarah dari raut wajah pria yang baru saja menurunkannya.
Klik
Phugun meneguk ludahnya kasar ketika punggung yang membelakanginya itu terdiam di depan pintu setelah mengunci rapat persegi panjang yang menjadi jalan satu-satunya bagi dirinya untuk keluar dari dalam kamar ini.
" Apa kau berpikir untuk mundur sekarang?" Suara rendah yang mendebarkan tapi juga menakutkan mengusik Phugun
" T-Tidak Phi,"
" Kau yakin?"
Tenggorokannya kering dan seketika hanya anggukan kepala yang bisa dia lakukan sebagai jawaban atas pertanyaan pria di hadapannya.
Wajah itu perlahan melunak, otot halus yang tadi samar terlihat kini mulai sepenuhnya menghilang. Terganti oleh sebuah senyum tipis yang terbit karena sosok manis yang memandangnya ketakutan namun tetap menggemaskan.
Title sudah lupa pemikiran yang tadi berkecamuk di dalam kepalanya hanya karena penampilan Phugun saat ini.
Yang dia inginkan sekarang hanya perlu membuat Phugun akan terus melihatnya dan selalu melihatnya.
" Apa aku menakutimu?" Tanya Title mendekat dan mendapat gelengan kepala dari Phugun
" Bagus. Aku tak ingin membuatmu takut padaku, aku hanya tak mau kau goyah jika berada terlalu lama disana."
" Aku tahu kalau kau memilih..."
Ucapan Title terpotong karena bibir lembut yang memblokir kalimatnya untuk keluar. Sentuhan lembut itu datang tanpa Title harus meminta atau membuat pemuda manis itu kembali kehilangan kesadarannya.
Ini kedua kalinya Phugun menciumnya dengan kehendak pemuda itu sendiri.
" Apapun yang terjadi, Aku telah memilih Phi. Phi sudah membuat tanda di sekujur tubuhku, mana bisa aku memilih orang lain?" Phugun bersedekap sembari memalingkan wajahnya mencoba untuk merajuk
Perasaan gelisah yang tadi begitu menyiksa Title kini menghilang sepenuhnya. Dengan gemas Title meraih tubuh Phugun dan membawanya ke dalam pelukan erat.
" Aku juga tak ingin memberikanmu pada yang lain. Oh.., Apa perlu aku setiap hari menyulam tanda di tubuhmu, agar tak ada pria yang berpikir untuk merebutmu dariku?"
" Iihhh.... Tak mau. Phi pikir aku ini sejenis macan tutul?" Kesal Phugun dengan ide gila Title
" Kalau begitu aku akan merantai mu saja."
Phugun segera bangkit menjauh. Bulu halus di tubuhnya berdiri karena ngeri membayangkan Title yang benar-benar akan merantainya.
Apa sekarang dirinya salah masuk sarang psikopat,
KAMU SEDANG MEMBACA
Help Me to Hate You..
Fanfiction" Aku akhiri pertunangan yang sempat terucap antara dirimu juga diriku di masa lalu, Dengan ini kita tak lagi terikat. Kau dan aku hanya orang asing satu sama lain sekarang." Pemuda manis itu mengucapkan kalimat pembatalan pertunangannya dalam seka...