4.

300 52 32
                                    

Ada yang orang lain tak tahu kebiasaan Phugun selama tiga tahun terakhir dan hanya diketahui oleh kerabat jauh Cirrus.

Hari ini merupakan hari dimana kedua orang tua beserta kakak tercintanya pergi meninggalkan sosok cantik yang harus hidup sebatang kara. Tiada siapapun tempatnya mengadu dan berkeluh kesah.

Suara hingar bingar yang seharusnya penuh oleh kumpulan manusia kini sepi hanya terisi satu orang yang duduk di depan meja bartender dengan beberapa gelas minuman di hadapannya.

Seorang pria tampan berjalan dengan setelan jasnya memasuki sebuah club malam yang kosong tanpa penghuni. Hanya ada beberapa pelayan dan seorang pengunjung.

" Sudah.." Tangan yang lebih besar berotot menghentikan pemuda cantik yang hendak membawa gelas minumannya pada bibirnya

" Kau sudah datang Phi?" mata pemuda cantik itu masih mengenali pria tampan yang datang ke tempatnya berlari

" Hmm.. Mau pulang sekarang?" tanya Macau, mengambil tempat di sebelah Phugun

" No. Aku masih ingin disini." tolak Phugun menggelengkan kepalanya

" Ya sudah," Macau hanya bisa mengambil nafas panjang dan membiarkan pemuda cantik itu melakukan apa yang dia inginkan

Awalnya mereka bertemu secara tak sengaja di club ini disaat Phugun yang sudah mabuk berat, hingga kejadian itu terulang di tahun berikutnya dan setelah itu Macau mengambil keputusan untuk menyewa club secara penuh disaat Phugun menghabiskan waktunya.

Pria tampan itu tentu tahu kalau pemuda cantik yang sedang tak bisa berpikir jernih itu merupakan tunangan adik sepupunya, Macau ingin mengungkapkan fakta betapa rapuhnya pemuda cantik itu pada kelurga Cirrus. Namun Phugun meminta dengan berat kalau dirinya tak ingin siapapun tahu kelakuannya yang seperti orang gila ketika hari kematian keluarganya datang.

" Aku.. Aku sudah bertahan dengan baik sampai saat ini," Phugun mulai meracau

" Aku.. Aku sendiri, semua meninggalkanku." Macau bisa melihat air mata itu mulai terjatuh

" Apa yang terjadi?" Macau tak tahan untuk tak bertanya

" Aku dan dia sudah berakhir. Tak ada lagi alasan aku bertahan." gumam Phugun dan Macau mulai tak mengerti sekarang, dia siapa yang dimaksud Phugun

" Phi.." Phugun menoleh memanggil  Macau

" Apa aku boleh menyusul Ayah juga Pa?" tangan halus itu memegang sisi jas Macau dengan putus asa

" Apa yang kau katakan Phu?!" Macau meninggikan suaranya terkejut

" Aku lelah Phi.. Aku sendiri.. hiks, hiks, hiks.."

" Aku benci kenyataan! Aku benci Ayah! Aku benci Pa! Aku benci Phi! Aku membenci semua orang!!!"

" Aaaaaaaaaarrrgghhhh...." jerit Phugun semakin membuat kusut pakaian Macau

Sudah tiga tahun terakhir Macau melihat bagaimana Phugun melewati tahun penuh luka yang dia ingat dalam memori otaknya, namun kali ini merupakan tahun terparah menurut Macau.

Biasanya Phugun hanya akan meminum hingga mabuk dan pulang ke apartemen yang tak diketahui siapapun kecuali Macau yang juga tanpa sengaja mengantar Phugun hari itu, lalu pemuda cantik itu menangis terisak memukul dadanya berulang tanpa mengeluh.

Jadi mengapa kali ini berbeda?




Macau membantu Phugun pulang ke apartemen miliknya, dan mulai akan berbalik pergi. Suara jerit dan tangis terdengar memilukan, meskipun sudah bukan pertama kali Macau mendengar tangisan Phugun, tetap saja hatinya ikut tak nyaman.

" Papa kenapa tak mengajakku juga? Aku lelah sendirian Pa.. Aku sakit.. Tak bisakah kalian menjemputku?" lirih yang masih bisa terdengar oleh Macau dari balik pintu










Sebuah hotel ternama terlihat sibuk dengan beberapa pelayan yang mondar mandir mengatur jalannya acara kali ini. Malam ini sebuah perusahaan besar akan melakukan pesta ulang tahunnya di hotel ini, yang tentu saja tak boleh ada kesalahan kecil terjadi.

" Kau juga datang Phi?" seorang pria menyapa pria tampan lainnya yang baru kali ini dia lihat ada di acara perusahaan keluarganya yang berada di Thailand

" Mmm.. Kau juga, Kau sendiri?" tanya Cirrus pada salah satu sepupunya

" Ya. Daddy sedang tak bisa datang, jadi aku yang harus menggantikannya." jawab Pepper pada Cirrus yang dibalas anggukan

Tak lama suasana mulai penuh oleh semua tamu undangan yang terdiri dari relasi Vegas. Hingga pria paruh baya yang masih nampak gagah diusianya yang tak lagi muda itu berdiri diatas podium.

" Terimakasih untuk semua yang hadir pada malam hari ini, hari ini akan ada dua pengumuman penting yang akan saya sampaikan." semua orang mulai menantikan pengumuman apa yang akan diberikan oleh pria berpengaruh di Thailand tersebut

" Yang pertama, Pertunangan putra sulung saya Cirrus dengan putra mendiang sahabat saya Phugun telah berakhir. Keduanya sepakat untuk membatalkan pertunangan yang sempat terjadi di masa lalu."

Semua orang terkejut begitu pula Macau, sekarang pria tampan itu tahu alasan kenapa Phugun terlihat rapuh malam itu. Jadi semua karena hal ini yang menambah beban pikiran si cantik.

" Dan yang kedua.." Vegas menjeda kalimatnya tepat diiringi langkah kaki jenjang yang membelah kerumunan dan naik ke atas podium mendekat pada Vegas, walinya

" Sini sayang," Vegas mengulurkan tangan pada Phugun yang menyambut uluran tangannya

" Perusahaan MG Corps mulai sekarang akan dimbil alih langsung oleh pemilik sesungguhnya."

Lagi, pengumuman kedua juga tak kalah mengejutkan bagi semua orang termasuk Cirrus. Dirinya tak menyangka Phugun akan mengambil alih perusahaan kedua orang tuanya malam ini. Dan ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.

Setelah kejadian Cirrus tak sadarkan diri hari itu, pria tampan tersebut merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya. Namun Cirrus terus saja menyangkal semuanya, dirinya hanya berpikir mungkin ini memang waktu yang tak tepat untuk melakukan kegilaannya tersebut.

Hanya saja ketika malam ini melihat wajah cantik Phugun, bagian dalam dirinya yang entah bagaimana seperti tak merespon mulai perlahan menunjukkan kembali eksistensinya.







Phugun tersenyum cantik menanggapi beberapa orang yang terlihat ramah menyapanya, dan sekarang setelah pengumuman batalnya pertunangannya dengan Cirrus mulai diresmikan, semua pria satu persatu menunjukkan dirinya secara terang-terangan agar ternotice oleh si cantik.

" Kau begitu bersinar hari ini," Phugun menoleh mendapati pria tampan yang datang ke arahnya

" Tentu, Phi bisa lihat bukan?" senyum Phugun menanggapi ucapan Macau

" Mau pergi ke lain tempat bersama?" tawar Macau yang tahu kalau senyum dari sosok cantik itu hanyalah sebuah formalitas

" Yes, Please.." Phugun mengulurkan tangannya dan Macau menyambut uluran tangan lentik itu, membawanya menjauh dari para pria muda yang hanya bisa melihat saja tanpa bisa mencegahnya

Pemandangan bagaimana Phugun pergi dengan salah satu sepupunya mengusik ketenangan Cirrus. Pria tampan tersebut mengepalkan tangannya menahan sesuatu yang bergejolak dari dalam hatinya.

" Phi tak harus memasang ekspresi seperti itu," Tittle menggoyangkan gelas wine di tangannya melihat perubahan raut wajah sang kakak

Cirrus menatap tajam adiknya yang seolah tak gentar dengan tatapannya.

" Kalau Phi lupa, Phi sendiri yang membuang permata dalam genggaman Phi." smirk Tittle meremehkan kemarahan sang kakak

Cirrus tak ingin lagi berada di tempat yang membuatnya sesak, dirinya berjalan pergi.

" Aku juga akan mengejarnya mulai sekarang karena dia bukan lagi milikmu." Cirrus menghentikan langkahnya mendengar ucapan sang adik

Samar ingatan Cirrus kembali ke masa lalu, dimana Tittle selalu cemburu dengan kedekatan Phugun bersamanya yang dia artikan Tittle menginginkan perhatiannya, namun ternyata semua salah. Adiknya itu lebih menginginkan miliknya.







tbc

Help Me to Hate You..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang