Keluarga prik

6 1 0
                                    

Sore itu, sekitar pukul setengah 4 Zaline berada di depan gerbang sekolah menunggu jemputan dari mang Agus. Sembari menunggu jemputan, Zaline yang fokus dengan ponselnya, dikejutkan dengan kedatangan Echa.

"nunggu mang Agus Lin?" tanya Echa yang sebenarnya tau, namun masih tetap bertanya.
"menurut lo?" balas Zaline yang ogah-ogahan menjawab pertanyaan Echa
"mana tau lo nungguin tebengan adek kelas lagi" ledek Echa
"ga usah aneh-aneh ya Ca, mendingan lo pulang, noh supir lo udah jemput" ujar Zaline sembari menunjuk ke arah mobil yang berhenti tepat didepan mereka.
"hihiw, yaudah gw duluan ya. Atau lo mau barengan sama gw?" tawar Echa
"gak deh Ca, bentar lagi mang Agus juga nyampe" tolak Zaline
"jangan bilang ntar lo mau pulang bareng sama sijapin" cibir Echa,sembari naik ke atas mobilnya
"LEMES BANGET MULUT LO" teriak Zaline kesal.


Tanpa Zaline sadari, Zaveen yang sebelumnya ingin menegur Zaline pun dibuat tersenyum melihat Zaline yang berteriak ke arah mobil Echa. Saat menengok ke belakang, Zaline melihat kehadiran Zaveen yang tepat berada di belakangnya.

"eh Vin, mau pulang?. Mana motor lo?" tanya Zaline yang keheranan melihat Zaveen tanpa motornya.

"saya gak bawa motor kak" jawab Zaveen
"ohh, lagi nungguin jemputan juga ya Vin" lanjut Zaline
"gak, saya jalan kaki kak" timpal Zaveen
"lahh, kan rumah lo searah dengan rumah gw, lewat jalan Sudirman" bingung Zaline
"hm anu itu kak, sebenarnya rumah saya, deket dari sini" jelas Zaveen sembari mengaruk pelipis matanya yang tidak gatal

"jadi kemaren lo udah ngantar gw jauh-jauh dong, kenapa lo gak bilang sih Vin, kan gw jadi gak enak gini" sungkan Zaline
"eh gapapa kak, kemaren aku juga ada keperluan lewat sana kok kak, jangan sungkan" ucap Zaveen
"kayaknya rumah kamu memang deket banget ya Vin, sampe jalan kaki gini, hehe" ujar Zaline sambil nyengir-nyengir memperlihatkan giginya yang rapi.


Zaveen yang melihat Zaline tiba-tiba nyengir seperti itu membuat jantungnya tidak aman, dia langsung mengalihkan pandangannya kebelakang dan tersenyum salting, sambil mengucap dalam hatinya.
"astaughfirullah, maapkan hambamu yang ga sengaja melihat keindahannya" batin Zaveen.

"hem hem, i-iya kak. Gang depan persimpangan, masuk dalam deket kok" kata Zaveen yang mencoba menahan saltingnya.
Zaline menanggapinya dengan anggukan.

"yaudah saya duluan dulu ya kak" lanjut Zaveen
"eh iya Vin, jemputan gw juga udah datang nih" timpal Zaline

Akhirnya Zaveen pulang dengan jalan kaki, sementara Zaline segera dihampiri oleh mang Agus.

"Udah lama nunggu mamang neng?" tanya mang agus sembari membukakan pintu mobil untuk Zaline.
"gak kok mang, baru pulang juga soalnya" jawab Zaline.





Sesampainya di rumah, Zaline melangkahkan kaki melewati pintu dan mulai memasuki area ruang tamu, Gadis itu melihat pemandangan yang biasa dia lihat setiap harinya. Pemandangan dua makhluk berjenis kelamin laki-laki yang tengah sibuk melakukan kegiatan mereka, siapa lagi kalau bukan bang Rey dan papanya.
Setiap kali Zaline melihat mereka mabar alias main bareng, Zaline dibuat kebingungan karena papanya main Mobile Legend, sedangkan abangnya main Free Fire.

"udah jam berapa sekarang Rey?" tiba-tiba papa bertanya pada bang Rey.
"jam berapa sekarang dek?" cletuk Rey yang melempar pertanyaan itu kepada Zaline yang duduk di sofa yang sama dengan mereka.
"ck, sibuk banget sampe gak bisa liat jam dihp sendiri" timpal Zaline
"udah jawab aja dek, tinggal jawab aja susah, gak liat nih kita lagi mabar" lanjut Rey
"iya iya, sekarang jam setengan 5" jawab Zaline seadanya.

"atu kali match lagi aja ya Rey, kan jam 5 upin-ipin" lagi-lagi papa bersuara
"yoi paps" singkat bang Rey.



Zaline kembali geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua laki-laki itu, selain main game yang beda server tapi dibilang mabar, mereka berdua juga punya tontonan yang sama-sama mereka suka, yaitu upin-ipin lanjut Adit Sopo Jarwo, Zaline sampai terherman-herman melihat mereka bedua yang klop banget.

"orang aneh, sejak kapan Mobile Legend sama Free Fire bisa mabar" ujar Zaline
"lah ini kita lagi mabar" timpal  bang Rey
"ya gak bisa lah bang, kan beda server, sejak kapan juga mereka colab" balas Zaline
"dek, adek liat kita ngapain?" tanya papa
"lagi main" singkat Zaline
"papa lagi main sama siapa coba?" tanya papa lagi
"sama abang" jawab Zaline
"nah itu namanya main bareng dek" terang papa
"aishh terserah papa sama abang aja deh adek bingung, adek jelasin pun yang adek maksud, papa sama abang pastiiiii aja punya alesan yang lain" kesal Zaline.




Tak ingin mengganggu mereka berdua yang lagi 'mabar' itu, Zaline lebih memilih untuk pergi ke kamarnya untuk melanjutkan drakornya yang sempat tertunda. Saat Zaline tengah asyik-asyiknya nonton drakor, dia mendengar suara mama yang menggema dari arah luar kamar, sontak Zaline langsung melompat dari atas kasur dan pergi meninggalkan kamarnya untuk menghampiri mama.

"mamakuu, hari ini mama bawa  jajanan apa?" tanya Zaline sembari memeriksa kantong kresek yang dibawa oleh mamanya.

Mamanya Zaline adalah seorang dokter gigi yang bekerja disebuah rumah sakit yang tidak terlalu jauh dari rumah mereka. Kebiasaan mamanya yang selalu membawa jajanan setiap kali pulang bekerja, membuat Zaline selalu excited saat menantikan kepulangan mamanya.

"taraa, mama beli batagor, telur gulung, sama pentol" seru mamanya
"wahh, bang Rey sama papa gak usah dikasih ya ma" ujar Zaline ambil mencibir kearah keduanya yang tengah sibuk nobar upin-ipin.

"loh kok gitu, gak adil dong, ya kan pa" bantah bang Rey, yang disusul anggukan dari papanya
"kenapa mereka gak dikasih Lin?" tanya mamanya
"habisnya mereka ngeselin ma" timpal Zaline
"yaudah, kalau mereka ngeselin ga usah dikasih deh, yok ikut mama ke dapur, mama pengen masak buat makan malam" ajak mama sembari memasang wajah mengejek papa dan bang Rey, Zaline yang mendapat dukungan dari mamanya, semakin menjadi-jadi mencibir papa dan bang Rey.

"paps, kita jajan juga yuk" ajak bang Rey
"nih duitnya, kamu yang pergi ya" ujar papa
"lah kok Rey yang pergi sih pa" tolak bang Rey
"trus? papa yang harus pergi gitu? kan papa lagi nontonin itu tuh upi-upin and the gang lami main masak-masak sama si yaya" terang papa
"hah? yaya? paps sejak kapan upin-ipin colab sama boboiboy" gemas bang Rey
"eh itu bukan yaya? siapa sih namanya, ying?" polos papa
"papss, itu meimei aduuhh" rengek bang Rey mulai frustasi
"oohh meimei, papa lupa hehe" timpal papa sambil cengengesan.







udah deh, capek hehe...
kira-kira bang Rey sama papa juga nonton rainbow ruby gak ya??

Tinggalin komennya ya man-teman, dan juga jangan lupa vote, supaya aku lebih semangat lagi nge up ceritanya, makasiiii, wopyuu


Zaveen Untuk ZalineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang