Soccer Girl

5 1 0
                                    

"OOO OO Yaaakk aaihh" teriak Echa yang saat itu Zaline tidak berhasil mencetak gol ke gawang lawan.
Setelah beberapa saat, Zaline berhasil menggiring bola ke tengah mengobrak-abrik pertahanan lawan, dengan lincah Zaline mempertahankan bola untuk tetap berada di kakinya dan melewati beberapa pemain, yang membuat para suporter kembali berteriak gemas dan sekaligus kagum dengan kemampuan Zaline, dan....

"GOOOOLLL, ZALINEEEE WOOOO" teriak Echa dan para suporter lainya yang menonton.

Zaveen's pov...

Sepasang mata yang sejak tadi tertuju pada Zaline tidak kalah semangatnya menyaksikan pertandingan tersebut, bahkan sesekali dia juga ikut berteriak saat Zaline mencoba berkali-kali menerobos gawang lawan namun gagal, dan saat tendangan Zaline berhasil lolos ke gawang lawan, pria itu pun juga ikut berteriak sembari menarik tangan temannya yang berada tepat disampingnya dan melompat-lompat kegirangan, hingga membuat temannya keheranan melihat reaksi berlebihan seperti itu.

"apesih Vin sampe segitunya" heran temannya, yapp pria itu adalah Zaveen yang saat itu jamkos dan ikut menyaksikan kegiatan olahraga dari kelas Zaline dipagi Sabtu yang cerah itu.

"hm i-itu gw seneng banget liat golnya" jawab Zaveen gelagapan saat dia juga menyadari reaksinya itu berlebihan
"lo suka sama golnya atau suka sama orang yang ngegolin?" goda Rian sahabatnya Zaveen.

seketika Zaveen kembali ke mode coolnya.
"hem, lo ga liat yang ngegolin itu cewek Yan?, masa tu cowok-cowok kalah sama cewek" jelas Zaveen dengan ekspresi datarnya mencoba untuk tenang, padahal hatinya udah jedag jedug ga karuan.
"oh jadi itu alasan lo, yaudah gw terima. Tapi, gw ga terima ya kalau lo suka sama tu kakel" ujar Rian
"kenapa emang? gw ga boleh suka sama dia gitu?" balas Zaveen dengan ekspresi tidak terima.
"anjayy, biasa ajakali mukanya Vin, suka bilang aja. Lagian gw cuma ngetes lo tadi. hahaha" Ejek Rian yang tertawa puas mengerjai Zaveen.
"gak, gw gak suka" timpal Zaveen
"eh gak boleh gitu Vin, ntar lo kemakan omongan sendiri. Cantik loh itu kak Zaline" lagi-lagi Rian membuat jantung Zaveen tidak aman.
"terserah lo deh" tukas Zaveen berbalik badan sembari melepaskan senyuman yang udah dia tahan sedari tadi, dan meninggalkan Rian yang masih ketawa-ketawa disana.

Zaveen's pov end...

Zaline dengan semangat berlari ke arah Echa yang duduk di pinggir lapangan sambil sesekali merapikan hijab yang masih terpakai di kepalanya.

"udah lo masuk timnas aja Lin" puji Echa yang sebenarnya itu juga berlebihan.
"ahh bisa aja lo Bohay" ujar Zaline sambil mesem-mesem.

"gila lo Lin, belajar dari mana lo main kek gitu?" tanya teman laki-laki Zaline yang bermain bersamanya tadi.
"ck, gw juga ga sehebat itu kalii" balas Zaline.

"udah udah, kalian sekarang ganti baju, jam olahraga sudah habis" ujar pak Putra guru olahraga mereka.
"Zaline kamu gak mau gitu bapak ajak masuk ke tim sepak bola cewek gitu? bapak bisa loh daftarin kamu" Lanjut pak Putra sembari melirik kearah Zaline.
"gak pak, saya gak mau jadi atlet.hehe" jawab Zaline sambil cengengesan.

Walaupun saat itu hanya jam pelajaran olahraga seperti biasanya, namun kemampuan seorang Zaline selalu mendapat perhatian dari guru olahraga yang mengajarnya. Karena Zaline sangat mencolok, tadi hanya Zaline sendiri yang ikut bermain bersama teman-teman lelakinya.
Saat dirinya masih duduk dikelas 10, Zaline juga pernah ditawari untuk menjadi atlet, namun Zaline menolaknya. Jujur, olahraga adalah kegemaran Zaline sejak kecil, dan semenjak kecil pun Zaline selalu mendapatkan suport penuh dari orangtuanya. Zaline telah menentukan cita-citanya yaitu suatu saat nanti dia ingin menjadi seorang duta besar. Oleh karena itu dia selalu menolak setiap kali dia ditawari untuk menjadi seorang atlet.

Setelah bebersih dan mengganti pakaian, Zaline dan Echa bergegas untuk kembali ke kelas,untuk melanjutkan pelajaran selanjutnya. Tapi ditengah perjalanan Zaline dihadang oleh lelaki yang tidak asing baginya.

"pasti capek deh, nih minum" ujar Alan sembari menyodorkan botol air mineral kepada Zaline.
"makasih Al" singkat Zaline menerima botol air itu dan tanpa basa basi Zaline menarik tangan Echa untuk pergi.
"lo hebat banget tadi Lin" ucap Alan yang masih mengekor dibelakang.
"hm, makasih Al" balas Zaline yang masih tetap berjalan
"Lin, lo jangan ngehindarin gw gitu dong" hadang Alan sembari menarik pergelangan Zaline

"buset, kaget. Caper banget sih lo Al, lepasin gak tuh tangan sahabat gw" tukas Echa kesal melihat tingkah Alan
"diem lo, gw gak bicara sama lo" ujar Alan pada Echa sambil melepaskan tangan Zaline
"APA, kalau lo nyari masalah sama Zaline, itu sama aja lo berurusan sama gw" semprot Echa
"udah Ca" Zaline mencoba untuk menenangkan Echa
"Lin, kan maksud gw baik sama lo lin, gw tau lo pasti berusaha untuk ngejauhin gw" terang Alan
"dih najis baper banget jadi orang" ketus Echa yang sudah mengepal tinjunya dan berusaha untuk menonjok wajah Alan, namun Zaline menahannya.
"udah Al cukup, apapun itu keputusan gw, gw harap lo ngehargain gw" jelas Zaline dan menarik lengan Echa untuk pergi dari sana.

Sesampainya dikelas, Echa yang masih kesal banget dengan sikap Alan pun, tak sadar dia meninju meja.
"akhh sakit anjir" erang Echa
"kan, ngapain lo ninju-ninju meja segala" timpal Zaline
"gw masih kesal tuh sama si Alan kampret. Percuma punya wajah ganteng tapi kelakuan kek begitu, udah ditolak masih aja mepet-mepet" ocehan Echa
"udah sabar Ca, kok lo yang jadi emosian banget sih" Zaline mencoba untuk menenangkan sahabatnya itu.
"kalau tadi lo gak ngehalangi gw,udah lebam tuh mukanya gw tonjok" lanjut Echa
"ntar kalau dia ngelaporin lo ke polisi gimana?, main sembarangan tonjok anak orang aja lo" canda Zaline
"tapi gw kesel banget liat dia" tukas Echa yang membuat Zaline geleng-geleng liat tingkahnya Echa.

Biasa, mereka emang suka gitu. kalau Echa bermasalah dengan orang lainpun, Zaline juga bersikap sama seperti Echa tadi.

Flashback on...

Pernah waktu kelas 3 SMP, dihari kelulusan, Echa berantem dengan anak kelas sebelah karena salah sangka, saat itu si anak kelas sebelah mengira Echa ngerebut cowoknya, padahal cowoknya itu adalah sepupunya Echa. Anak kelas sebelah itu melabrak Echa ke kelas dan dengan ringannya tangan itu menarik hijab Echa yang membuat hijab itu lepas.
Zaline yang melihat kejadian itu, langsung melancarkan serangannya kepada anak kelas sebelah yang bernama Ranti itu.Zaline juga menarik hijab Ranti dengan kasar sehingga hijab Ranti pun terlepas dari kepala nya. Tak ingin diam melihat temannya diperlakukan seperti itu, teman Ranti juga melakukan hal yang sama kepada Zaline, alhasil mereka berempat tarik-tarikan rambut.

Saat mereka tarik-tarikan rambut, ada seorang guru yang melihat kejadian itu, dan mereka berempat berakhir diruangan BK, saat itu juga orang tua mereka dipanggil, karena mereka sudah membuat keributan saat hari kelulusan dan saat itu mereka berempat juga telah bermain fisik dan menyakiti satu sama lain.

Flashback off...

kalian juga punya temen atau sahabat kek gitu juga gak sih. hehe.





Yaelah sijapin over reaktif banget, pake gaya sok cool segala, padahal mah salting banget ga tuh....

Si Alan ngapain sih gitu amat mainnya, kan jadi bikin Echa pengen nabok...

Zaveen Untuk ZalineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang