Gabut

2 2 0
                                    

Para siswa hari itu dipulangkan karena guru ada rapat, karena itu Echa dan Zaline lebih memilih untuk menghabiskan waktu berbelanja di mall. Tidak heran keduanya adalah anak-anak orkay, jadi kelayapan di mall sudah menjadi kebiasaan bagi mereka.

Zaline dan Echa mengitari mall dengan sangat excited, pertama mereka pergi ke store sepatu, setelah itu lanjut ke store baju. Mereka yang awalnya hanya menenteng tas sekolah, sekarang tangan mereka pun sudah dipenuhi tentengan.

Saat asik-asiknya berjalan, Zaline melihat ke salah satu arah, sepertinya lelaki itu sangat familiar baginya, Zaline mencoba  menghampiri lelaki itu, dan ternyata benar dia adalah abangnya Zaline, bang Rey.

"keknya ini cocok deh sama gw Lin" ujar Echa sembari melirik kearah Zaline, namun dia tidak  mendapati Zaline disana.
"Lin?, Zaline, kemane nih anak?" teriak Echa sambil mencari kesana kemari.
"HAA, Whatt ada pangeran gw, bentar ngaca dulu kali ya, hm udah cantikkk hihi" celetuk Echa setelah menemukan keberadaan Zaline, tapi dia juga melihat sosok bang Rey disana.

"hm hm, bang Rey ada disini juga?" tanya Echa yang seketika wajahnya terlihat menjadi lesu.

Yapp, bang Rey kala itu sedang bersama seorang gadis.

"iya nih abang gw juga lagi belanja" balas Zaline yang menyadari ekspresi Echa yang berubah
"halo Echaa, adikku temennya adikku" sapa bang Rey seperti biasa,
"hah gimane? adikku temennya adikku?" tanya Zaline heran.
"kan Echa juga udah abang anggap adiknya abang, dan juga temen kamu kan" terang bang Rey.

"deggg, gw ternyata hanya dianggap adik oleh bang Rey selama ini" batin Echa

Walaupun ada rasa kesal dan cemburu, Echa memberanikan diri untuk bertanya kepada bang Rey, siapa perempuan yang sedang bersamnya itu.

"btw, kakak ini cewenya bang Rey ya?" tanya Echa, namun mata Echa tidak bisa berbohong Zaline mengetahuinya.
"ah ya gak lah, ini temen gw Mila,  kita lagi nyari kado buat temen kita yang mau ultah" jelas bang Rey, ada sedikit kelegaan dihatinya Echa, walaupun tadi dengan jelas dia mendengar bahwa dia hanya dianggap adik oleh bang Rey.
"halo saya Mila" lanjut temannya bang Rey

"tuh Ca, bukan cewenya bang Rey kok itu" celetuk Zaline berusaha menyemangati Echa.
Echa hanya menyenggol lengan Zaline.

"yaudah adik-adikku yang cantik abang mau lanjut belanja dulu ya" pamit bang Rey.
"kasih seratus dulu kali bang" pinta Zaline sembari mengulurkan tangannya.
"dih, lo adik gw atau preman sih, pake malak segala" kesal bang Rey.
"ya karna gw adik lo gw berani minta kek gini" tukas Zaline
"la lo la lo, udah minta ga sopan lagi" timpal bang Rey.
"ya lagian abang, orang minta ga dikasih" ujar Zaline
"nih seratus, bagi dua tuh sama Echa" pasrah bang Rey sambil menyerahkan uang kertas berwarna pink itu kepada Zaline.
"aseek, gini dong kalau jadi abang makasii abang ku yang ganteng kayak Tehyung" puji Zaline, sedangkan Echa hanya tertawa melihat tingkah sahabatnya itu.
"dikasih duit dulu baru dibilang ganteng, dah bye" lanjut bang Rey dan pergi meninggalkan Zaline dan Echa.

Bang Rey dan temennya Mila udah pergi, namun Echa sepertinya dilanda galau berat, dan moodnya sudah tidak baik lagi. Saat itu Zaline memutuskan untuk pergi makan saja, karena dia tahu sahabatnya itu kalau lagi kesal pasti bakalan pengen makan.

"Lin kita...." ucapan Echa yang terputus karena diinterupsi oleh Zaline.
"makan yok" ajak Zaline, Echa  pun tersenyum karena sahabatnya itu peka.
"hehe lo peka banget sih, makin sayang deh gw sama lo" ujar Echa mencoba untuk memeluk Zaline.
"iuhh, lo gak usah suka sama gw, cukup sama abang gw aja" tolak Zaline saat dirinya akan dipeluk oleh Echa.
"ishh, lagian abang lo tu, nganggep gw adeknya" kesal Echa sambil mengerucutkan mulutnya.
"ya kali dia nganggep lo kakaknya" canda Zaline.
"becanda lo, gw lagi galau juga. gw suka sama abang lo titik" tukas Echa kelas.
"yaudah ayo makan, isi perut dulu kita" timpal Zaline yang langsung menarik tangan Echa.

Zaveen Untuk ZalineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang