TOD

4 1 0
                                    

Pagi yang cerah dihari Rabu, diawali dengan kedatangan Dito ketua kelasnya Zaline yang mengumumkan bahwasannya jam pelajaran pagi itu ditiadakan alias jamkos karena guru yang harusnya mengajar hari itu izin karena sakit.

Riuh suara para pemburu nilai dikelas itu mulai terdengar, terlalu jahat rasanya jika para siswa itu bersyukur saat gurunya sakit, namun apalah daya anak sekolahan jika ada jam kosong, pasti semuanya bersorak kegirangan untuk merayakannya, tidak peduli apapun alasan guru itu izin.

"wuuuu jamkos jajamkos jamkos jajamkos" nyanyian Echa sambil berjoget kesana kemari.
"sekkk asekk wuhuu" timpal Zaline yang tak kalah semangat.
"2 jam kan ketua?" tanya Echa pada Dito sang ketua kelas.
"yoii breey 2 jam" balas Dito.
"ketuaa gak bisa diusahain 3 jam gitu" sambut Zaline.
"ck, udah untung jamkos 2 jam, eh malah ditawar 3 jam" celetuk Echa.
Dito hanya menanggapinya dengan tertawa.
"yakalii ada 1 jam tambahan" ujar Zaline.

"ges ges mumpung jamkos, siapa yang mau ikut main TOD?" teriak Echa.
"akuuuu" timpal Zaline yang diikuti oleh teman-teman lainnya yang ingin bermain.
"tapi jangan brisik kali ya brey, ntar gw kepanggil ke kantor karna kelas brisiknya udah kayak pasar" pesan Dito.
"siapp ketuaa" jawab mereka.




Pagi itu ada beberapa siswa yang ikut bermain TOD termasuk Zaline, walaupun sudah diingatkan oleh Dito untuk tidak terlalu ribut, bukan ciwi-ciwi namanya kalau nggak heboh, gimana gak heboh, permainan TOD adalah sebuah ajang untuk membongkar semua rahasia, dan jika tidak mau jujur, maka bersiaplah menghadapi tantangan-tantangan yang menarik.


Satu persatu dari mereka sudah mendapatkan kesempatan untuk jujur dan ada juga yang mendapatkan tantangan. Rol besi andalan mereka sudah kembali diputar untuk kesekian kalinya, beberapa pasang mata itu memperhatikan dengan seksama perputaran rol. Dan akhirnya rol itu berhenti pada seseorang, yang membuat para ciwi-ciwi itu heboh gak karuan.

"ZALINEEE" teriak mereka yang mendapat lirikan maut dari Dito.
"husstt, gak usah teriak-teriak gitu juga kali" timpal Zaline
"Truth or Dare?" tanya Echa.
"Truth aja Lin"
"iyaa, kapan lagi lo jujur-jujuran ama kita"
"Truthh aja udahh" ujar para gadis itu.

"gila, kepo amat. Yaudah truth, lagian gw gak punya rahasia juga" balas Zaline
"siyaapp" timpal mereka kegirangan dan mulai berdiskusi untuk mencari pertanyaan yang pas buat Zaline.

"lo sekarang pasti lagi deket sama cowok yang namanya Zaveen kan? yang adek kelas itu" tanya Rayya teman sekelas Zaline.
"iya benar, dan bukan hanya dia gw deket sama semua orang" jawab Zaline dengan santai.

"ih gak betul ini info lo Ca" ujar Rayya pada Echa
"lemes betooll mulut ni anak, sahabatnya sendiri pake di gosipin segala" sambung Zaline.
"maap Lin, namanya juga maenan ini" bela Echa sembari senyam-senyum.



Tidak berhenti di Zaline, Rol keramat itu kembali diputar untuk mencari mangsanya, para gadis yang bermain saat itu sudah greget akan siapa lagi target berikutnya. Rol keramat itu pun berhenti tepat didepan seseorang yang lagi-lagi membuat semua orang bersorak lagi.

"ZALINEE LAGIII" teriak mereka.
"kalau sekali lagi kalian teriak kayak gitu, gw ambil ya rol keramatnya" tegas Dito yang sudah mulai kesal.
"ampun ketuaa, gak lagi kok" balas Echa

"nah kali ini dare aja deh ya Lin" ujar Echa, yang sudah memikirkan tantangan apa yang akan dia berikan kepada Zaline.
"lah, kok lo yang ngatur" balas Zaline
"kan biasanya lo sipaling dare" timpaal Echa
"bener Zaline sipaling berani nerima tantangan" kompornya Angel.
"ayoklahh dare aja" lanjut yang lainnya.

"Okeeh dare" jawab Zaline dengan lantang. Disamping itu Echa udah mulai senyum-senyum gak jelas melihat ke arah Zaline.
"lo jangan aneh-aneh ya anjir" ujar Zaline.
"lo takut? gugup?" Echa mengejek Zaline.
"alaahh, gini-gini gw berani ya, apa emang darenya, buruan" tantang Zaline.

Zaveen Untuk ZalineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang