Vol I Bagian 4 : Kasta Sosial

106 11 0
                                    

"Besok-besok aku berangkat sendiri saja.."

"Heey~ ayolah, abang kan sudah minta maaf.. lagipula kita sampai tepat waktu, lihat."
Marc menepikan Mobilnya ke area Parkir Mall yang masih sepi. Terlihat beberapa orang berjalan menuju ke Pintu khusus Karyawan yang letaknya berada di Ujung bangunan Utama Mall.

Oh Disana, Marc membatin

"Kita sampai tepat waktu karena beruntung jalanan kota sedang sepi. Aku tidak yakin besok juga sama.. pokoknya aku tidak mau denganmu lagi.. kau hampir membuatku terlambat dihari pertamaku bekerja"
Nanda masih tidak terima. Abangnya ini susah sekali dibangunkan tapi tetap saja bersikeras ingin mengantarnya.

Memang tidak terlambat seperti yang di Khawatirkan, tapi Marc paham betul sikap adiknya yang sangat ter-Organisir. Ia sangat membenci hal-hal impulsif diluar rencana.

"Oke oke, terserah kau saja, tapi pulang nanti tetap abang yang jemput."

"Call, Aku masuk dulu."
Yang lebih kecil tidak terlalu menggrubis dan langsung keluar dari Mercedes G Class milik sang kakak.

Baru beberapa langkah, pemuda yang sudah rapi dengan Seragam Trainingnya (Kaos Polo Hitam - Jeans Slimfit Hitam - Sneakers putih Polos) mendengar seperti ada yang memanggil.
"Naaan...!!!"

Oh.. Itu Chandra. sedikit lega rasanya, setidaknya hari pertamanya ia tidak sendirian.

"Chan, kau mulai masuk Training hari ini juga?"

"No, setelah selesai Wawancara kemarin.. aku dijemput Kepala bagian dan langsung Pengenalan Sales Area. Hari ini aku sudah mulai bekerja, kau tahu.."
Chandra sedikit menyesuaikan langkahnya dengan Nanda.

Kedua pemuda berusia 17 tahun itupun berjalan beriringan diselingi dengan obrolan kecil.

Nanda tidak fokus dan hanya menanggapi ocehan Chandra seadanya. Agaknya ia tetap merasa sedikit gugup.
Didalam otaknya berputar berbagai macam pertanyaan..

Bagaimana jika orang-orang tidak menyukainya?
Bagaimana jika di hari pertamanya dia justru mengacau dan diberhentikan paksa?.
Bagaimana jika-
Bagaimana-BEEEP..!!

Lamunan pemuda itu buyar saat mendengar Klakson dari mobil sang kakak yang baru saja melewatinya.

Karena letak pintu Khusus Karyawan agak di ujung bagunan, Mobil yang masuk harus memutar lumayan jauh jika hendak keluar.

Nanda tersenyum kecil dan melambaikan tangan pada kakaknya yang kembali membunyikan Klakson.
Dasar menyebalkan..

Chandra yang melihatnya tanpa Babibu langsung bertanya kepo
"K- kau, berangkat naik itu?"

"Iya, kenapa?"
Anak ini malah bertanya balik. Pasalnya chandra memberikan tatapan aneh yang sulit di deskripsikan.

"Heol.. kau anak Orang kayaaaa!!"

Nanda mendengus. anak ini sungguh berlebihan

"Yang kaya itu Orang tuaku lho.. Aku tidak punya apa-apa"

"Kau gila? Orang tua bekerja untuk anak mereka, kau pikir istilah Ahli waris itu apa? Tunggu sebentar, apa kau sedang bertengkar dengan Orang tuamu? Seperti yang di Drama-drama.. kau memutuskan bekerja sendiri karena menentang keputusan sepihak dari Orang tuamu, benar?"

Belum sempat menjawab, pemuda disampingmya sudah bicara lagi.
"Jadi apa? Apa mereka memaksamu menikah dengan orang Asing untuk Kepentingan bisnis?
Atau, Papamu memaksamu meneruskan Usaha yang tidak kau gemari? Apa?? Cepat katakan padaku."

"Tidak ada, bodoh.. aku ingin bekerja. Itu saja"
Lama-lama Nanda jengah juga mendengar ocehan manusia disampingnya ini.

"Damn.. kau sangat Misterius, dan Aneh, dan Cantik"
Chandra mengecilkan suara dibagian akhir kalimatnya

Nanda (Nomin AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang