Vol II Bagian 4 (14) : Roommate

62 8 0
                                    

Jebranne sadar betul hubungannya dengan Nanda sedang tidak baik dalam hal yang bahkan ia sendiri tidak tahu.

Secara tiba-tiba Nanda mendiamkannya, Jebranne tidak bodoh untuk menyadari itu. Meskipun interaksinya dengan pemuda itu hanya sebatas basa-basi saat tidak sengaja bertemu, namun sebelumnya anak itu biasa saja.

Ceria, penuh senyum dan selalu memberinya getaran hangat yang menyenangkan saat ia bersama Pemuda yang kini berambut Pink tersebut.

Semuanya berubah.
Entah itu Jebranne yang sudah berbuat salah, atau Nanda yang memang tidak lagi ingin berurusan dengannya.

Jebranne mengetukkan sebatang Rokok pada telunjuk tangannya membuat abu diujung benda berasap itu berguguran.
Sekarang Pria itu sedang duduk di Jendela yang ada di Lorong kamarnya dan Nanda.

Mungkin memang di desain untuk duduk, Jendela-jendela yang berjejer di Lorong lantai dua itu memiliki bentuk yang lebar dengan tepian berbentuk seperti balkon yang lumayan nyaman. Jebranne mengembuskan Asap dari mulutnya berat.

Huufft...

Ia kembali menyelam di lamunannya tentang Nanda.

Jebranne memikirkan tentang Circle pertemanan Nanda yang memang dipenuhi oleh para Penggosip,
apa mungkin Nanda mendengarkan omongan tidak baik tentang Jebranne sehingga anak itu menjauhinya?

Nanda memang terlihat polos dan mudah dihasut sih.

Bukannya apa-apa.
Jebranne sudah berdamai dengan dirinya sendiri dan memutuskan untuk tidak ingin mengganggu Nanda lagi..
Namun,

Sekarang mereka adalah Roomate.
Jika diteruskan saling diam seperti ini, maka akan sangat menyulitkan satu sama lain kedepannya.

Apakah aku harus tetap diam tidak peduli, atau haruskah aku meluruskan masalah diantara kami?

Tapi, Masalah apa?

Jebranne kembali menghembuskan asap dengan pandangan yang menerawang jauh kedepan.
Pria itu menoleh saat didengarnya suara langkah kaki yang semakin mendekat.

Itu Nanda..

Kamar mereka berada di ujung Lorong, memangnya siapa lagi yang datang selain penghuni Kamar itu sendiri.

Anak itu pasti baru pulang dengan yang lainnya sehabis jalan-jalan malam melihat suasana Kota, Jamal memperhatikan Nanda..

Dengan Hoodie Hijau sage, celana Cargo dan Hoodie hitam yang menutupi Rambut Pinknya, Nanda tampak sangat manis saat melangkahkan kakinya diatas Lantai.

Nanda yang terlihat membawa sekantong besar Belanjaan di tangannya itu sedikit menonjak kaget dan langsung membuang muka begitu menyadari ada Jebranne yang memperhatikannya dari Jendela Lorong.

Cih...
Jebranne mendengus sambil mengigiti bagian dalam mulutnya,

Selalu seperti itu,

Kenapa? Jika Nanda memang tidak mau berurusan dengan Jebranne karena alasan Pria ini Cuek, Dingin, dan Antisosial, seharusnya Nanda bersikap biasa saja kan? Tidak perlu sampai membuang muka setiap kali ia berpapasan dengan Jebranne.

Sebegitu jijik kah kau sampai-sampai tidak mau melihatku?

Jebranne menyaksikan pemuda tersebut mempercepat langkahnya lalu setelahnya hilang dibalik pintu kamar yang langsung ditutup Rapat.

Hufft, Jebranne tidak membawa kunci Kamarnya, akan sangat menyusahkan jika Nanda memutuskan Untuk mengunci dari dalam..

Bahkan untuk mengingatkan Nanda agar jangan mengunci pintu saja Jebranne merasa Sungkan, biarlah jika memang Nanda mengunci kamar mereka dari dalam, ia masih bisa tidur di Sofa Ruang tengah.

Nanda (Nomin AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang