"Ahh, hujan.."
Nanda bergumam saat berjalan menuju pintu Keluar khusus Karyawan setelah hari pertamanya bekerja selesai. Seharusnya Marcus, sang Kakak sudah menjemputnya sore itu.
Apakah jalanan sedang Macet?Nanda melipir ke area Loading Dock yang memiliki halaman luas dengan bertutup Kanopi, disana ia aman dari cipratan air Hujan yang terasa semakin deras.
Bajunya bisa basah kuyup jika ia tetap menunggu di depan Pintu.Disana Nanda melihat seorang pria yang sedang duduk diatas Undakan depan pintu Loading dock sedang memainkan Handphone. Sebatang Rokok terapit diantara jari tangannya.
Mas Jebranne, batin Nanda saat matanya sudah jelas melihat siapa pria tersebut."Lumayan deres ya hujannya.."
Jebranne membuka tanya. Ia memperhatikan Nanda sejenak. pemuda itu berdiri berbalut Hoodie Oversized Hijau Sage yang menutupi segaram trainingnya yang berwarna hitam.
Pemuda itu memeluk tubuhnya sendiri menahan dingin.
Lucu Jebranne membatin."Eh Mas je, iya mas."
Jebranne membuang sisa Rokoknya cepat saat Nanda berjalan mendekat kearahnya.
"Menunggu jemputan, atau piye?" Pria itu mencoba mengalihkan atensi yang lebih muda."Iya mas, kakak saya masih dalam perjalanan kemari.."
Mendengar itu, Jebranne sedikit menggeser tubuhnya
"Ooh, yasudah duduk sini dulu, to.." ucapnya.Nanda dengan senang hati menurut saja. Dirinya sudah cukup lelah bekerja seharian ini. Tentu saja ia tidak mau berdiri terlalu lama.
.
.
.Damn it Marc, where the hell are u??!
Batin Nanda menjerit mengutuk kakaknya yang tidak kunjung menampakkan batang hidung.Ia menyesali keputusannya untuk duduk diamping Jebranne karena sekarang dia terjebak berdua dengan pria itu tanpa ada percakapan apapun. For God's sake rasanya sangat Canggung dan tidak Nyaman, dan ia ingin segera pergi dari sana.
"Mas je tidak bawa jas hujan atau bagaimana?"
Setelah lama memutar otak untuk mencari bahan obrolan, hanya itu yang bisa ia ucapkan. Damn it, bahkan suaranya terdengar aneh.Jebranne tersenyum kecil lalu mengantongi Handphone yang sedari tadi ia mainkan. "Tidak begitu, saya masih meng-Cover Teknisi lain yang hari ini ijin tidak masuk." Matanya menatap lurus kedalam manik hazel Nanda.
"Lagi sakit orangnya.." pria itu memutus kontak mata saat dilihat pemuda disampingnya menunduk malu.
How cute.Kembali dilihatnya Nanda yang seperti tidak punya bahan lain untuk dibicarakan, Jebranne pun balik bertanya.
"Bagaimana pengalaman hari pertama kerja disini?""I- Itu, ehmm.. haha begitu saja, saya berkenalan dengan banyak orang sekaligus dalam satu hari.. rasanya lebih melelahkan dibanding pekerjaan saya sendiri."
Rasanya Nanda ingin hilang dari dunia saat ia mendengar ucapannya sendiri. Kini Rasa gugupnya sudah berada di Level yang tidak bisa ia kendalikan, Benar-benar memalukan.Semua itu tidak luput dari mata Jebranne, ia melihat semuanya. Nanda dengan wajah malu-malunya, suara lembut dan nada Gugup bicaranya. Lentik bulu mata Nanda yang mengerjap lucu saat angin sore berhembus, membawa beberapa rintik hujan ikut menerpa wajah cantiknya.
Jebranne sadar betul, bahkan sejak awal ia melihat wajah munggil pemuda disampingnya ini, ia sudah terpesona. Cantik, Jebranne membatin. Cantik sekali..
Hanyut dalam lamunan, Jebranne seperti tersadar, kemudian ia menjawab datar,
"Nanti juga terbiasa.."Eh.. Nada bicaranya berubah. Crap, apa aku salah berucap?
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanda (Nomin AU)
HumorThis is BxB Fanfiction. Kindly leave if you don't like it. Mature Content- bijak dalam membaca👍