Vol II Bagian 3 (13) : Rumor

55 9 0
                                    

.
.
.
08.15 pagi.

Terlihat Ramai karyawan dari seluruh Divisi dengan membawa buku catatatan, berkumpul di Area Hall Lantai satu Mall Skidipapap.

"Berikutnya, Karena Sesion Liburan sudah tiba, saya ingin Area Prime di Isi dengan Tas Wanita, Koper, Dress dan juga Kemeja Pantai.. "

"Miss Nining, silahkan diatur Team-nya. Pemindahan Barang sudah bisa dilakukan Setelah Meeting Pagi ini selesai."

"Baik, Sir..."

Xiao Ning, atau yang biasa dipanggil Miss Nining tersebut mengangguk Paham atas Intruksi yang baru saja diberikan oleh Jamal.
.

Meeting pagi, Sebuah Acara Rutin yang diadakan setiap Pagi sebelum Mall dibuka untuk membahas tentang Omset Mall, Target, dan hal-hal lain yang menyangkut segala sesuatu yang berkaitan dengan Mall Skidipapap.

.
Kebetulan Sir. Jamal yang memimpin Meeting di pagi hari itu.

"Untuk Konsep dan Tata Letaknya, Nanti bisa di Diskusikan Langsung dengan Sir. Nanda.."

Pria berdimple itu mengarahkan Tangannya kearah Nanda yang berdiri tidak jauh darinya, mereka bersitatap dan bertukar senyum setelahnya.

"......"
"Apakah ada yang ingin ditanyakan?"

Jamal mengedarkan pandang pada seluruh Karyawan yang berdiri dihadapannya, ia menyadari keadaan yang tadinya sunyi, kini berubah agak ricuh seperti banyak suara-suara bisikan dan tertawa kecil dari balik kerumunan tersebut.

"Tidak ada?" Suasana kembali hening, Tidak ada yang menjawab. Jamal mendesah pelan.

"Hmmmm... baiklah kalau tidak ada, team Sales Marketing harap diperhatikan Target hari ini Tiga Persen, Upsize sales dan Customer Service ditingkatkan kembali, mengerti?"

"Mengerti Siiir!!!!"

"Oke Rekan-Rekan, Meeting hari ini saya Cukupkan, Silahkan kembali ke Zona masing-masing. Terimakasih..."

Jamal membungkuk sembilan puluh derajat lalu dibalas Tepuk tangan meriah oleh seluruh Karyawan, sebelum akhirnya satu persatu dari mereka meninggalkan area Hall tersebut.

"........"

"Nan..." Jamal memanggil Lembut.
Nanda yang sedang menyapa beberapa Karyawan yang berjalan melewatinya, menoleh cepat.

"Ada apa?" Pemuda berambut Pink tersebut mendekatkan diri.

"Ini.." Jamal langsung menyodorkan lembaran Uang tepat diwajah Nanda,

"Aku akan memberikanmu Sepuluh ribu jika kau mau mencukur habis rambutmu, mataku sakit setiap kali melihat rambut Pink-mu itu, bagaimana?"

Nanda melempar side eyes "Dasar Gila, Sir Jamal saja yang Botak sana.."

Pria itu langsung tertawa cekikikan. Suara Nge-Bass Jamal menggema merdu di area Hall pagi itu.

"..."

"Hihi, ekhm..oke-oke, just Kidding!"
Jamal menahan pundak yang lebih kecil saat dirasa pemuda tersebut ingin pergi meninggalkannya,

Pria berlesung pipi itu hanya bercanda tentu saja.. Nanda tampak sangat mempesona dengan rambut Pinknya, Jamal hanya suka menganggu pemuda mungil tersebut.

menjahili Nanda sangat menyenangkan, Reaksi dan Jawaban Pedas anak itu selalu bisa membangkitkan Moodnya menjadi lebih baik.

Jamal menutupi mulutnya dengan punggung tangan saat Nanda kembali menatapnya sengit.

Nanda (Nomin AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang