Hari Senin adalah hari yang paling tidak disukai oleh sebagian banyak orang.
Hari dimana awal untuk memulai aktivitas seperti biasanya.
Seperti sekolah contohnya.
Banyak motor yang lalu lalang di depan gerbang rumah milik Naya.
Entah itu mobil atau motor bahkan pejalan kaki pun tak sedikit yang lewat.
Namun bukan mereka yang Naya tunggu tunggu.
Ia menunggu jean.nya
Sedari tadi ia berdiri di depan gerbang rumahnya hanya untuk menunggu orang itu.
Berharap motor hitam dan pemilik nya berhenti untuk menjemputnya seperti biasa.
Namun nihil,ia sudah menunggu dari pagi dan jika ia terus menunggu ia akan terlambat ke sekolah.
"Ck yaudah lah berangkat sendiri aja
- pak abin tolong anterin Naya"
"Loh?enggak bareng sama den Jean neng?"
"Enggak,dari tadi gak ada lewat kalo terus nunggu keburu terlambat nantinya,tolong anterin ya pak"
"Oh iya siap neng,bentar saya bawa mobil dulu ya"
"Oke" jawab Naya dengan sedikit anggukan.
.
Naya kira ia akan terlambat,namun ternyata ia sampai 2 menit sebelum bel masuk berbunyi.
"Tumben siang na dateng nya"tanya Lia saat Naya menduduki bangkunya.
"Iya tadi Jean gak jemput Naya jadi siang datengnya"
"Lo nunggu Jean?"
"Iya"
Lia menatap Naya tak percaya.
"Wahhh!!! Lo pacaran ya sama dia!!???"
Naya menatap Lia kaget pasalnya Lia berteriak dan membuat atensi orang orang tertuju pada mereka.
Tukk
Naya menyentil dari Lia cukup keras.
"Jangan teriak ege,gak malu?" Kesal naya kan dia yang jadi malu.dasar
Lia menanggapi itu dengan senyum malu nya dan menatap orang orang sambil menunduk meminta maaf.
"Pacaran?"tanya Lia
"Mungkin,bentar lagi"jawab Naya ragu.
Naya menutup mulut dengan kedua tangannya tanda terkejut.
"Daebakkk!! PJ ya PJ gak mahal kok cuman mau mobil yang buka pintunya ke atas"ucapnya dengan senyum manis semanis gula,madu,permen dll.
Baik kan Lia?gak minta yang aneh aneh cuman minta mobil yang buka pintunya ke atas udah itu aja.
Plakk
"Duh.Kok dipukul sih?" Protes Lia saat mendapat pukulan di tangannya.
"Ya lagian kalo minta tuh yang waras dikit"
"Dih?cuman gitu doang"
"Gak usah Ngadi Ngadi nanti dikasih kue Tini wini boti buat PJ"
Bener g ini nulisnya?))
Lia menatap sepupunya itu julit.
"Apaan cuman se rebu doang an-
"SELAMAT PAGI ANAK ANAK"ucapan Lia terpotong olah sang guru
Tenyata bel yang manadakan pelajaran akan dimulai sudah berbunyi.
Tapi kapan bunyi nya??
.
BROKEN MELODISSSSSSSSSSSS
bel menandakan istirahat sudah berbunyi.
Semua siswa yang berada di dalam kelas berhamburan untuk ke kantin.
Seperti monyet kalo di pikir pikir
Berhamburan dari kelas berlari ke sana kemari berteriak(entah meneriakkan apa)
Saling adu bacot memperebut kan makanan.Begitupun dengan Naya dan Lia yang sekarang tengah menuju ke kantin yang ada di belakang.
Saat sampai di sana mereka melihat areksa dan teman teman yang lain nya namun Naya tak melihat ada Jean disana.
"Hai baby"sapa areksa kepada Lia.
"Oh?hai kamu ada disini?"tanya Lia dan di beri anggukan oleh areksa.
"Ah,halo Naya"sapa areksa lagi.
Naya hanya tersenyum dan mengangguk kecil sebagai jawaban.
"Gak ada Jean?kemana?"tanya Lia
"G tau tuh anak gak masuk hari ini aneh banget biasanya juga ngabarin dulu kalo gak sekolah"jawab areksa yang ternyata juga kebingungan.
"Kita disini buat tanya sama buketu,siapa tau buketu tau ternyata sama sama gak tau"ucap Gilang.
Naya menggeleng.
"Gak ada ngasih kabar gitu ke Lo na?bundanya atau siapa kek?"tanya Lia
Naya menggeleng lagi.
"Enggak ada,Lo ada Aksa?"tanya Naya
Areksa menggeleng sambil memakan roti yang di berikan oleh Lia.
"Nanti pulang sekolah coba kerumahnya,kita berangkat bareng,Naya Lo bisa nebeng ke Gilang"ucap areksa dan di angguki oleh antek anteknya begitupun dengan Lia dan Naya.
Sebenarnya Jean kemana?
Sepulang sekolah Naya dan lainnya langsung pergi kerumah Jean untuk memastikan.
Namun ternyata di rumah itu tak ada satupun orang di sana.
Benar benar kosong.
Naya panik.
Nomor Jean dan orang tuanya benar benar tak bisa dihubungi begitupun dengan kakak Jean.
Rumah kosong+nomor yang tak aktif.
Naya putus asa.
Kemarin Jean masih baik baik saja!!.
Tak ada yang aneh.
Apa Jean pindah rumah?
Atau mereka pindah negara?
Apa mereka ganti nomor mereka?
Apa mereka baik baik saja?
Masih banyak pertanyaan yang ada di benak Naya.
Naya benar benar panik.
Tuhan tolong jangan ambil mereka lagi dariku.