🥝

122 9 0
                                    

"dengerin baik baik"ucap Jean seketika mereka mengangguk dan duduk diam mendengarkan Jean bercerita.

"Gue bilang ke Naya sama Lia kemarin gue gak sekolah karna kerumah saudara yang ada di luar kota gue bohong

- kemarin gue kerumah sakit"lanjutnya.

Areksa bingung

Lalu?

Apa yang serius

"Dan gue

Jean menjeda ucapannya menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya dengan terburu buru.

Areksa dan kawan kawannya semakin dibuat bingung olehnya.

Ni orang kenapa sih?-batin areksa

- gue di diagnosa punya penyakit kanker paru-paru"ucap akhirnya.

Hening.

Tak ada jawaban dari mereka

Semuanya terkejut

"Hahahahahahahahahah"tawa areksa

Berbadan dengan yg lainnya areksa tertawa mendengar apa yang di ucapkan oleh Jean.

"Lucu bercanda Lo lucu kok" ucapnya

Jean mencari sesuatu di dalam tasnya lalu memberikan sebuah kertas ke pada areksa.

Saat itu juga tawa areksa berhenti ia mengambil kertas itu ragu

Jantung nya berpacu lebih cepat dari biasanya

G mungkin kn?-pikirnya

Sementara itu yang lainnya semakin dibuat terkejut.

Ini beneran?g mungkin lah y kan?-batin mereka

Areksa membaca surat itu

Tangannya gemetar menatap Jean tak percaya.

Stadium 4? Apa apaan-batinnya.

Areksa lemas dibuatnya.

Tangan yang semula memegang kertas yang ia baca sekarang jatuh diatas kakinya.

Ia benar benar lemas sekarang.

"Sejak kapan?"tanya areksa

Jean mengangkat bahunya acuh

"Tapi gue ngerasa ada yang aneh sama tubuh gue sejak kelas 10 Lo tau sendiri masa depan seseorang gak ada yang tau"

"Jean lo-

Gue gak habis pikri sama Lo,Lo bercanda kan? Tolong lah jangan main main kayak gini gak lucu anjing!!!!" Areksa menaikan nada bicaranya.

"Emang Lo pikir gue mau kyk gini!!?? Gak mau sa gue mau bikin orang tua gue bangga gue mau bikin Naya bahagia!!!banyak mimpi gue yang masih belum gue gapai masih banyak harapan orang tua gue yang masih belum gue wujudin!!" Teriak Jean

Gilang merebut kertas yang ada di tangan areksa yang kini terduduk lemas sambil menunduk kan kepalanya.

Sama seperti areksa Gilang gemetar membacanya.

Namun berbeda

Jika areksa meninggikan suaranya

Maka Gilang memilih untuk meninjunya.

Brukkk

Jean tersungkur dengan mudahnya hanya karna satu tinjuan.

"Bilang sama kita ini cuman candaan Lo seperti biasa Jen"

Gilang memegang kerah baju sekolah Jean menarik Jean untuk berdiri.

"This is the reality"jawab Jean

Gilang melepas genggamannya pada kerah baju Jean berjalan mundur dan duduk di salah satu meja disana.

Jean tertawa melihat kawan kawannya menangis.

Konyol pikirnya

Untuk apa di tangisi?bukan kah manusia memang Come and go??

Jean berjalan ke arah areksa lalu memeluk sahabatnya itu begitupun dengan yang lainnya.

"Udah,mungkin ini emang takdir gue"ujarnya

"Orang tua Lo udah tau?"tanya areksa sendu

"Lo pikir gue kerumah sakit atas kemauan gue?"tanya Jean

Oke areksa mengerti.

"Gue mau minta sesuatu sama kalian





















Tolong hibur dan jaga Naya buat gue saat gue gak bisa lagi disisi dia"

NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang