Setelah 2 jam pencarian,
"PAK CAINE KETEMU!!."
Teriakan salah satu anggota tim SAR membuat Mako, Funin, dan Key seketika menoleh.
Seorang anggota tim SAR menyeret mobil Caine menggunakan helikopter sampai ke pinggir pantai. Setelah mobil Caine aman, EMS buru-buru melihat ke dalam dan ya ... Ada Caine yang tampak pucat pasi sedang tidak sadarkan diri.
"Astaga Caine ...." Mako buru-buru mengeluarkan lockpick yang ia punya untuk membuka pintu mobil Caine secara paksa.
Key menutup mulutnya dengan tangan. Air mata segera berjatuhan dari matanya," mami ...."
Funin yang sadar kalau kaki Key melemas seketika menopangnya. "Tenang Key, mami pasti baik-baik aja ... Lo tau kan kalo mami itu kuat?."
"Waduh, kalo kayak gini langsung rumah sakit ini. Ayo cepet bawa masuk ke ambulan. Kondisinya kayaknya mengkhawatirkan ini. Sekarang kita kasih pertolongan pertama dulu."
Para EMS buru-buru mengangkat Caine dengan hati-hati ke dalam ambulan dan segera menuju rumah sakit.
"Lebih baik sekarang kita kabarin Rion dulu kalo Caine udah ketemu dan lagi dibawa ke rumah sakit," ucap Mako.
Funin mengangguk," biar gue aja yang kabarin Rion. Ayo Key, kita ikutin ambulannya ke rumah sakit."
Mereka akhirnya mengikuti ambulan dari belakang menuju rumah sakit.
Selama di perjalanan Funin terus menghubungi Rion namun gagal. Ini mungkin panggilannya yang ke 9.
Tut.
"Apa? Kenapa? Gua otw ini, diem dulu."
"Pi, Caine udah ketemu. Ini kita lagi jalan ke rumah sakit yang biasanya. Papi langsung kesana aja."
"Oke."
Tut.
Funin menghela nafas lelah," ngomongnya ga sampe semenit tapi rasanya masa hidup gue berkurang 10 tahun anying."
*****
Mereka tiba di rumah sakit dan Caine segera dilarikan ke ruang operasi. Mako, Key, dan Funin menunggu di depan ruang operasi dengan cemas.1 jam berlalu, tapi operasi Caine belum juga selesai. Hal tersebut semakin menambah rasa khawatir Key.
"Nin, kalo mami kenapa-napa gimana ya? Trus gue harus bilang apa ke Bapak?," tanyanya dengan mata sembab.
Funin menunduk sejenak," jangan mikir yang engga-engga dulu Key. Mami pasti aman kok. Cuma mungkin karena mami kelamaan di laut, jadi ada air laut yang ga sengaja masuk ke tubuhnya, makanya jadi lama."
"Sumpah gue khawatir banget sama mami ...." Key sekali lagi bersandar ke dinding rumah sakit dan menutup matanya.
"Mako, Key, Funin! Gimana keadaan Caine?!," tanya Rion dengan keringat yang mengalir deras di area pelipis.
Mako menggeser tubuhnya," duduk dulu Yon." Ia tahu kalau Rion pasti mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh untuk kesini, belum lagi ditambah dengan rasa khawatirnya yang pasti semakin membuncah. Dirinya pasti sedang panik luar biasa sekarang.
Rion menggeleng, ia tidak lelah sama sekali. Justru perasaan khawatirnya yang lebih besar sekarang.
"Cok, mami kenapa anjing?! Anak mana lagi yang berulah kali ini?!." Krow datang bersama Jaki dan Garin. Mereka baru selesai menyapu bersih sebuah bank, lalu tiba-tiba mendapat kabar bahwa Caine masuk rumah sakit.
Mako memijat dahinya yang seketika terasa pusing. Nambah lagi bomnya, pikirnya.
"Tenang ges, sekarang kita harus tenang dulu. Jangan sampe kita kebawa emosi. Caine ga bakal suka kalo kita kebawa emosi kayak gini." Ia mencoba meringankan suasana yang berat.
Bohong jika dibilang ia tidak khawatir dan panik, apalagi operasi Caine sampai sekarang masih belum ada tanda-tanda selesai. Tapi sekarang bukan waktunya. Saat ini ia harus mengambil peran untuk meringankan suasana agar tidak terjadi sesuatu.
Krow menghela nafas," jadi, mami kenapa sebenernya? Perasaan tadi waktu di UwU masih baik-baik aja sama gua."
Mako menggeleng pelan," jujur gua, Funin, sama Key belum tau kronologinya gimana. Tapi tadi Echi pulang dengan keadaan basah kuyup dan panik luar biasa sambil nyebut Caine dalem bahaya. Disitu dia minta tolong buat panggilin tim SAR sama EMS buat ke laut yang ada dibawah tikungan pom tol kiri."
Ia menghela nafas pelan lalu melanjutkan ucapannya," dan disitu kita simpulin kalo ada kemungkinan Caine tenggelem disana."
Mendengar Caine tenggelam membuat lutut Krow seketika melemas. "Tenggelem cok ... Trus sekarang gimana keadaan mami?," tanyanya sembari menolak topangan dari Garin dan Jaki. Ia masih kuat untuk berdiri sendiri.
Funin mengangkat bahunya," mami dioperasi udah dari 1 jam yang lalu dan yaa ... Sampe sekarang masih belum ada tanda bakal selesai."
"Anjir, mami ...." Garin seketika memegangi dadanya yang entah kenapa tiba-tiba sesak. Bukan, bukan asma. Rasa sesaknya berbeda.
"Kalo operasinya lama, berarti lukanya memang separah itu ya," ucap Jaki sembari menepuk pelan punggung Krow. Ia tahu kalau temannya itu sedang sangat sedih.
–Tuberkulosis–
Kamis, 20 Juni 2024
Ame
KAMU SEDANG MEMBACA
TOKYO NOIR FAMILIA : Who's the Winner?
Fanfiction⚠Cerita ini mengandung : •Bahasa kasar, umpatan, makian, dan sejenisnya •Adegan kekerasan •𝘔𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 akan ada sedikit bumbu-bumbu bxb maupun gxg •Cerita tidak 100% sama dengan alur GTA 𝐇𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐛𝐢𝐣𝐚𝐤 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚. ✦𝑺𝒊𝒏𝒐�...