✦9. Something Happened.²

286 34 0
                                    

Daann

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Daann ... Tampaklah tikungan kematian pom tol kiri yang terkenal itu. Entah kenapa tiba-tiba Caine merinding. "Chi, pelan ya. Tikungannya udah deket," pintanya sembari memegang erat sabuk pengamannya.

"Amaann mii." Echi menurunkan kecepatan mobil Caine menjadi 100 km/jam.

"Udah aku pelan–EH MAMI!!."

****

"ECHI INJEK REMNYA!!."

"MAMI, GA SEMPET!!."

Mobil Caine saat ini terbang bebas ke laut yang ada dibawah tikungan pom tol kiri.

Byur!

Yak, ternyata mereka berdua tidak seberuntung saat itu. Kalau dulu mereka jatuh ke pinggir laut, saat ini mereka jatuh ke lautnya.

Mobil Caine perlahan tenggelam, membuat Echi yang sudah panik menjadi semakin panik. "Mamii, ini gimanaa??? Duh, maapin ya mamii," ucapnya dengan rasa menyesal luar biasa.

"Aman Echi, mobilku masih bisa asuransi kok. Ini ada pelampung, kamu pake aja oke? Trus kamu usahain buat renang ke pinggir laut dan cari bantuan. Kamu bisa kan?," ucap Caine yang saat ini berusaha menenangkan Echi.

Air mata Echi luruh," trus mami gimanaa? Ga ah, Echi mau bareng mami aja. Ayoo kita keluar bareng sebelum mobilnya tenggelam."

Caine tersenyum," aku bisa berenang kok Echi, kamu tau kan kalo dulu aku pernah jadi atlet? Jadi jangan nangis hm?." Ia menyeka air mata Echi dengan lembut.

"Yaudah ayo keluar bareng sekarang," lirih Echi sembari menggenggam tangan Caine yang ada di pipinya.

Caine menggeleng," aku harus selamatin barang-barang yang ada di dashboard sama di bagasi mobil. Ada beberapa barang penting disana. Kamu duluan oke? Aku pastiin habis itu bakal langsung nyusul kamu."

Echi terus menggeleng, mana mau dia meninggalkan Caine sendiri disaat seperti ini.

Melihat Echi yang masih keukeuh dengan pilihannya membuat Caine gusar, alasan apa lagi yang harus ia gunakan agar Echi mau pergi lebih dulu.

"Echi, ssstt udah ya? Kali ini tolong nurut sama aku hm? Aku ga mau Echi kenapa-napa. Nurut ya? Nanti aku masakin, janji deh." Caine masih berusaha membujuk Echi yang masih menangis.

"... Promise?," tanyanya menyodorkan jari kelingking,

"Promise." Caine tersenyum dan menautkan jari kelingkingnya di jari kelingking Echi sebagai tanda janji.

Echi tersenyum kecil," oke, aku pasti bakal cari bantuan buat mami. Mami nanti kalo udah ambil barangnya langsung renang keluar ya! Tunggu aku di pinggir pantai, nanti aku bawa EMS."

Caine terkekeh," okay, i'll wait for you." 

Echi melepas kostum penguin yang masih dipakainya lalu memakai pelampung yang diberikan Caine dan segera berusaha untuk berenang ke pinggir pantai. Disaat seperti ini ia beruntung karena memiliki kebiasaan memakai pakaian double.

Melihat Echi yang sudah berenang keluar dan mobil yang hampir tenggelam sepenuhnya membuat Caine tersenyum getir. Ia memegangi lutut kaki kirinya yang dari tadi mengeluarkan darah.

"Duh, patah kayaknya ya." Caine bersyukur karena Echi tidak menyadari kondisinya. Ia tidak mau membuat Echi semakin panik dan berakhir dengan menyalahkan dirinya sendiri. Beruntung ada 1 pelampung di dashboardnya, setidaknya Echi selamat.

Caine mengambil radio dan mengirimkan kode SOS. Hanya itu yang bisa ia lakukan sembari menunggu dirinya tenggelam sempurna. Kakinya kini tak dapat dirasakan lagi dan ia sudah mulai sesak.

"Gapapa, aku pasti bisa." Ia memutuskan untuk menahan nafasnya selama mungkin, berharap bantuan bisa segera datang sebelum nyawanya melayang.

–Tuberkulosis–

Kamis, 20 Juni 2024
Ame

TOKYO NOIR FAMILIA : Who's the Winner?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang