✦8. Something Happened.¹

297 33 0
                                    

"Xixixi, mereka pasti kaget kan yak, kalo liat gue kayak gini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Xixixi, mereka pasti kaget kan yak, kalo liat gue kayak gini." Riji terkikik geli sembari memakai pakaian yang ia pilih dari Binco-toko pakaian dekat rumah mereka. Ia tidak sabar untuk mengerjai anggota-anggota lainnya.

Setelah dirasa nyaman, ia segera membayar dan kembali ke rumah. Sepi, tapi itu menguntungkan untuk Riji melancarkan aksinya. Ia berpura-pura menjadi boneka penguin di samping garasi.

Tak lama kemudian, Caine keluar dari dalam rumah dan menghampirinya. Caine berjongkok untuk menyetarakan tingginya dengan tinggi boneka penguin didepannya. Ia sedikit terkejut saat penguin didepannya tiba-tiba berdiri.

Riji yang melihat Caine terkejut tidak bisa menahan tawanya dan tertawa puas sambil duduk kembali.

"Ni siapa?," tanya Caine setelah mendengar suara tawa dari boneka penguin didepannya,

"Aku praproro," jawab Riji dengan nada centil. "Alo, ini ciapa?," tanyanya balik.

"Aku, aku Caine Chana." Caine masih setia mengamati penguin didepannya sembari menebak siapa orang didalamnya.

"Kamu disini tugasnya jadi dekorasi kah?," tanyanya lagi dan dijawab iya oleh Riji.

"Nanti jangan dikasih tau ya kalo aku hidup," pinta Riji sembari terkikik geli.

Caine yang mendengar permintaan sang penguin ikut terkekeh," oke."

Setelah berbincang dengan penguin bohongan, Caine menghidupkan motornya dan pergi ke Binco untuk membeli pakaian. Sementara Riji masih dengan aksinya dan menunggu target yang lain.

Cukup lama Riji menunggu, tapi masih tidak ada yang datang juga. Akhirnya ia memutuskan untuk pindah tempat ke samping pintu masuk utama dekat alat pemanggang.

Gotcha! Ada Selia dan Jaki yang baru saja keluar dari pintu masuk utama.

Jaki yang pertama kali sadar akan adanya boneka penguin segera mendekat. "Kamu apa? Ini apaan weh?," tanyanya sembari menahan tawa.

Selia mendekat kearah penguin Riji dan Jaki yang sedang mengamatinya. "Ini apa? Dekor gitu?," tanyanya pada Jaki.

"Ga tau, bisa digendong ga?." Jaki menggeleng dan bertanya balik.

Menyadari Selia dan Jaki yang mulai bingung, Riji seketika bergerak-membuat Selia dan Jaki lagi-lagi terkejut.

"Bisa gerak weh," ucap Jaki.

"Coba-coba digendong," sarannya sembari tersenyum geli.

"Ewek-ewek ... Ewek-ewek." Penguin Riji akhirnya mengeluarkan suara, membuat Jaki terkekeh geli.

"Riji ini anjir," ucap Selia sembari terkekeh geli.

Setelah aksinya di rumah berhasil, banyak anggota-anggota yang tertarik untuk cosplay penguin juga. Diantaranya ada Mako, Elya, Selia, Jaki, Echi, dan Funin. Dan pasukan penguin Riji memulai kembali kerusuhannya di UwU Cafe dengan Caine dan Krow yang mengawasi.

"Punten, Rion masuk radio."

Elya menjawab di radio," otw sini ke UwU."

Dan dibalas oleh Rion," omw, emang ada apa di UwU?."

Selang beberapa menit Rion sampai di UwU. Disana ia melihat sekumpulan penguin sedang berkeliaran.

"Ini, Ini jangan bilang anak-anak kita semua?." Tanyanya melalui radio dengan nada tidak percaya.

Krow yang sedari tadi diam bersama Caine menjawab pertanyaan Rion," semuanya emang."

....

Ah, rip untuk akal sehat Rion. Entah kenapa ia tiba-tiba merasa pusing. "Astaghfirullahalazim ya Allah ...," ucapnya lemas. Ia memijat pangkal hidungnya untuk meredakan pusing yang tiba-tiba datang.

Salah satu pengunjung UwU Cafe bertanya pada Rion," bapak, ini anak-anaknya?."

Rion menjawab dengan nada lesu yang kentara," iya, anak-anak saya ini ...."

"Aduh Tuhan ... Kalian durhaka apa sama Caine, sampe dikutuk kayak gini?," tanya Rion yang tidak habis pikir.

Salah satu penguin menjawab," ewek-ewek ewek-ewek ewek-ewek, nggak dibayar."

Mendengar jawaban penguin tersebut, penguin lainnya mengikuti.

"Nggak dibayar wek-ewek."

"Nggak dibayar."

"Ewek-ewek ewek-ewek ewek-ewek."

"Kasar bet anying omongan ni penguin, ewek-ewek cok. Pake k anjirr," ucap Krow.

"Hadeuh ... Pulang ayo pulang, malu-maluin anjir kalian cok." Rion menggeleng pelan sembari menuntun pasukan penguin untuk pulang.

"Mami mami, ayo pulang bareng." Riji memegang tangan Caine dengan pakaian penguinnya.

"Ewek-ewek, kita pulang bareng mami ewek-ewek."

"Papi gausah diajak ewek-ewek," ucap salah satu penguin sembari menggandeng tangan Caine yang lain.

"Nah, ini pasti Echi ini. Pulang lo chi," ucap Rion sembari berkacak pinggang.

"Ayo pulang anak-anakku, sudah cukup kalian ngerusuhnya."

Rion memasuki mobilnya diikuti barisan penguin Riji memasuki kendaraan mereka di awal. Krow membawa raptor keluarga dengan Mako, Elya, Selia, Jaki, dan Funin sebagai penumpang. Echi? Ia ingin bersama Caine di mobil pribadi Caine.

Setelah semua penguin masuk ke dalam mobil, barulah Rion, Krow, dan Echi jalan.

Iya, Echi yang menyetir mobil Caine. Awalnya Caine tidak mau, tapi ia tidak bisa menolak permintaan Echi setelah Echi memasang wajah sedih dan berjanji untuk mengemudi dengan hati-hati. Dan jadilah Echi yang menyetir.

"Inget pelan-pelan ya, chi." Jujur Caine agak ngeri kalau Echi yang menyetir. Apalagi ditambah dengan pengalamannya yang terbang dari tikungan kematian pom tol kiri membuat Caine semakin khawatir.

"Amaann mamiii, Echi udah belajar dari kesalahan kok." Katanya begitu, tapi saat ini kecepatan mobil Caine sudah melebihi 150 km/jam.

Daann ... Tampaklah tikungan kematian pom tol kiri yang terkenal itu. Entah kenapa tiba-tiba Caine merinding. "Chi, pelan ya. Tikungannya udah deket," pintanya sembari memegang erat sabuk pengamannya.

"Amaann mii." Echi menurunkan kecepatan mobil Caine menjadi 100 km/jam.

"Udah aku pelan-EH MAMI!!."

-Tuberkulosis-

Kamis, 20 Juni 2024
Ame

TOKYO NOIR FAMILIA : Who's the Winner?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang