THE FIRST POV
BUAKK!!
Pukulan kedua dilayangkan pada Sho tepat dikepalanya.
"Abang gak ngajarin kamu buat jadi kayak gini.."
THE FIRST POV
Aku sedang di dalam kamarku sendiri, mencoret-coret buku tak terpakai saat sekolah dasar. Malam ini aku tak berselera makan, jadi aku masak masakan hanya untuk porsi tiga orang.
Setelah pulang sekolah tadi, aku tidak jadi langsung pulang ke rumah karena Kiki dan Toro cerita mau pergi kerumah Sho, aku langsung bilang untuk ikut mereka. Dan sekarang aku malah kepikiran.
Anak itu... benar-benar tak berubah.
Keluarga yang jauh dari kata cemara dan bertahan hidup diluar sana dengan cara yang tidak semestinya. Membuatnya tumbuh dengan dunia kekerasan, aku jadi sedikit takut.
This kid could get himself murdered by his own action.
Dari penampilannya, Sho pulang dengan kondisi babak belur dan banyak sekali luka diwajahnya, ditemani anjingnya-Doggo.
Abang-maksudku pamannya langsung melemparnya ke dalam bilik kamar mandi luar, dibumbui dengan sedikit caci maki yang keluar dari mulutnya. Kita semua tampak bingung apa yang terjadi, namun Abang yang memegang hidungnya—pusing langsung menyuruh kita semua untuk pulang kerumah masing-masing, dia tampak lelah.
Sebenarnya ada apa?
Tiba-tiba ada panggilan namaku yang meredam dari arah luar. Dengan cepat, ku tutup buku dan mematikan lampu belajar. Ku rebahkan tubuhku dan berselimut.
Tok tok
"Kak, papa boleh masuk?"
Aku harus tidur.
Cklek
"Lho? Sudah tidur ya?"
Lalu suara pintu tertutup kembali, menghalangi masuknya cahaya dari ruang tamu ke kamarku. Aku membuka mataku lagi dan duduk bersandar pada papan ranjang. Menatap kearah jendela sambil menekuk kakiku, aku selalu ingat kado dari Sho.
Kaktus.
Tajam tak ada yang mau mendekat, menyimpan semuanya sendiri untuk bertahan hidup, layaknya kaktus di tengah-tengah padang pasir dia—Sho berdiam diri saat diterpa kepingan masalah yang ia coba abai, baginya yang terpenting adalah terlihat kokoh untuk semua orang.
Cactus is you, Sho.
Sudah dua pekan berlalu dan semuanya tampak seperti biasa saja, seperti tidak terjadi apa-apa. Tapi setiap sepulang sekolah aku selalu menanyakan ini dan itu pada Kiki. Katanya, kala itu Sho hanya sedang patah hati karena putus hubungan dengan Alea.
Kalau ku pikir, cepat sekali selesainya.
Luka babak belur juga katanya karena dia berantem sama pencuri jalanan sebagai bentuk kekesalannya terhadap kandasnya hubungan itu.
Aku hanya mangut-mangut mengerti, mencoba memahami jalan pikiran Sho. Aku yakin semuanya akan baik-baik saja, cuma ada satu hal yang membuatku berpikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROTECT [WEE!!! X READER]
FanfictionPeranku dipertaruhkan bagaimana aku bisa selalu menjaga kedamaian mereka. originally by © Amoeba Uwu © writerarl