2

1.9K 333 26
                                    

Ku lepas seat belt saat mobil Papa sudah terparkir di depan pintu gerbang sekolah lalu mencium punggung tangan Papa.

"Kayla",panggil Papa saat aku hendak membuka pintu mobil.

"Iya Pa".

Papa melepaskan gelang batu-batu bulat berwarna hitam di tangannya dan memakaikannya di pergelangan tanganku "pakai saja gelang Papa".

Dahiku mengernyit bingung "kenapa Pa?"

Papa hanya tersenyum tipis "gak papa. Sekarang kan anak muda fashionnya pakai gelang seperti itu".

Hah? Iya kah?

"Oh oke Pa".

Aku turun dari mobil Papa dan berjalan memasuki pintu gerbang sekolah. Kulihat anak-anak osis sedang merazia beberapa anak sekolah yang tidak memakai atribut sekolah dengan lengkap dan benar.

"Heh".

Aku menoleh kesamping dan kulihat Kak Shanon menatapku dengan tatapan tajam sambil menggerakan jari telunjuknya agar aku berjalan mendekat ke arahnya.

Kak Shanon menatapku dari ujung kepala sampai ujung kaki dan tatapannya berhenti ke arah dadaku sebelum dia kembali menatap wajahku dengan lekat.

"Makayla Brooklyn, kenapa kamu mengikat rambutmu pakai pita?"

Kedua mataku berkedip pelan "memangnya tidak boleh Kak?"

Kak Shanon menggelengkan kepalanya "tidak boleh".

"Kenapa Kak? Bukankah disekolah ini tidak ada aturannya ya kalau gak memakai pita rambut ke sekolah?"

"Yang buat aturan tidak boleh memakai pita rambut ke sekolah itu aku".

Dahiku mengernyit "Kakak yang buat aturan?"

Kak Shanon mengangguk mantap "ya".

"Kenapa gak boleh pakai pita rambut Kak?"

"Karena kamu bisa jadi objek seksual para lelaki".

Objek seksual para lelaki? Apa maksudnya?

Kak Shanon menarik ikat rambut pitaku yang membuat rambut panjang ku jatuh tergerai.

Kak Shanon menatap wajahku dengan lekat sambil memegang pita rambutku.

"Aku boleh pergi ke kelas Kak?"

Kak Shanon hanya mengangguk dan aku berjalan pergi menuju kelasku.

Kulihat Monica sudah duduk di kursi dan aku duduk di sebelah Monica sambil meletakan tas ku di atas meja.

Monica menoleh ke arahku "lho Kay.....tumben rambut mu di gerai? Emangnya gak panas?"

"Panas sih, tapi aku gak bawa ikat rambut lagi".

"Gak bawa ikat rambut lagi? Maksudnya?"

"Huftt, jadi gini....."

Aku menceritakan ke Monica tentang ikat rambut pitaku yang di ambil sama Kak Shanon saat aku baru saja memasuki gerbang sekolah.

"Aku baru tau kalau pakai ikat rambut pita gak boleh",sahut Monica.

Kulihat Monica memberikan ikat rambut yang baru dia ambil dari tasnya kepadaku "nih pakai aja".

Bibirku tersenyum tipis "thanks Ca".

"Sama-sama Kay".

Nafasku tertahan saat melihat hantu perempuan yang sering mengikuti ku itu tiba-tiba muncul di balik pintu kelasku dan aku bisa melihat dengan jelas wajah cantik nya seperti nona-nona Belanda. Rambut panjangnya berwarna blonde dan bibir tipisnya merah seperti darah.

I See YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang