7

1.5K 315 21
                                    

"Kenapa kamu biarin perempuan sinting itu menciummu sih?"

"Apa kamu gak lihat kalau dia tadi langsung menciumku tanpa aba-aba? Kalau dia ngasih tau dulu waktu dia mau nyium aku ya aku bisa menghindar lah".

Kulihat wajah Ruby memerah dan kepalanya keluar asap hitam "terus kenapa kamu gak langsung dorong dia tadi? Kenapa aku harus berteriak dulu supaya kamu dorong dia".

Aku menghela nafas pelan "aku gak mau berdebat".

"Berdebat apa Kay?"

Aku menoleh kebelakang dan kulihat Kak Aron berjalan menghampiri ku sambil melihat sekeliling nya.

Kak Aron? Ngapain dia nemuin aku?

"Gak papa Kak".

Ku tatap wajah Kak Aron yang tampan dengan kedua mata Kak Aron yang berwarna biru. Btw....kak Aron blesteran Inggris-Indonesia. Dia anak kelas 12 MIPA 1.

"Kamu tadi ngomong sama siapa?"

Ku lirik Ruby yang sedang menatapku dengan kesal, sedangkan Kak Aron masih melihat sekeliling nya.

"Ngomong sendiri Kak".

Bibir Kak Aron tersenyum tipis "masak ngomong sendiri?"

"Iya Kak".

Dahiku mengernyit saat melihat Kak Aron menyodorkan sebuah buket bunga dan coklat ke arahku "selamat ya".

"Selamat apa Kak?"

"Bukankah kamu juara 1 renang gaya bebas 800 meter tingkat nasional?"

Deg

Kok Kak Aron tau?

Kak Aron menyentuh tanganku dan meletakan buket itu di tanganku "ini ambil".

Wajahku tiba-tiba memanas saat Kak Aron mengusap pelan pucuk rambutku "kamu hebat".

"Dasar perempuan, di gituin cowok aja salting".

"Terimakasih banyak Kak".

"Mau aku anter pulang?"

"Umm gak usah Kak... aku nungguin Monica Kak".

"Lah aku tadi lihat Monica pulang bareng David".

What? Monica pulang sama David? Demi apa?

Kedua mataku berkedip pelan "kapan Kakak lihat?"

"Tadi waktu mau kesini".

Aku menghela nafas pelan dan Kak Aron tersenyum ke arahku "aku antar pulang aja yuk".

"Jangan mau".

Ini hantu kenapa sih? Mau aku pulang sama siapapun juga suka-suka aku dong.

"Yuk".

Aku hanya diam saat Kak Aron menggenggam tanganku dan membawaku berjalan menuju parkiran mobil.

Kak Aron membukakan pintu mobil untukku "silahkan".

Aku masuk kedalam mobilnya dan kulirik Ruby duduk di belakang ku "kali ini aku maafkan dan aku akan mengawasimu...awas saja kamu berbuat macam-macam. Aku akan membunuh laki-laki itu"

Kak Aron masuk kedalam mobil saat aku memakai seat belt "sudah siap Kay?"

"Sudah Kak".

Kak Aron menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju jalan raya dan aku memilih menatap lurus kedepan.

"Rumah kamu dimana?"

"Rumah nomor x jalan xx Kak".

"Oke"

Ku lirik Ruby dari kaca spion belakang dan dia duduk tenang dengan tatapan matanya fokus ke arah Kak Aron.

"Kay...."

"Ya Kak?"

"Kamu cantik".

Deg

"Aku gak can-tik kok Kak",sahutku dengan sedikit gugup dan tanganku meremas buket pemberian Kak Aron.

"Dasar buaya. Pria modal tampang aja sok banget".

"Kamu gak tau ya kalau banyak cowok kelas 3 naksir semua sama kamu".

Hah? Banyak cowok kelas 3 naksir semua sama aku?

"Aku gak tau Kak".

"Dih....baru di taksir Kakak kelas aja sok kecentilan gitu. Aku aja yang di taksir anak laki-laki Gubernur Jenderal Hindia-Belanda dan para crazy rich Hindia-Belanda aja biasa. Gak kecentilan kayak gitu".

Berisik banget sih Ruby. Ya ya dia emang cantik, tapi gak perlu membandingkannya sama aku dong. Secara dia kan noni-noni Belanda, sedangkan aku noni-noni orang Indonesia.

Mobil Kak Aron berhenti di depan pintu gerbang rumahku dan Kak Aron tersenyum manis ke arahku "sudah sampai Kayla".

"Terimakasih banyak Kak", sahutku dan melepaskan seat belt yang aku pakai.

"Kay".

"Ya Kak?"

Kak Aron mendekatkan wajahnya ke wajahku dan kurasakan deru nafasnya menerpa wajahku "aku menyukaimu".

Jemari tangan Kak Aron membelai pipiku dan wajahnya semakin mendekat ke wajahku.

"Laki-laki otak selangkangan. Habis dapat bibir pasti grepe payudara terus iclik deh".

"Aku boleh kan cium kamu?"

Cium aku?

"Aku rasa aku harus membunuhnya".

Aku seketika memundurkan wajahku saat bibir Kak Aron hendak menempel di bibirku "Kakak mau apa?"

"Aku cuma....."

"Turun dari mobil atau aku buat laki-laki itu mati?"

"Aku masuk dulu Kak. Terimakasih atas tumpangan nya".

"Tapi Kay...."

Aku turun dari mobil dan melambaikan tanganku ke mobil Kak Aron. Dahiku mengernyit saat melihat kabut hitam menyelimuti mobil Kak Aron.

Kabut hitam?

Mobil Kak Aron tumpangi tiba-tiba melaju dengan kecepatan penuh dan dia melaju lawan arah hingga.....

BRAAAKKKKKK

Aku seketika menutup telingaku saat melihat sebuah truk menabrak mobil Kak Aron dan tubuhku begetar saat melihat Ruby keluar dari mobil Kak Aron yang sudah remuk.

Nafasku tertahan ketika orang-orang berlari ke arah mobil Kak Aron dan Ruby tersenyum tipis ke arahku sambil menaikan sebelah alisnya.

Seketika aku berlari ke arah kerumunan orang-orang dan Ruby mengangkat tangannya lalu menjentikkan jarinya.

DUAAARRRR

Aku sontak jongkok saat melihat mobil Kak Aron meledak lalu terbakar.

Ku tatap dengan nanar para orang-orang yang berusaha memadamkan api dengan air.

Tanganku tiba-tiba di tarik oleh seseorang dan memelukku.

"Jangan dilihat Kay".

Papa? Sejao kapan Papa disini? Apa Papa keluar dari rumah saat mendengar suara tabrakan dan ledakan?

Papa semakin memelukku dengan erat dan aku memilih membenamkan wajahku di dada Papa. Ku rasakan air mata mengalir di pipiku dan aku menyadari bahwa kematian Kak Aron karena ulahku.

Kak Aron maafkan aku, maafkan aku.

"Bagaimana Kayla? Apa menurutmu aku cuma main main sama ucapanku?"

Ku rasakan sentuhan dingin di punggungku "aku bisa mengambil nyawa orang-orang terdekat mu termasuk orangtuamu jika kamu tidak menuruti ucapanku".

Deg

"Semua pilihan ada di tangan kamu. Kamu memilih menurutiku atau orang-orang terdekatmu mati di tanganku".

Ruby setan, bangsat, babi, anjing hikss......

Voted?
Komen?

I See YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang