Dahiku mengernyit saat melihat Ruby yang duduk berpangku tangan dengan kedua matanya yang tertutup.
Sialnya dia lebih cantik jika di lihat dari dekat. Wajahnya yang putih pucat membuat aura setannya semakin terpancar.
"Kamu tidur?",tanyaku sambil mengibaskan tangan kananku di depan wajahnya.
Dia beneran tidur?
Ku dekatkan wajahku ke wajahnya dan anehnya aku tidak bisa merasakan hembusan nafas yang keluar dari hidungnya.
Kok dia gak bernafas?
Deg
Jantungku berdetak tidak karuan saat Ruby yang tiba-tiba membuka kedua matanya.
Aku segera menarik wajahku dan berdiri dengan tegap di dekatnya "kita harus pergi".
"Pergi kemana?"
"Mencari bukti dan membersihkan namaku".
"Oh ya...aku lupa kalau namamu sudah kotor. Tapi its okey, yang penting tubuhmu gak kotor karena sudah berhubungan badan dengan lelaki".
"Enak aja. Tentu aka aku masih bersih dan suci. Kamu pikir aku cewek apaan? Aku tuh punya harga diri".
"Aku tau".
Aku menghela nafas kasar "terus apa rencanamu?"
Dahi Ruby mengernyit "rencana?"
"Iya....rencana untuk mencari bukti yang kuat supaya namaku bisa bersih".
"Oh kalau gitu cuci aja pakai sunlight, pasti bersih bersinar kinclong".
"Aku lagi gak mau bercanda".
"Tapi aku emang gak bercanda".
Ku acak-acak rambut panjang ku dengan kesal "kamu niat gak sih nolong aku?"
"Masih aku pikirkan".
Aku semakin kesal melihat ekspresi Ruby yang sedang sok berfikir serius.
"Aku punya ide".
"Ide apa?",tanyaku sambil duduk di samping nya.
Ruby tersenyum tipis saat menatapku dan .....
Cup
Bibir Ruby menempel tepat di permukaan bibirku dengan singkat kemudian dia berdiri sambil mengikat rambut panjangnya "ayo pergi".
Kenapa dia tiba-tiba menciumku? Dan kenapa aku malah jadi gak marah kalau dia menciumku? Apa aku masih waras?
"Kayla".
"Hah?"
Ruby menatap ku heran "katanya mau cari bukti? Kenapa melamun?"
"Aku gak melamun".
"Di cium cewek cantik di perduniaan setan aja kamu udah melamun , apalagi aku sentuh susunya".
Wajahku terasa memanas dan memilih berjalan meninggalkan nya "setan cabul".
"Kamu yakin mau lewat pintu?",tanya Ruby saat aku memegang gagang pintu.
"Lah aku kam gak bisa nembus tembok".
"Kamu buronan lho".
Astaga Tuhan.....aku lupa kalau aku buronan. Kenapa aku jadi pelupa begini?
Ruby menggenggam pergelangan tanganku "pejamkan matamu".
Aku menurut dan memejamkan kedua mataku hingga lama kelamaan aku seperti di gendong yang sontak membuatku merangkul tengkuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I See You
Teen FictionNamaku Makayla Brooklyn, panggil saja aku Kayla. Umurku 16 tahun dan aku termasuk perempuan yang sedikit pintar di sekolahku. Aku termasuk siswi yang rajin dan aktif. Namun...kehidupan ku berubah semenjak aku yang tiba-tiba bisa melihat sosok hantu...