Bhanu memberitahu semua orang bahwa Citra adalah teman SMA-nya, Citra pun memperkenalkan diri pada semua orang tak terkecuali Arunika yang kesulitan bersikap. Hingga tepukan Dio membuat Arunika membalikkan badan dan ya, tentu saja Citra bersikap dramatis dengan menutup mulutnya dengan tangan sambil berkata penuh takjub seolah ia baru saja melihat keajaiban Dunia ke Sembilan.
"Arunika? Ya ampun! Gila sih, kita bisa reuni dadakan begini, di sini." Ucapan Citra membuat bola lampu di kepala Bhanu berpijar terang.
"Pantes kan, gue familiar sama nama lo, Run. Ternyata bener, kita satu SMA."
Arunika menggaruk – garuk kepala seraya menatap dua orang teman SMA-nya dan juga rekan kerjanya yang menertawakan adegan ini.
"Ehehehe—sorry, lupa." Jawab Arunika dengan suara mencicit.
Kemudian tepukan keras di lengannya oleh Citra membuat kebohongan Arunika luntur seketika.
"Dih lupa, apa – apaan lo. Lo kan dulu naksir banget sama Bhanu, ya kali lupa. Lagian Bhanu wara wiri di TV, masa bisa lupa? Aneh banget." Sebisa mungkin Arunika menjaga wajahnya agar tidak terlihat berbohong, namun ia juga tidak menyanggah perkataan Citra, namun kemudian Dio menyelamatkannya.
"Ya lupa kalau punya pacar sebucin mas Tangkas, ya kali masih inget masa lalu, ya Run?" Ia pun mengangguk atas perkataan Dio yang berpihak padanya.
Kemudian reuni kecil itu dipaksa Citra untuk menjadi lebih lama, jadilah mereka berempat menuju kafe tidak jauh dari kantor mereka. Dio ikut serta karena dirinya lah yang membuat Citra bertemu dengan Arunika dan Bhanu.
Mereka bahkan membicarakan acara reuni yang akan dilangsungkan dalam waktu dekat, padahal Arunika sudah menghapus undangannya dan tidak berniat untuk datang sama sekali. Namun, kali ini ia kesulitan menolak karena dua orang yang justru paling ingin dia hindari sudah mengetahui keberadaan dirinya. Ditambah, mereka telah terkoneksi secara tidak langsung. Citra karena Dio dan Bhanu karena dirinya adalah bintang yang sedang bekerjasama dengan media tempat dirinya bekerja.
Di tengah percakapan mereka, Tangkas mengirim pesan dan bertanya apa yang sedang Arunika lakukan. Tangkas pasti baru bangun tidur mengingat waktu di Negara tempat ia berada saat ini adalah jam 6 pagi.
Me : Tiba – tiba ketemu teman SMA, Yang. Sedang ngobrol dengan mereka.
Arunika membalas pesan Tangkas dengan cepat, obrolan tiga orang yang bersamanya tidak terdistraksi sama sekali.
Lelakiku : Wow, what a surprise. Kok bisa?
Me : Lucu deh, Dio kenalan sama cewek di Tinder. Nggak tahunya itu teman SMA aku si Citra.
Arunika memang tidak pernah menceritakan momen pahit SMAnya pada Tangkas, sehingga lelaki itu tidak tahu sama sekali tentang masa remaja kekasihnya.
Lelakiku : Dunia sempit bgt ya Tuhan. Oke deh, have fun kamu. Jangan skip dinner ya, jangan cuma minum susu. Makan proper.
Me : Iya, Sayanggg.. Kangen kamu banget
Lelakiku: Oh I miss you so bad, Baby
Arunika meletakkan ponselnya di atas meja ketika merasa Tangkas tidak akan membalas pesannya lagi.
"Sibuk banget, pacar ya?" Bhany menyadari itu rupanya, Arunika mengangguk sambil tersenyum kecil. "Di mana tinggalnya?"
"Deket kok, Cipete. Cuma lagi study S2 di California." Ucap Arunika, membuat bibir Bhanu membulat.
Entah mengapa Arunika senang dengan reaksi itu, seolah – olah ia berhasil membungkam Bhanu yang tidak bisa ia raih saat remaja namun kini ia bahkan bersanding dengan Tangkas yang mungkin dari segi prestasi akademiknya lebih baik dari Bhanu. Arunika merasa bangga tiba – tiba, ia kembali melibatkan diri dalam obrolan Citra yang heboh pada Dio dengan senyum bangga terpasang di wajah.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESTART
Romance[CERITA INI SUDAH TERBIT DI KARYAKARSA dan LENGKAP] Restart : Mengulang kembali. Kalau saja hidup memiliki tombol restart ketika manusia melakukan satu kesalahan yang fatal dan menyesalinya kemudian. Mungkin, sudah laku tombol itu dibeli oleh banyak...