Part 14

263 15 0
                                    

Ada hal yang tidak disadari Arunika, kedekatannya dengan Bhanu mulai membuatnya kerap melupakan Tangkas. Bahkan sekedar mengucapkan selamat pagi untuk kekasihnya yang baru akan memulai hari ketika dirinya hendak tidur. Tangkas pun menyadari komunikasi keduanya yang mulai renggang, meski sempat berpikir mungkin saja kekasihnya sedang sibuk dikejar deadline pekerjaan, namun terasa aneh karena ia kenal betul bagaimana Arunika meski sedang bergadang untuk mengedit tulisan berhari – hari. Ia akan selalu menyempatkan diri mengirim pesan, meski sekedar kata kangen.

Tangkas pun bertanya apa yang sedang Arunika kerjaan hingga membuatnya beberapa kali melewatkan membalas pesan.

Arunika mengernyit membaca sederet pertanyaan sederhana Tangkas,

Lelakiku : Lagi ada proyek apa, Yang? Sibuk banget sepertinya.

Tangkas bertanya dengan biasa, sambil menautkan pesan sebelumnya yang belum dibalas Arunika. Bahkan belum dibaca olehnya juga.

Arunika membalas dengan apa adanya dan bernada biasa juga, mengatakan bahwa beberapa hari terakhir ia sungguhan ketiduran bahkan sebelum sempat menyapa Tangkas dalam perpesanan. Tangkas mencoba memaklumi. Dia pun mulai merasa bahwa hubungan keduanya yang terlalu lama mungkin sudah kehilangan percikan cinta seperti masa – masa ketika mereka berdua baru memulainya. Ia pun mencoba memahami bahwa fase ini pasti ada dalam setiap hubungan dan tidak ingin menekan Arunika mengenai hal itu.

Lelakiku : Oke deh, jangan forsir tenaga. Tetap ingat work life balance. Take care, Sayang. Aku mau lanjut nugas sebelum tidur. Have a nice day, Baby.

Aneh, Arunika tidak seantusias biasanya jika Tangkas memanggilnya 'Baby'. Biasanya senyum selebar wajah akan mengembang tiap ia membaca panggilan manis itu. Kali ini, datar saja. Ia meletakkan ponsel di atas meja dan berlalu menuju kamar mandi dengan langkah penuh semangat. Namun, semangat itu datang sebab janji temunya dengan Bhanu hari ini.

Hal kecil yang tak lagi dianggap serius olehnya, sebab Bhanu mulai membuatnya nyaman dan terbiasa, di kala Tangkas sedang berada jauh tak terjangkau sentuhannya. Sementara di Amerika sana, Tangkas berusaha menepis segala curiga. Ia ingin percaya pada Arunika dan hubungan mereka yang sudah berjalan enam tahun lamanya.

Dio, Mira hingga pemimpin redaksinya sudah mengingatkan Arunika agar tidak bermain api dengan terlalu sering terlihat di mana – mana dengan Bhanu. Pertama dan sangat penting, Bhanu adalah tokoh publik. Banyak kamera yang penasaran ingin mengetahui kehidupan pribadinya, sehingga keberadaan Arunika bisa menjadi sasaran empuk para pemburu berita seperti kebanyakan rekan kantornya.

Namun Arunika selalu menganggap angin lalu semua peringatan – peringatan yang bahkan mengarah ke serius itu. Beberapa kali dirinya terjebak dalam kumpulan wartawan yang melihat Bhanu keluar dari klub tempat mereka berdua baru saja hangout bareng di suatu malam. Ia pun berpura – pura masuk ke dalam klub hingga bersembunyi di toilet demi bisa keluar klub dengan nyaman tanpa dicurigai sebagai 'teman dekat' Bhanu. Masalah itu membuat pak Cahyo menegurnya dan meminta Arunika membuat jarak. Bagaimana pun juga, Arunika bekerja di media, sangat tidak elok terlihat terlalu dekat dengan artis atau tokoh public lainnya. Bisa – bisa media mereka dianggap tidak idealis dalam menerbitkan informasi karena hubungan kedekatan dengan beberapa orang tertentu.

Arunika sungguh dibuat lupa diri oleh Bhanu dan dunia gemerlapnya. Siapa sangka, anak rumahan yang tadinya hanya mengenal kantor – rumah - rumah Tangkas itu kini bahkan mengunjungi kafe – kafe bagus dan klub mahal tempat para sosialitas berpesta tiap malam. Dunia baru yang dikenal Arunika cukup membuat perhatiannya tersedot sepenuhnya. Arunika juga berkenalan dengan beberapa public figure yang selama ini dia tahu hanya dari layar kaca.

Pergaulannya meluas, dia memiliki banyak teman – teman baru yang ngetop, Arunika merasa di atas angin tanpa Tangkas yang mengingatkannya untuk tetap membumi. Semakin lama, Arunika terbuai dengan Dunia gemerlap yang diperkenalkan Bhanu pada hidupnya yang datar – datar saja.

Berlibur ke tempat – tempat eksotis seperti Sumba, Labuan Bajo hingga ke luar negeri bersama. Dan tak satupun dalam kepergiaannya ia mengabari Tangkas meski akhirnya mereka bertengkar karena Tangkas marah kekasihnya berlibur dengan beberapa teman baru yang ia bahkan tidak kenal. Pertengkaran itu seperti percik api yang sengaja tidak dipadamkan, ia merambat menghanguskan segalanya dalam hal ini ; kepercayaan Tangkas. Namun, meski begitu, Tangkas masih mempertahankan hubungan mereka hingga memilih mengalah dan berpikir bahwa jika ia selesai lebih cepat dan segera kembali ke tanah air, ia masih memiliki kesempatan untuk menyelamatkan hubungan mereka. Ya, Tangkas percaya hal itu.

Ia masih memberi kesempatan pada Arunika untuk lebih menjaga kepercayaannya dan Arunika tidak membantah tentang penilaian Tangkas padanya belakangan ini. Ia pun memilih menuruti perkataan Tangkas ketika lelaki itu memintanya untuk kembali terbuka dan selalu mengatakan kemanapun ia pergi. Arunika hanya berjanji pada Tangkas, tidak pada dirinya sendiri.

Kilau kepopuleran Bhanu cukup menyilaukan baginya, ia seperti tersesat di dalam pusaran bernama kehidupan malam dan popularitas. Nama Arunika dikenal beberapa kalangan, hal baik baginya kelak jika memiliki koneksi dari orang – orang terkenal di Negara ini.

Gelombang itu datang bertubi – tubi, Arunika kesulitan mengontrolnya. Hingga apapun yang ditawarkan oleh Bhanu, ia coba tanpa berpikir dua kali.

Cairan berwarna kuning sedikit berkilau itu terasa manis dalam cecapannya, ia tersenyum senang ketika Bhanu bertanya apakah dirinya ingin cairan dalam gelasnya ditambah. Arunika merasa kepalanya berputar namun dalam konteks yang menyenangkan. Ia tertawa seolah tidak memiliki beban, sambil menggelayutkan tangannya pada bahu Bhanu seolah tidak memiliki pasangan.

Ia terbuai akan hingar bingar music yang berputar di lantai dansa dan tidak menyadari bahwa dirinya setengah mabuk hingga tak mampu mengangkat kepalanya sendiri.

Hal terakhir yang ia ingat, Bhanu berkata akan membawanya ke Surga dan tubuhnya terlempar pada kasur empuk dengan sprai putih dan harum ruangan yang menenangkan. Arunika terlanjur terdampar pada jurang bernama pengkhianatan, ia bahkan tidak sadar bahwa masih memiliki waktu untuk berbalik dan kembali pada pelukan Tangkas.

Namun, tubuhnya memilih rebah di atas seprai dingin sambil tertawa – tawa. Akal sehatnya telah lenyap karena alkohol yang mendominasi kesadaraannya saat ini. 

.
.
.

BACA LENGKAP DI KARYA KARSA YAAAA GENKS.....

KissKiss

RESTARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang