Part 5

174 24 0
                                    

Setahun pertama hubungan Arunika dan Tangkas.

Nggak ada yang lebih membahagiakan bagi Arunika selain hubungannya dengan Tangkas yang berjalan mulus tanpa masalah. Ibu kandung Tangkas yang telah dikenal Arunika sejak kejadian memalukan di kantin itu pun, begitu menerima dirinya sebagai kekasih sang putra. Begitu pula kedua orangtua Arunika pada sosok Tangkas. Tak jarang Tangkas menemui papa Arunika untuk berbincang – bincang di malam minggu, alih – alih mengajak kekasihnya itu kencan di luar rumah seperti pasangan muda kebanyakan. Hal itu menambah penilaian baik sosok Tangkas di mata kedua orangtua Arunika.

Orangtua Arunika pun bersyukur, sebab hubungan anaknya dengan Tangkas mengusir bayangan gelap masa remaja gadis itu yang sempat redup. Tangkas sungguhan memperlakukan Arunika dengan sangat baik dan sopan, membuat Arunika semakin nyaman dan menjadikan lelaki itu sebagai sandaran.

Hubungan keduanya tidak terhalang oleh kesibukan masing – masing, sebab Tangkas cukup dewasa untuk terus berusaha membuat Arunika tidak cemas. Meski terkadang gadisnya kerap membuat ulah hanya karena kangen dan ingin Tangkas membalas pesan – pesannya. Namun, dengan sabar Tangkas menghadapi segala tingkah Arunika.

Tak lama setelah hubungan Tangkas dan Arunika berjalan, Karenina pun berkencan dengan salah satu asisten dosen yang mereka temui di kampus yang sama bernama Lando. Dua sahabat itu pun kerap melakukan double date seperti nonton film bersama hingga sekedar hangout di malam minggu. Arunika merasa hidupnya perlahan membaik dengan kehadiran Nina serta Tangkas yang menjadi warna dalam hidupnya setelah meninggalkan masa suram remajanya. Dia berharap hubungan ini tetap berlanjut hingga ke jenjang yang lebih serius. Namun Arunika tidak mau terburu – buru membahas hal serius itu meski dirinya tidak memikirkan apapun selain menikah dengan Tangkas setiap sedang bersama kekasihnya.

Di pertengahan tahun kedua hubungan Tangkas dan Arunika.

Banyak hal pertama yang Arunika lakukan bersama Tangkas. Pelukan pertama, ciuman pertama hingga malam pertamanya yang berharga pun ia serahkan pada lelaki itu. Meski demikian, Tangkas menunjukkan bahwa dirinya tidak egois. Ia selalu mendahulukan kebutuhan Arunika daripada keinginannya. Sepakat belum siap melenggang ke hubungan serius hingga memiliki anak, Tangkas pun bertanggung jawab untuk mengendalikan kehamilan dari dirinya setelah Arunika ketakutan dengan konsep pengendali kehamilan dari sisi perempuan.

Di momen ini, Tangkas sedang fokus menyiapkan skripsi, sementara kekasihnya masih bermain – main dengan jadwal kuliah. Arunika selalu memberi semangat pada Tangkas agar lelaki itu dapat menyelesaikan skripsinya tepat waktu. Arunika mencoba mengerti ketika sang kekasih lebih sibuk daripada biasanya, lebih sulit dihubungi. Arunika bahkan sudah akrab dengan Tasya, adik semata wayang Tangkas dan jika sedang tidak bisa menghubungi kekasihnya, dengan Tasya lah Arunika berbagi cerita. Selain pada Nina tentu saja, gadis itu kan juga sudah memiliki kekasih seperti dirinya.

Arunika senang karena Tasya dan bu Marlina berada di pihaknya, kedua anggota keluarga Tangkas itu selalu ada untuk Arunika ketika sang kekasih sedang tidak bisa diganggu fokusnya.

Arunika juga sering menginap di rumah Tangkas, ia akan tidur bersama Tasya jika sedang di rumah kekasihnya. Kedua orangtua Arunika pun sering mengizinkan karena bu Marlina akan menelpon mama Arunika untuk pamit izin agar Arunika menginap di rumahnya. Hal itu berulang kali ia lakukan apalagi ketika Tangkas sedang naik gunung bersama teman – teman Mapala-nya. Arunika selalu menolak setiap diajak mendaki gunung, ia tidak suka kegiatan outdoor apalagi jalan jauh mendaki seperti itu. Meski demikian Tangkas pun tidak pernah memaksa dan hanya pasrah ketika Arunika memilih menginap di rumahnya ketika dirinya sedang tidak ada.

RESTARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang