Peduli? <2>

45 3 0
                                    

Dihari yang sama. Dijam yang berbeda. Lelaki itu terbangun dari masa tak sadarkan diri.

Melamun. Pikirannya menjadi kosong.

Lelaki itu hanya menatap kosong langit-langit atap rumah sakit.

Tak sadar bahwa perlakuan nya ini dilihat oleh Tristan yang setia tak tidur hanya untuk menunggu dirinya (lelaki itu) bangun.

Bahkan Tristan sudah memencet tombol disamping ranjang lelaki itu.

Tak lama dokter datang lalu menghampiri lelaki itu hanya untuk memeriksa kembali kondisinya.

Namun..... sepertinya ada sesuatu yang dokter itu lewatkan di pemeriksaan awal.

"Hey?, Nak apa.... ah tidak jadi." Dokter itu memotong ucapannya sendiri. Ragu untuk membicarakan hal yang menurut nya akan menggangu psikis lelaki itu lagi.

Tristan mengerutkan dahinya, bingung. "Kenapa?."

"Kita bicarakan diluar."

*****

"Kau tak berbohong?!."

"Tidak. Namun sepertinya dia korban pelecehan."

"Bi-bisa jadi dia memiliki s-suami ya kan?." Hei, mengapa ia terbata saat mengucapkan kata itu?.

Bisa dilihat jelas dari raut wajah dokter yang begitu tertara bingung nya. Apa itu?. Dia baru pertama kali melihat temannya ini tergagu seperti tadi.

Ya, mereka berdua berteman. Nama asli dokter itu, key Ciliandra. Atau biasa dipanggil key.

"Apa-apaan itu?, Hei kau baru saja terbata-bata!."

Menyadari tingkah lakunya yang baru saja terjadi. Tristan terdiam sejenak.

"Aku rasa dirimu.... Jatuh cinta pada pandangan pertama ke lelaki itu!." Hardik key dengan tidak elitnya. Membuat Tristan terkejut bukan main.

"Tidak-tidak!, Aku tidak mungkin jatuh cinta key. Ini rasa peduliku padanya." Elak nya dengan alasan.

Entahlah key menjadi lebih bingung. Namun ia mengangguk saat mendengar ucapan Tristan.

Setelah lama berbincang. Key akhirnya pamit untuk pergi menemui pasien lainnya. Tristan pun kembali kedalam kamar rawat lelaki itu.

*****












*****




/Tristan pov/

Saat diriku kembali masuk kedalam kamar rawatnya. Kulihat dirinya sudah bersandar di ranjangnya.

Ia menatap ku. Seolah-olah menyuruhku untuk duduk di bangku dekat dengannya.

Entah apa yang merasuki ku. Aku berjalan menuju dirinya lalu duduk di bangku itu.

"Mengapa kau menolong ku?." Lirihnya, namun dapat didengar olehku.

"Aku peduli padamu. Hidupmu masih panjang kau tahu?."

Ia terkekeh kecil. "Hah... Dunia ini begitu lucu bagiku. Banyak orang-orang seperti mu yang aku temui, mereka memang baik namun hanya diawal pertemuan. Diakhir?, Mereka meminta imbalannya."

"A-aku tahu apa yang dokter itu katakan padamu. Pa-pasti tentang ini bukan?." Ia memegang perutnya sendiri, mengelus nya pelan.

Aku terkejut. Tak menyangka bahwa dirinya memang sudah menyadarinya.

Jika dilihat secara detail. Lelaki itu memiliki perawakan seperti perempuan. Badannya langsing, kulitnya yang putih, bibirnya yang tipis namun terlihat begitu menggoda, bulu mata yang lentik dan juga bola mata yang indah.

Rambutnya yang panjang bahkan memberikan kesan yang lebih indah pada wajahnya.

"Ini lah hiks alasan ku untuk mengakhiri hidup ku sendiri...." Isakan kecil mulai terdengar saat lelaki itu berbicara.

Seperti nya percakapan ini semakin dalam. Aku tak akan menyela nya. Aku akan menunggu hingga dirinya berhenti bercerita.

Namun tiba-tiba saja raut wajahnya berubah menjadi gelisah dan takut?.

Kenapa?.

"Dia meminta imbalan kepadaku... A-aku memberinya uang sebagai gantinya, kukira begitu.. ta-tapi dia membuang nya..hiks dia melecehkan ku hiks... Aku tak bisa berbuat apa-apa..."

"Tanganku diikat, kakiku juga hiks, aku sudah melaporkan kejadian ini... Mereka malah menertawakan ku, hiks... Dia juga mengancam ku!." Ia menjerit tak karuan. Air matanya pun mulai menetes.

Ia menangis. Aku tak tega melihat nya menangis seperti itu. Apalagi dengan sikap seperti seseorang yang tengah depresi.

Ia memberontak dengan kencang, ia bahkan berusaha melukaiku. Ia memukul, bahkan merusak rambut nya sendiri.

Grepp.

Aku memeluknya dari samping. Membiarkan dirinya menangis dipelukan ku. Bajuku mulai terasa basah. Tak apa, yang penting dirinya bisa tenang kembali.


TBC.
Tidak memaksa votment.

ALTRIS [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang