Pagi ini Tristan benar-benar menepati janjinya kepada Al. Ia akan membawa Al ke toko kue khas menjual kue-kue berbentuk bunga.
Saat ini masih pukul 06:00 pagi pas. Dimana udara dingin begitu menyengat hingga ke tulang-tulang tubuh --ah maaf ini terlalu berlebihan--.
Tapi sudah terjadi keributan dikamar milik Al saat ini. Iya kalian pasti tau apa yang menyebabkan keributan itu.
Tristan tertangkap basah sedang memeluk tubuh Al dengan erat. Sungguh itu bukan Al yang memeluknya, tapi Tristan. Entah kemana guling yang Tristan taruh menghilang. Bahkan dilantai saja tidak ada.
Untungnya keributan itu tidak berlangsung lama karna Tristan mengiming-imingi Al dengan makanan kesukaan nya.
Hah untung saja Tristan sempat membeli makanan kesukaan Al tadi malam.
***
Pukul 08:12
Al sudah siap dengan pakaian nya. Ia sudah rapi dari beberapa puluh menit yang lalu. Saking terlalu bersemangat nya dengan kemauannya ini.
Tristan yang melihat nya terkekeh pelan. Merasa Al begitu lucu dengan pakaian nya saat ini.
Ya walaupun Al memakai pakaian miliknya. Namun itu begitu bagus.
"Aishh! Tristan kau lambat sekali!." Protes Al ketika Tristan begitu lambat.
"Bersabarlah sedikit. Ck susah sekali memakai jaket ini!."
"Yak Bodoh!, balikan dulu bagian lengannya!." Ucap Al jengah dengan sedikit emosi.
Mengapa Tristan begitu bodoh?. Padahal jelas-jelas terlihat kalau bagian lengan jaketnya itu terbalik!. Dan juga Tristan tidak memakai celana dengan benar!.
"PAKAI CELANAMU YANG BENAR TRISTAN!."
Tristan meringis pelan ketika kupingnya berdenging kencang. Lalu ia pun dengan cepat masuk kedalam kamarnya untuk mengganti celananya.
Ugh. Tristan baru tahu ternyata Al jika sedang marah bisa menjadi seekor harimau betina.
Setelah memakai celana dengan benar pun Tristan lantas turun dengan cepat. Tak mau kena omel lagi oleh Al.
***
"Apa kau senang?." Tanya Tristan.
Kini mereka berdua tengah berada di dalam cafe khusus dengan bunga mawar. Berbagai macam menu di cafe ini semuanya berbentuk bunga mawar.
Bahkan sampai gelas dan juga piringnya berbentuk mawar.
Al mengangguk antusias dengan mulut yang dipenuhi dengan cake rasa strawberry.
"Hump!, Aku sangat senang, terimakasih karna kamu sudah membawaku kesini." Ucap Al tulus setelah menelan habis cake nya.
Tristan hanya mengangguk lalu tersenyum. Ia mulai mendekatkan wajahnya kepada wajah Al.
Al panik. Ia berfikir kalau Tristan akan menciumnya. Tapi ternyata salah.
Tristan mengelap ujung bibir Al dengan ibu jarinya. Untuk menghapus sisa wipe cream disudut bibir Al itu.
Karna salah tingkah. Al pun menunduk untuk menutupi wajah bersemu padam nya. Tristan terkekeh gemas melihat tingkah laku Al yang begitu lucu menurut nya.
Ia menjilat ibu jari yang terdapat bekas wipe cream Al. Dengan rasa tak ada beban. Al mendongak untuk menyaksikan semua itu. Ia malah semakin malu. Lalu menundukkan kepalanya kembali.
Cukup ia terlalu malu saat ini. Bahkan wajahnya sudah memerah padam hingga ketelinga.
Entahlah ia seperti anak yang sedang malu karna digodai oleh pacarnya.
"Apa kau malu Al?." Pertanyaan yang layak dilayangkan kepada Al dari seseorang yang idiot dengan mata yang burik.
Apa ia tak bisa melihat jelas?!. Padahal kan sudah terlihat jelas bahwa Al sedang bersemu.
Oke lupakan.
Al tak menjawab jawaban itu. Ia malah kembali kepada makanan yang berbeda. Ia sempat memesan dua makanan tadi.
Drtt
Drrtt
Drrrttt
Getaran ponsel begitu terasa dimeja makan mereka. Al lantas menoleh dan melihat nama kontak tersebut.
'daniel sialan'
Nama itu tertera jelas dilayar ponsel milik Tristan.
Namun sang empu pemilik ponsel hanya diam tak bergeming ketika melihat ada seseorang yang menelponnya.
"Tristan!, Ada yang menelfon mu, kau tahu?, Cepatlah angkat." Kata Al.
Tristan menggeleng. "Biarkan saja. Aku tak peduli."
"Hei itu sangat tidak sopan. Cobalah angkat dulu." Titah Al.
Tristan menghela nafas pelan. Ia terpaksa mengangkat telfon dari kakak nya itu. Ya, seseorang yang menelfon dirjnga itu adalah kakaknya sendiri.
Malas. Sangat malas ketika ingin mengangkat telfon sang kakak.
"Halo?, Apa yang kau inginkan kali ini Daniel?." Tanya Tristan jengah.
"Sialan, aku lebih tua dari mu tiga tahun kau tau."
"Ck aku tidak peduli. Cepat katakan apa mau mu?!."
"Ayah menanyakan mu. Dia merindukan dirimu."
"Hah... Bilang padanya besok aku akan kesana, dan juga aku akan membawa seseorang."
"Hei jangan bilang--"
Tut... Tut..... Tut....
Sangat tidak sopan. Tristan mematikan telfon tersebut saat seseorang diseberang sana belum menyelesaikan pertanyaan nya.
Al menatap Tristan seakan bertanya. Apa yang ada dipercakapan tadi.
"Besok aku akan membawamu kerumahku." To the point Tristan.
Sang lawan bicara terkejut sampai melebarkan kedua matanya. Tentu terkejut. Siapa yang tidak akan terkejut ketika seseorang ingin membawamu kerumahnya.
Seakan-akan kalian ingin diperkenalkan sebagai calon pendamping.
Maaf sepertinya Al mulai berfikiran yang tidak-tidak.
"Ma-maksud mu?. Tidak, aku tidak mau!." Tolak Al.
Tristan tak menanggapi nya. Ia tetap bersikeras akan membawa Al besok ke kediamannya.
Mau Al memberontak ataupun kabur. Tristan tetap akan membawa Al!. Camkan itu.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTRIS [BXB]
Teen FictionIni hanya kisah dari Dhinan Al Pratama dan juga Tristan harfiansley. BXB. HOMO. BL. GAY. LGBT. PELANGI. SEGENDER. Jika tertarik mari baca book saya, jangan ber-ekspektasi tinggi terhadap book nya ya. Maklumi jika banyak typo atau kesalahan penulisan...