Enjoy guys. I hope you like it!.
💐
Hari ini adalah jadwal check up kandungan Al. Namun Tristan sedang bekerja.
Al memutuskan untuk check up sendiri saja, ia juga sudah izin kepada Tristan. Ia pergi kerumah sakit diantar oleh supirnya.
Dan disini lah sekarang. Al tengah terbaring dengan perut yang sudah dibaluri oleh gel untuk melihat bagaimana keadaan janin nya itu.
Dokter fokus pada layar monitor yang memperlihatkan gambar hitam putih. Dokter tersebut tersenyum senang.
Ia menoleh kearah Al, lalu berkata. "Selamat yah anda mengandung anak kembar 3 atau bisa disebut triplet!."
Al terkejut. Ia melihat kembali kearah monitor disana, dokter mengarahkan ke ketiga janin disana. Sial, pantas saja perutnya lebih besar dari bulan normalnya.
Al terkejut. Tidak dia tidak terkejut karna bahagia, ia terkejut karna hal lain!. Jangan berharap bahwa Al akan bahagia mendengar ini.
Ia takut respon Tristan ketika tau ia mengandung triplet.....
"Nah selesai, kandungan nya sehat sekali, tapi walaupun sehat, anda harus berjaga-jaga jangan kelelahan ataupun stres. Setelah ini anda bisa menebus vitaminnya langsung." Ucap dokter yang telah selesai membersihkan gel diperut Al.
Al pun berterima kasih kepada dokter tersebut. Ia juga meminta untuk mencetak foto USG itu. Lalu keluar ruangan dengan perasaan yang campur aduk.
Ia memikirkan bagaimana nantinya jika Tristan tak mau menerimanya lagi ketika tahu bahwa dia mengandung 3 anak sekaligus.
Ah, lebih baik Al tebus dahulu vitaminnya baru ia akan memikirkan kembali bagaimana caranya memberitahu Tristan.
*****
Tristan kini tengah bersiap-siap untuk pulang. Sebelum pulang Tristan sempatkan mampir ke supermarket terdekat untuk membeli camilan untuk Al.
Ia membeli beberapa camilan saja yang menurutnya itu enak. Ia juga tak lupa membeli stok susu hamil milik Al.
Bersenandung dengan pelan. Tristan bernyanyi pelan didalam mobil ketika diperjalanan.
Ia merasa senang, sangat senang entah karna apa. Mungkin karna tadi ia dipuji atasan dan seniornya?.
Atau hal lain?. Entahlah.
Ketika sampai dirumahnya. Tristan cepat-cepat memarkir kan mobilnya. Walaupun dalam posisi yang tidak benar parkirnya. Tristan tak memperdulikan itu.
Iya ingin cepat-cepat bertemu Al dan memberi camilan yang ia beli tadi.
Cklek.
"AKU PULANG!!." Teriak Tristan. Ia mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan. Namun ia tak menemukan Al.
Sepertinya dikamar. Lantas Tristan naik ke lantai atas.
Ia menaiki tangga dengan cepat, bahkan 2 tangga-tangga ia lewati. Ia tak memikirkan akibatnya jika jatuh nanti.
"Al?." Panggil Tristan ketika sudah didepan pintu kamar Al.
Ia mengerutkan keningnya bingung. Mengapa tidak ada satupun sautan didalam sana?. Apa ia masuk saja kedalam?.
Tristan pun mencoba untuk memegang knop pintu kamar Al. Namun belum sempat memegang knop tersebut. Pintu kamar Al terbuka.
Menampilkan wajah Al yang terlihat muram?. Hei apa itu? Matanya terlihat sembab.
"Kau sudah pulang." Kata Al mencoba memecahkan keheningan sedetik itu.
Tristan mengangguk lalu mengangkat kantung belanjaan nya. "Aku membeli ini, ayo kita makan dibawah!." Ucapnya.
Ia akan bertanya nanti dibawah. Ia akan lebih dulu membuat mood Al baik, ia tak mau bertanya ketika mood Al sedang tidak baik.
Itu akan beresiko membuat Al menangis.
Saat sudah sampai dibawah. Tristan menyalakan tv untuk hiburan semata.
Mereka berdua mulai menikmati camilan yang Tristan bawa.
"Aku mau yang itu!." Ucap Al menunjuk kearah tangan Tristan yang sudah memegang roti rasa strawberry.
Tristan terkekeh lalu memberikan roti tersebut kepada Al. Tak apa masih ada roti lainnya lagi.
Al terlihat sangat menikmati camilan yang ia bawa. Apa ini saat nya untuk bertanya?. Ia akan mencoba membuka topik dengan hal check up kandungan Al terlebih dahulu. Karna ia penasaran hasilnya.
"Bagaimana hasil tadi saat check up?." Ucap Tristan bertanya. Al seketika terdiam.
"Sehat." Cicit Al. Tristan bingung.
Sehat saja?.
Omg itu jawaban yang kurang memuaskan, ia ingin tahu lebih dari kata 'sehat'
"O-okay..." Tristan menjawab ragu.
Ini ada yang tak benar. Tristan yakin itu, sikapnya ini seperti sikap saat waktu itu. Bagaimana caranya agar Al tidak merahasiakan sesuatu darinya?.
Apa ia harus memaksa?.
"Hanya sehat saja?." Tanya Tristan lagi. Ia mencoba untuk membuat Al lebih terbuka dengannya.
Al mengangguk pelan. "Iya."
Jawaban itu membuat Tristan menghela nafas. Hah... Apa ia kurang meyakinkan Al tentang dirinya?. Mengapa begitu sulit membuat Al terbuka?.
Hanya bisa menghela nafas perlahan kembali walau dalam hati Tristan ia merasa geram.
"Baiklah, jika ada sesuatu katakan saja padaku, aku akan menjawabnya dengan jujur!." Kata Tristan.
Ia tak akan memaksa Al untuk kali ini. Ia akan membiarkan Al merasa bahwa dirinya adalah orang yang bisa diandalkan.
"Aku tak akan marah padamu jika kamu memang tak mau mengatakannya sekarang." Lanjut Tristan.
Al menjadi bimbang. Apa ia harus mengatakan nya atau tidak?, Ia tak mau mendapatkan respon tak mengenakan dari Tristan. Ia belum siap jika nantinya ia akan dibuang.
Walaupun ia yakin Tristan tak akan melakukan hal itu.
Dimalam itu kembali menjadi normal. Mereka berdua masing-masing menikmati camilan sembari menonton tv.
Walaupun Tristan diiringi perasaan yang janggal dan Al yang merasa gelisah.
TBC.
Chap ini sama seperti chap 'aneh'. Ini dibuat pas saya gak ada ide lagi.Saya bingung, mau buat alur cepat tapi gak bisa-bisa. Jadi maklumi jika setiap penulisan 1 chapnya sedikit-sedikit ya.
Otak saya suka susah diajak kompromi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTRIS [BXB]
Fiksi RemajaIni hanya kisah dari Dhinan Al Pratama dan juga Tristan harfiansley. BXB. HOMO. BL. GAY. LGBT. PELANGI. SEGENDER. Jika tertarik mari baca book saya, jangan ber-ekspektasi tinggi terhadap book nya ya. Maklumi jika banyak typo atau kesalahan penulisan...