Kediaman harfiansley <9>

16 3 0
                                    




Kini Al dan Tristan telah sampai dikediaman harfiansley. Mansion utama keluarga wilvin harfiansley.

Siapa yang tidak mengenal sesosok pria bernama wilvin harfiansley?. Pria yang begitu tampan dan juga berwibawa. Pengusaha sukses sejagat raya.

Tapi ada satu sosok yang tak mengenal wilvin harfiansley. Yaitu Al. Jangan salahkan dirinya yang tak mengenal wilvin.

Ingat apa yang key katakan dulu?. Al sempat depresi. Otomatis Al tidak merespon sekitarnya.

Tristan membawa mobilnya masuk kedalam mansion besar itu.

Saat sampai di mansion. Tristan mengajak Al keluar dari mobil lalu memberikan kunci mobil tersebut kepada supir yang bekerja disana.

Al mulai gugup. Ia sama sekali belum pernah merasakan kegugupan yang begitu hebat.

Tristan yang memang peka pun memegang tangan Al lalu mulai menggandeng nya. Mengelus nya sedikit agar Al merasa sedikit tenang.

Al menoleh kepada Tristan. "Aku tak sanggup. Kaki ku mulai bergetar. Rasanya sangat tidak nyaman Tristan." Jujur Al kepada Tristan.

Sang empu pun mulai menatap mata Al dengan lembut lalu berucap. "Tak apa. Aku ada disamping mu."

"Ayo." Lanjut Tristan.

Dan mereka berdua pun mulai masuk kedalam mansion besar itu. Banyak bodyguard yang menjaga mansion itu.

Mereka semua menunduk ketika Tristan mulai masuk.

"Selamat datang kembali tuan muda." Ucap salah satu bodyguard.

Tristan tak menjawab. Ia melenggang pergi dengan cepat hanya untuk menemui sang ayah.

***

Kini Al tengah duduk bersama satu lelaki mungil yang tak jauh berbeda dengan nya. Hanya saja dia lebih tinggi dari Al.

"Aku Gian, istri Daniel kakak Tristan. Kau bisa memanggilku kak Gian karna seperti nya aku lebih tua dari mu." Tutur nya lembut. Bahkan sangat lembut.

Al menoleh, ia sedikit terkejut namun langsung menutupi ke terkejutannya. lalu menyambut sambutan tangan sang lawan bicara. "Aku, Al, kak. Salam kenal." Dia tersenyum dengan tulus.

Sang empu yang bernama Gian pun ikut tersenyum. "Jangan takut. Aku tidak akan menggigit mu." Katanya membuat Al tertawa kecil.

"Kau sangat manis dan cantik pantas saja Tristan begitu menyukai mu." Katanya membuat Al terkejut.

Al menggeleng. Iya takut Gian salah paham atas dirinya dan juga Tristan. "Aku bukan kekasih Tristan."

Dan kini Gian terkejut. "Apa?!, Kau pasti sedang berbohong padaku kan. Tak usah malu Al." Katanya. Namun Al tetap menggeleng.

Itu membuat Gian bangun dari duduk nya. Iya pergi melenggang metinggalan Al yang menatap kepergian Gian dengan heran.

'ada apa dengan nya?.' batin Al bingung.

Tristan kembali. Lalu berjalan menuju Al dengan tergesa-gesa.

"Al apa yang kau bicarakan bersama kak Gian tadi?!. Jujur lah padaku, ini menyangkut nyawaku sekarang."

Al menatap Tristan polos. Seakan tidak tahu apa-apa. "Hanya bilang bahwa kita ini bukan sepasang kekasih."

"Sial!." Umpat Tristan tiba-tiba.

'pantas kak Gian ingin membunuhku!.'

"Sepertinya kita harus pulang Al. Ayo cepat sebelu---."

"TRISTAN! KEMBALI KAU DASAR ANAK KURANG AJAR!." Teriakan itu menggema hingga kepenjuru mansion.

Tidak hanya Gian sekarang yang Tristan lihat namun juga sang ayah yang ikut berjalan mendekatinya.

Tristan pasrah akan apa yang ia hadapi sekarang.

"Jujur sekarang atau ayah akan...."

"Baik ayah Tristan akan jujur!." Selanya dengan cepat. Ia tau apa yang akan ayahnya itu ucapkan.

Ia tak mau kehilang pekerjaan nya sebagai pemadam kebakaran.

Mereka semua sudah duduk dengan tenang. Hanya perasaan Tristan saja yang tak tenang sekarang. Apalagi ditambah dengan adanya Daniel.

Pasti ia akan meprovokasi sang ayah jika dirinya salah berucap.

Al tidak ada disitu. Karna Tristan menyuruh nya untuk masuk saja kedalam kamarnya.

"Oke pertama-tama ayah perkenalkan dia Al---."

"Ayah sudah tau!."

"Ayah! Jangan menyela!." Ucap Gian. Lalu wilvin terdiam. Menantunya yang satu ini sangat seram jika sedang marah.

"Jadi kalian semua sudah tau namanya kan?. Dia adalah korban pelecehan ayah. Dia depresi berat, Aku yang menyelamatkan dia dari atas gedung saat dirinya ingin melompat dengan indah ke bawah. Aku berhasil menyelamatkan nya."

Gian nampak terkejut dengan ucapan Tristan. Ia ingin bertanya namun Tristan malah melanjutkan ucapannya.

"Aku membawanya saat dirinya sama sekali tidak memiliki identitas, namun Al masih mengingat namanya sendiri saat dirinya sudah sembuh total dari depresi. Dan ayah... Kak Gian... juga Daniel aku memiliki satu rahasia yang mungkin akan membuat kalian terkejut bukan main."

"Apa?." Jawab mereka bersamaan.

"Al sedang hamil."

"KAU-!."

"Tunggu ayah jangan menyela. Aku belum menyelesaikan kalimatku. Aku sudah bilang bukan Al korban pelecehan?, Dia hamil anak pemerkosanya. Dan aku akan mengambil tanggung jawab untuk menjaga Al hingga dirinya melahirkan." Finish Tristan.

Wilvin, Gian, dan juga Daniel mengangguk mengerti.

"Kau sangat hebat nak!, Ayah bangga padamu, jangan pernah berhenti untuk melakukan kebaikan Tristan..." Wilvin memeluk sang putra sebentar. Dia tak mau berlama-lama memeluk sang anak.

Karena banyak bulu anjing di pakaian Tristan. Ia tak mau menghirup lalu berakhir mati karna bulu anjing yang masuk kedalam saluran pernafasan nya.

Fyi Tristan tadi bermain bersama anjing kesayangan nya, Milo namanya.

Daniel mengerutkan keningnya. "Kenapa kau tak menikahinya saja?." Ucapnya.

Gian lantas menepuk lengan sang suami. Apa-apaan suaminya ini?!.

"Tidak.... Aku..... hanya ingin menikah dengan dia." Suaranya mengecil diakhir kalimat.

Daniel mendengus. "Kau tau dia sudah tiada Tristan?!, Mengapa kau masih mengharapkan kehadiran nya yang bahkan dia sudah berada di surga." Sangat tidak sopan.

Ucapan kakaknya itu langsung menusuk kedalam hati Tristan. Ia merasa bahwa dirinya telah bodoh!.

"IKUT AKU!." Bentak Gian kepada Daniel yang langsung diseret kelantai atas. Lebih tepatnya dibawa masuk kedalam kamar.

Biarkan saja Daniel mendapatkan hukuman dari sang istri, cubitan atau jambakan rambut pasti akan dirasakan nya.

Wilvin menepuk pundak sang anak pelan. "Jangan dengarkan kata kakakmu yang biadap itu. Ayah tau kau mencintai nya sejak kecil. Namun Tristan.... Cobalah untuk mengikhlaskan dirinya."

Tristan reflek menggeleng. "Tidak ayah.... Aku masih merasakan kehadiran nya sampai saat ini. Aku selalu merasakan nya ayah....!."

Ia tak mudah melupakan cinta pertamanya. Atau mungkin tidak akan pernah melupakan nya.

"Baiklah ayah mengerti. Cobalah buka pintu hatimu untuk Al, ia terlihat mirip dengan lelaki mungil cinta pertamamu itu." Celetuk wilvin membuat Tristan sedikit tersenyum. Ya, ia sadar jika Al memang sedikit mirip dengan cinta pertamanya.

TBC.
See you!.

ALTRIS [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang