I hope you like it, love you.
💐
Oke, Tristan sedikit menyesal menjajikan pergi ketaman pada lelaki mungil itu.
Bukan karna apa-apa. Namun lelaki mungil ini tidak menepati janjinya.
Ia menangis. Sangat kencang, hingga mengambil beberapa atensi pengunjung lain.
Kalian mau tau apa alasannya dia menangis?. Karna ia tidak diperbolehkan memetik bunga.
Tentu tidak boleh!. Sudah ada papan peringatan disekitar taman yang memberitahu akan hal itu.
Bahkan terpampang jelas bertulis kan.
'DILARANG MEMETIK BUNGA SEMBARANGAN'.
Oh ayolah. Tristan sudah kehabisan banyak cara untuk menenangkan lelaki mungil itu.
"Hei kau tidak kasihan anakmu menangis seperti itu?." Kata salah seorang pengunjung.
Sial, bahkan dirinya disangka seorang ayah.
Apa lelaki mungil itu terlihat seperti seorang anak-anak?. Ah jujur saja, ia memang seperti anak kecil.
"Ssttt... Tenang lah."
"Hiks tidak mau!, Aku mau bungaaa!!!!!." Pekik nya kencang.
Ia menghentak-hentakan kakinya keras. Ia sangat rewel jika sudah begini.
"Jika kau tidak berhenti menangis. Aku akan meninggalkan mu disini." Ancam Tristan.
Tapi sepertinya itu tidak lah berlaku pada pria mungil dihadapan nya. Ia malah semakin menjadi-jadi, semakin berteriak kencang hingga mengambil atensi pengunjung lain. Tristan dengan cepat menggendong pria mungil nya itu.
Ia takut pengunjung lain risih, atau bahkan sudah risih?. Entahlah tapi Tristan membawa nya kedekat toko ice cream.
"Mau ice cream tidak?." Tanya Tristan, ini menjadi salah satu cara agar lelaki mungil itu berhenti menangis lagi.
Lelaki mungil itu langsung menghentikan tangisannya sambil mengusap ingus yang keluar dari hidungnya.
"Mau!"
See?, Itu berhasil.
"Tapi janji hanya satu oke?."
Lelaki mungil itu mengangguk antusias didalam gendongan Tristan.
Menghela nafas lega. Setidaknya tangisan lelaki mungil itu berhenti, walau ia tak yakin dengan janji nya itu.
"Ayo beli ice cream cepat pria jelek!." Pekik nya dalam gendongan Tristan.
Bisa-bisa nya ia masih mengejek Tristan.
Sudahlah memikirkan ucapan lelaki mungil itu benar-benar menguras pikiran warasnya.
*****
Tristan memutuskan kembali kerumah sakit setelah mengajak pria mungil dalam gendongannya ini bermain dan membeli ice cream. Ia tertidur nyenyak digendongan Tristan.
Disana sudah ada key yang menunggu mereka datang. Ia sudah diberitahu sebelumnya oleh Tristan jika mereka berdua akan kembali lebih cepat.
"Kutebak dari raut wajah mu bahwa lelaki mungil ini melanggar janjinya bukan?." Tanya key tengil. Ia menaikkan sebelah alisnya sambil terkekeh pelan diakhir kalimatnya.
Tristan mengangguk tanpa berkata-kata. Ia sudah merasa sangat lelah bahkan untuk menjawab pertanyaan key yang membuat nya sedikit kesal.
Ia memindahkan tubuh lelaki mungil itu kepada key, yang dengan sigap langsung mengambil alih.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALTRIS [BXB]
Fiksyen RemajaIni hanya kisah dari Dhinan Al Pratama dan juga Tristan harfiansley. BXB. HOMO. BL. GAY. LGBT. PELANGI. SEGENDER. Jika tertarik mari baca book saya, jangan ber-ekspektasi tinggi terhadap book nya ya. Maklumi jika banyak typo atau kesalahan penulisan...