Pagi ini Al sudah bangun di pukul 06:15. Ia sengaja bangun sepagi ini karna ingin membuatkan bekal untuk Tristan.
Ia membuatkan Tristan sebuah udang asam manis yang begitu lezat. ia membuat makanan kesukaan Tristan agar sang empu bisa semangat bekerja.
Al menoleh melihat arah jarum jam yang menunjukkan pukul 06:45.
Lantas Al pergi menuju kamar yang tengah ditempati Tristan untuk tidur. Berjalan dengan pelan lalu sedikit menggoyangkan tubuh Tristan.
"Tristan ayo bangun. Nanti kau bisa telat."
"Hmmmm..."
"Cepatlah."
"Lima menit lagi ya.." gumam Tristan.
"Ck terserah. Padahal aku sudah membuatkan udang asam manis untuk bekalmu nanti." Ucap Al.
Benar saja. Tristan langsung bangkit dari alam mimpinya. Ia terdiam sebentar lalu mengusak pelan matanya.
"Aku sudah bangun, lihat." Katanya sembari memajukan wajahnya kedekat Al.
Al terkekeh lalu menangkup wajah Tristan. Ia belai lembut lalu mencubitnya pelan.
"Cepat mandi. Ingat, kau bekerja hari ini." Titah Al.
Tristan menuruti nya lalu masuk kedalam kamar mandi. Tak lupa mengambil handuknya yang tergantung di hanger.
*****
Berselang beberapa menit. Tristan akhirnya turun dengan pakaian yang sudah rapi. Tapi rambutnya masih begitu basah.
Kebiasaan!.
Al tak menyukai perilaku Tristan yang satu ini. Apa Tristan tak tahu jika rambutnya belum kering itu bisa menyebabkan kepalanya pusing?!.
Al pun menghampiri Tristan dengan wajah yang ia buat sekesal mungkin.
"Rambutmu mengapa tidak dikeringkan Tristan!, Kau tahu kau bisa saja pusing!." Geram Al. Ia menyuruh Tristan untuk duduk di karpet berbulu lembut. Lalu Al duduk diatas sofa.
Al mengeringkan rambut Tristan dengan pelan.
"Nanti juga rambut ku basah lagi jika sedang memadamkan api." Jawabnya santai.
Al berdecak. Bisa saja mencari alasannya. Lagipula pemadam kebakaran kan memakai pelindung kepala. Bagaimana bisa rambutnya menjadi basah?.
"Nah selesai, sekarang pakai sepatumu. Aku akan menyiapkan tas bekal mu." Ucap Al.
Tristan mengangguk lalu memakai sepatu kerjanya yang sudah disiapkan Al tadi.
Selesai memakai sepatunya, Tristan pun menghampiri Al yang sedang memasukkan kotak bekal kedalam tas kecil.
"Selesai!, Bekal ini harus habis, kau mengerti?!." Al memberikan kotak tas bekal kepada Tristan. Dan diambil dengan baik oleh sang empu.
Tristan mengangkat tangannya, ia hormat kepada Al. "Ay ay captain!." Ucapnya.
Al terkekeh lalu mengantar Tristan hingga kedepan pintu.
"Bekerjalah dengan baik Tristan."
"Hm pasti!, Kau harus berjanji untuk baik-baik saja ketika aku bekerja oke?!."
"Pinky promise!."
Jari kelingking Al pun tertaut pada jari kelingking Tristan. Mereka berdua melakukan perjanjian yang sama sekali tidak boleh dilanggar.
"Baiklah aku berangkat!." Pamit Tristan kalau masuk kedalam mobilnya.
Al melambaikan tangannya. "Semangat!."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTRIS [BXB]
Fiksi RemajaIni hanya kisah dari Dhinan Al Pratama dan juga Tristan harfiansley. BXB. HOMO. BL. GAY. LGBT. PELANGI. SEGENDER. Jika tertarik mari baca book saya, jangan ber-ekspektasi tinggi terhadap book nya ya. Maklumi jika banyak typo atau kesalahan penulisan...