Lima

512 112 10
                                    

"Bakmi GM itu berarti jual bakmi?"

"Eh, ada nasi gorengnya juga sih, Pak. Yang paling enak tuh pangsit gorengnya ." Terry langsung pasang muka penginnya. Dan begitu Rayan menatapnya tajam, dia jadi salah tingkah. Bukannya naksir. Tapi pengin cepat - cepat kabur.

Sebagai lelaki, dari luar Rayan memang terlihat amat menawan. Siapa yang melihatnya pasti akan langsung jatuh cinta. Parasnya tidak bisa diabaikan begitu saja ketika muncul di depan umum. Orang harus menoleh ke arahnya minimal lima kali baru bisa meninggalkan tempat Rayan berada dengan damai.

Rayan masih menatapi sekretarisnya dengan muka datar. "Jadi kira- kira makan ke Bakmi GM yang mana? Bukannya kata kamu cabangnya di Jakarta ada beberapa?"

"Wah saya nggak tahu. Tadi Alena bilangnya pokok mereka ke Bakmi GM."

Rayan langsung menipiskan bibirnya.   Rahangnya mengetat. Ini bukan hari yang mudah bagi lelaki berusia 35 tahun tersebut. Ibunya kembali mendatangi kantor dan mengatakan bahwa ia ingin Rayan bertemu dengan Graciella Malik.

"Kamu ini sudah pantas menikah. Semuanya ini nantinya akan jatuh ke tanganmu." Ujar Monica Soerja, mamanya.

Rayan awalnya tidak menggubris. Hanya saja, semakin ibunya lama berada di ruangannya, semakin Rayan dibuat pusing.

Hubungannya dengan Andrea saja sekarang sudah rumit. Wanita itu menolak menerima keputusan Rayan yang seolah membuangnya begitu saja.

Belum lagi dia masih berusaha untuk mendekati Arantxa. Sekarang sang Mama sudah menyodorkan perempuan baru, untuk kesekian kalinya semenjak ia kembali dari Brown dan membantu di perusahaan.

"Atau kamu sudah punya pilihan sendiri? Siapa? Dari keluarga mana? Selama sepadan dengan keluarga kita, mami sih nggak masalah. Tapi keluarga Malik ini sudah berteman sejak lama dengan keluarga Soerja, Rembaka, dan Senoadji. Atau kamu jangan- jangan menyukai sekretarismu? Duh, Rayan, jangan seperti sepupu Senoadji dan Rembakamu yang lain. Nares dan Reagan menikahi sekretaris mereka. Apa- apaan itu. Bikin malu saja!"

Monica Soerja kalau sudah ngomong sesuatu pasti bakalan sulit berhenti. Dan bagi wanita berusia 62 tahun itu, segala titahnya harus dipenuhi oleh keluarganya. Terutama oleh anak- anaknya. Karena dia merasa tidak bisa mengatur suaminya sendiri.

"Kalau soal menikah, seharusnya bukan cuma aku yang harus dikejar-kejar dong Ma. Ganesha apa kabar? Dia kayaknya udah bolak-balik jalan sama perempuan. Rayan belum ingin menikah dengan siapa pun saat ini. Rayan baru mulai duduk di kursi perusahaan. Menikah akan menghambat kreativitas Rayan." Lelaki itu menjawab dengan asal saja.

"Ganesha itu nggak bisa diharapkan, Rayan. Mama sudah putus asa menghadapi dia. Mama nggak paham, kenapa semua anak Mama bikin pusing kepala kayak gini. Karma apa yang harus Mama tanggung?"

Another drama begin ...

Rayan akhirnya hanya bisa menghela napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya secara perlahan.

Dia tidak boleh menyinggung ibunya. Meski selalu menjadi ratu drama, Monica sebenarnya sangat menyayangi putra- putrinya. Perempuan itu mengejar-ngejar Rayan agar mau diperkenalkan pada sederet gadis yang menurutnya pantas, juga merupakan salah satu bentuk perhatian darinya untuk sang putra sulung. Monica tidak ingin putra kesayangannya itu salah memilih seperti para sepupunya.

Rahang Rayan mengatup rapat. Ia terdiam lama untuk meredam emosinya yang mulai naik ke ubun-ubun . Namun ia berusaha untuk  tetap tenang. Bagaimana pun yang sedang ia hadapi adalah ibunya .

"Ya, Ray, ya. Kamu temuin Graciella ya. Mama sudah reservasi di Amuz nanti malam." Monica mulai merayu dengan wajah yang seolah-olah sengsara bila mendapatkan penolakan dari anaknya itu.

In Between Where stories live. Discover now