Sebelas

816 115 20
                                    

Arantxa dikejutkan dengan berita kepulangan El. Sahabatnya itu meneleponnya dan mengatakan bahwa kepulangannya ke Indonesia kali  ini adalah for good.

Arantxa tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya mendengar kabar tersebut. Selama ini walau kerap berhubungan lewat telepon atau skype, namun tentu saja hal itu berbeda jika mereka bertemu secara langsung. Bercengkerama seperti sewaktu mereka masih bersama di Melbourne dulu.

"Serius?" Arantxa bergumam tidak percaya, ketika El mengabarkan bahwa wanita itu sudah tiba sejak kemarin sore.

"Serius lah." El tertawa dari ujung sambungan telepon. "I have a plan. Dua tahun ini aku belajar di culinary institute.  Rencananya mau bikin kafe."

"Wah, seru dong."

"Aku kangen banget sama kamu, Ra. Lama banget kita nggak ketemu kan? Kamu sih nggak pernah main ke Melbourne lagi. "

"Sorry, " Arantxa akhirnya bergumam.  "Biasalah. Kerjaan  lagi sibuk- sibuknya belakangan ini."

"Oh ya. "  Terdengar El menggumam. "Kamu senior PR  kan ya, sekarang?"

"Hmmmh. Gitu deh. "

Hening sejenak. Jeda.Sebelum Ara merasa bahwa inilah saatnya bagi perempuan itu untuk mencari informasi tentang keberadaan Arkana."Ehm, El?"

"Hmmm?"

"Akhir-akhir ini pernah ketemu Arkana nggak?"

"Arkana?" El bertanya balik. " Kenapa emangnya, Ra?"

"Nggak sih." Ara berujar ragu. "Apa....lo pernah dengar sesuatu tentang dia selama di Aussie?"

"Tunggu, tunggu,"  ucap El seakan menyela. "Sebenarnya ada apa?"

"Nggak sih. Gue pernah dengar saja kalau ternyata dia udah nikah. Sama teman kuliahnya katanya. Lebih tepatnya sama teman si Jamie. "

Jeda menyelimuti.

"I'm sorry for that. Tapi aku juga nggak tahu..."

"It's okay. That's not your fault, anyway. " Arantxa berkata akhirnya. "Ya udah. Lo masih tinggal di Simprug dong?"

"Eh, aku rencananya  mau pindah ke PIK."

"Wah, keren tuh. Gue aja masih numpang di apartemen mama kok."

"Nggak apa-apa dong. Eh gimana, gimana si Lyanna sekarang? Aku lihat di IG, dia makin glowing gitu ya?"

"Keling kali." Sambut Arantxa ditingkahi dengan tawa. "Doi mainnya sama bule sekarang tuh,"

Mereka ketawa barengan. Kemudian Arantxa menanyakan tentang bagaimana kabar teman satu apartemen mereka; Yvonne.

"Si Yvonne ya? Percaya atau enggak dia akhirnya married gitu sama Hugo Turner!"

"Astaga! Dosen gue itu? Yang... astaga..." Arantxa tidak bisa menahan rasa geli. Ia menekap mulutnya. Untung saja Gretha sedang pergi ke luar kota, sementara Cacha belum juga kembali dari toilet sejak pamit sekitar satu jam yang lalu.

"Gue nggak sangka kalo akhirnya mereka jadi juga." Ujar Arantxa akhirnya, begitu reda dari keterkejutannya. "Jadi gimana? Gue mesti datang ke Simprug atau ke PIK nih?"

"Ntar sore aku ada janji makan malam di rumah Mama. Jadi kamu datang ke Simprug aja. Aku punya oleh-oleh buatmu."

"Oke," Arantxa tersenyum sendiri seperti orang tolol. "Welcome home, Mikhaella Niranjana Soerja Rembaka!"

In Between Where stories live. Discover now