3. Reinkarnasi Pangeran Pasifik

9 5 0
                                    

Waktu sore memang yang terbaik. Semilir angin kecil yang meniup niup rambut, semburat jingga dari langit Barat dan matahari terbenam yang memanjakan mata.

Samudra mengayuhkan sepeda nya dengan santai, melewati perkampungan tepi pantai, lalu membelah ramai nya kota. Tak sengaja, matanya melihat seorang pemuda yang duduk di kursi taman kota sembari melamun, seperti banyak masalah. Dilihat juga matanya sedikit sembab. Di tangan nya juga terdapat map untuk melamar kerja.

Tapi bukan itu yang menjadi perhatian Samudra. Tetapi wajah pemuda itu yang sangat mirip dengan adik nya di masa dulu. Pangeran ke-2. Pangeran Pasifik Gravelion.

Samudra memarkirkan sepeda nya dan mencoba menghampiri pemuda itu. Ia sengaja duduk di samping pemuda itu untuk mengajak nya mengobrol.

"Ekhem. Lo keliatan banyak masalah."

Pemuda itu menoleh, "Sok asik lo. Kita ga kenal yaa."

Samudra terkekeh, ia menggaruk tengkuk nya canggung, "Lo lagi nyari kerja ya."

"Hm. Gue udah ngelamar kerja ke semua perusahaan atau toko di kota ini. Cuma gue ditolak mulu."

Samudra tersenyum, "Gimana kalo lo kerja di Restaurant gue aja? kebetulan lagi butuh karyawan."

Pemuda itu memicing kan mata, "Hah yang bener? tapi muka lo kayak masih bocah SMA. Lo mau nipu gue ya?"

Samudra mencebik, "Heh bocah! gue lebih tua dari lo ya!"

"Iyaa iyaa maap."

Samudra mendengus, "Umur lo berapa?"

"19 Tahun."

"Baiklah. Karna gue jauh lebih tua dari pada lo, panggil gue abang. Dan mulai besok, lo bisa mulai kerja di Restaurant gue. Letaknya ga jauh sih, depan gedung serbaguna sana."

Pemuda itu berbinar. Samudra yang menatap wajah itu dari dekat menjadi ingin menangis, karna benar benar wajah nya itu mirip sekali dengan adiknya. Ah, ia jadi merindukan adik jahil nya itu.

Tiba tiba pemuda itu memeluk Samudra dengan erat dan mengucapkan beribu beribu kata terima kasih. Pelukan ini, rasanya masih sama seperti pelukan adiknya dulu. Membuat rasa kangen nya terobati. Samudra percaya jika pemuda di samping nya ini adalah reinkarnasi dari adiknya.

"Gue Samudra. Nama lo siapa?" tanya Samudra

"Fadil bang."

"Usia lo masih muda, kenapa milih kerja daripada kuliah?"

"Gue berasal dari keluarga miskin bang. Keluarga gue gapunya biaya buat gue kuliah. Gue mutusin buat kerja aja buat bantu ekonomi keluarga gue."

Samudra tertegun. Ternyata seperti itu kehidupan adik nya di masa kini.

"Tapi bang, wajah lo kayak ga asing deh, apa kita pernah kenal dulu?"

***

Malam ini, dibawah sinar rembulan, Samudra berlatih meningkatkan kekuatan di belakang rumah nya, ditemani oleh paman dan bibinya nya.

"Kau hebat Yang Mulia. Tingkatkan lagi kemampuan mu itu."

Selain berlatih bela diri dan meningkatkan kekuatannya, ia juga berlatih trisula. Trisula emas miliknya yang ia bawa saat melarikan diri. Trisula emas itu sangat berbahaya. Hanya Samudra saja yang mampu menyentuh dan mengendalikan nya.

Setelah beberapa jam berlatih, tak terasa malam semakin larut. Samudra pun beristirahat dan berniat untuk melanjutkan nya besok.

"Paman, bibi, aku ingin bercerita sesuatu."

"Bersihkan dirimu terlebih dahulu, Pangeran. Lalu kami akan menyusul menuju ke kamar mu dan kau silahkan bercerita."

"Baik bibi."

***

Saat ini, mereka bertiga berkumpul di balkon kamar milik Samudra dengan menyesap teh hangat buatan bibi Serina.

"Tebak aku bertemu siapa tadi sore?"

Paman Gonu dan bibi Serina tampak berpikir.

"Atlantika?"

"Salah."

"Setan?"

"Salah."

"Sumanto?"

Samudra mendengus, "Bukan paman. Ayo tebak lagi."

"Paman mengantuk Yang Mulia, jadi tidak bia berpikir. Ayo bilang saja langsung."

"Aku bertemu dengan reinkarnasi adikku."

Paman Gonu dan bibi Serina tampak terkejut.

"Benarkah? pangeran ke-2? Pangeran Pasifik Gravelion?"

Samudra mengangguk.

"Dimana kau bertemu dia?" tanya Bibi

"Di taman kota. Dia tampak murung."

"Kenapa begitu?"

"Awalnya dia sinis, namun lama lama akrab. Dia bercerita, kalau dia tidak bisa kuliah karena keluarganya tidak punya biaya. Lalu dia memutuskan untuk mencari kerja namun semua perusahaan di kota ini menolak nya. Jadi, aku menerima nya untuk bekerja di Restaurant miliku. Dia senang sekali sampai dia memelukku".

Bibi Serina tersenyum, "Sudah lama bibi tidak melihat pengeran ke-2. Apakah wajah nya masih sama seperti dahulu?".

"Tentu saja. Dia masih tampan seperti kakak nya," ucap Samudra dengan penuh percaya diri.

"Kau sudah bertemu dengan beberapa reinkarnasi dari keluarga mu terdahulu Yang Mulia. Tidak lama lagi, mereka akan mengetahui siapa kau sebenarnya. Namun kau harus tetap menyembunyikannya identitas mu selama mereka belum mengetahui."

Samudra mengangguk.

Drrrtt Drrttt

Samudra mengernyit. Ia tahu persis siapa yang menelpon nya saat ini walaupun ia belum melihat siapa sang penelpon di handphone nya.

"Halo?"

"Besok ketemuan di taman kota ya? jam 10. Gue mau balikin jaket lo. Dateng atau gue penggal pala lo."

Lalu telepon tersebut diputus sepihak oleh Atlantika.

Paman Gonu tertawa, "Apa kau baru saja diancam oleh kekasihmu sendiri, Pangeran?"

"Diam paman. Di dunia ini, dia bukan kekasihku."

"Eleh. Tapi kau menyukainya kan?"

"Tidak."

Paman Gonu tertawa, menyenangkan juga menggoda pangeran nya ini. "Wajah berbohong mu terlihat, Yang Mulia."

"Dia kasar sekali, bagaimana cara agar dia luluh ya?"





TBC

SAMUDRA ATLANTIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang