12

260 24 5
                                    

Apa yang paling kamu takutkan di dunia ini, kehilangan uang, rumah atau pekerjaan, kehilangan kekasih, atau orang tua, kehilangan sahabat ataukah saudara, kalau aku aku takut kehilangan mamy, Daddy dan kakak ku, mereka adalah kebahagiaan ku, tapi ternyata rasa sayang ku kalah dengan rasa sayang Tuhan pada Daddy ku, Tuhan membawanya pergi saat aku berusia tujuh tahun, Dady meninggal karena kanker yang dia derita sejak lama, itu adalah luka ku yang tak pernah sembuh jika di obati dengan apapun, dan tepat setelah kematian Daddy aku di vonis memiliki penyakit yang sama, ini tidak mengejutkan karena kanker adalah penyakit keturunan, aku sudah menduganya, apakah aku membenci penyakit ini tentu saja tidak ini adalah harta terakhir yang daddy titipkan untuk ku dan aku tak boleh menolaknya.

Seiring berjalannya waktu kesehatan ku semakin menurun dan tak stabil, aku sering mengalami mimisan, terkadang kejang hingga pingsan, aku terbiasa tak masuk sekolah dalam waktu lama dan saat ku kembali mereka tak mengenali ku, satu tahun pengobatan keadaan ku membaik dan aku bersekolah seperti anak normal lainnya, tapi itu hanya bertahan selama tiga tahun lalu saat pengecekan sel kanker yang ku derita naik menjadi stadium dua, setelah mengetahui itu mamy berubah seratus delapan puluh derajat menjadi orang yang berbeda, ia membuat catatan hidup sehat untuk ku, ia juga melarang ku memakan makanan manis, membatasi setiap kegiatan yang berlebihan, belajar juga di batasi, tak boleh terlalu setres karena bisa menganggu kesehatan kata mamy. Awalnya aku merasa risih dan tak terbiasa namun lambat laun aku mulai terbiasa hingga sekarang. Lalu ada kabar yang mengejutkan ku kemarin di mana kak book dokter pribadi ku mengatakan jika penyakit ku berada di stadium tiga, sebenarnya aku mengetahui alasannya karena aku tak mengonsumsi obat itu secara teratur, aku tau tapi aku tetap terkejut, hanya sea dan kak booki yang mengetahui ini, Sea adalah adik dari kak book jadi tak masalah jika ia tau lagi pula aku dan sea sudah bersahabat dari kecil kami bertemu saat aku dirawat di rumah sakit.

Setelah mengetahui kebenaran itu aku tak berniat bertemu siapapun, aku tak masuk kuliah dan mengurung diri dikamar, aku tau akulah yang membuat diriku bertambah sakit tapi jujur aku tak pernah menyesali perbuatan ku sama sekali, ini adalah harta yang akan ku jaga sampai aku mati nanti, mamy mencoba membujuk ku untuk makan dan berbicara dan menayangkan alasan ku tidak masuk kuliah aku hanya mengatakan aku tak enak badan karena kelelahan saat di perkemahan, kak nanon yang biasanya tidak berbicara dengan ku tiba-tiba saja menanyakan kabar ku padahal dia bisa mengetahui nya dari orang-orang yang di kirim untuk mengawasi ku, awalnya aku pikir percakapan ini biasa namun seiring berjalannya waktu pertanyaan yang kak nanon tanyakan semakin aneh, tapi menyenangkan untuk di jawab, aku tak tau tujuan kak nanon apa tapi ini terasa menyenangkan sayangnya waktu kami terbatas kak nanon harus kembali bekerja dan aku kembali menyendiri. Kenyataan dari penyakit ku tak akan pernah ku katakan pada Mamy dan juga kak nanon mereka akan sedih jika aku mengatakan yang sebenarnya, atau mungkin aku akan merasakan pembedaan lagi, mungkin saja aku akan terluka lagi, tapi terluka lebih baik dari pada aku mengatakannya. Mungkin di mata orang lain apa yang aku lakukan salah tapi untuk ku ini sudah benar, cara ku mungkin salah tapi aku menghargai harta terakhir ini.




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NIGHTMARE |PERTHCHIMON |ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang