22

96 8 0
                                    

Malam ini adalah malam yang ditunggu oleh Night, ia sudah mempersiapkan ini selama seminggu lamanya, dan baru bisa terlaksana kan pada malam ini, Night berdoa agar semua yang dilakukan tak berakhir sia-sia, bukan hanya dia semua orang yang terlibat juga berpikir hal yang sama mereka berharap acara berjalan dengan lancar.

Night sendiri yang menjemput Mare, seperti janjinya pada Mare siang tadi, Mare mengenakan pakaian yang Night pesan khusus, setelan jas berwarna hitam, kemeja hitam dengan dasi berwarna hitam pula, sepatu pantofel hitam yang dibuat hanya satu pasang, Mare terlalu takut memakai pakaian pemberian dari Night, ia takut orang-orang menganggapnya berlebihan, apalagi dengan pakaian serba hitam.

Mereka tiba di tempat acara, sopir menunggu di dalam, pelayan di hotel membukakan pintu mobil di sisi Mare, uluran tangan Night menyambut Mare, acara ini tak hanya diisi oleh para tamu perusahan dan keluarga, kali ini wartawan juga diundang, guna memberi tontonan pada dunia, apalagi Maden sekarang melakukan siaran langsung, jadi tak heran pintu masuk sudah berjejer banyak wartawan, Mare merasa sedikit tidak nyaman tapi kehadiran Night membuatnya mengesampingkan rasa tidak nyaman itu, bagaimanapun juga hal ini adalah hal yang biasa dilakukan oleh Maden, seharusnya Mare bisa terbiasa jika ia nanti menjadi Maden

Pintu ruangan terbuka, Night dan Mare memasuki ruangan, banyak sekali pasang mata yang memandang Mereka, ternyata acara sudah dimulai 30 menit yang lalu, Night lah yang terlambat menjemput Mare, di bangku bertuliskan VVIP ada Rosa dan Nanon di sana, Mare merasa aneh biasanya Nanon tidak akan mau menghadiri acara seperti ini, dan hanya diwakilkan oleh Rosa, Rosa sempat melambai pada Mare, Mare membalas lembaian itu, Edward yang berdiri di atas panggung meminta mereka untuk duduk di tempat yang sudah disediakan, Mare menyapa beberapa orang yang dia kenal saat menuju tempat duduknya

Edward meminta Night untuk memberikan beberapa kata untuk perusahaan, Night pun menurut, dan naik ke atas panggung, semua yang ia katakan adalah kata-kata awam, ucapan yang sering diucapkan calon pewaris pada umumnya, saat asyik berbicara lampu tiba-tiba saja mati, semua tamu undangan panik, Mare pun merasa panik ia hendak menyusul Night ke atas panggung, sesudah ditangga podium Mare dikejutkan dengan lampu sorot yang menyala mengarah padanya, ia melihat tangan yang tak asing menjulur ke arahnya, Ia pun menyambut tangan itu dan dia dituntun hingga ke tengah panggung, Mare merasa sedikit kebingungan, dia tak tahu apa yang terjadi saat ini

"Night" panggil Mare pelan takut orang akan mendengar suaranya

Jujur saja mare sangat takut saat ini, karena ini pertama kalinya dia menjadi pusat perhatian

"Night, kamu mau ngapain?"

Lampu sorot bertambah banyak, kini wajah Night sudah terlihat, Mare bisa melihat wajah tampan Night, Mare menatap Night, ia bertanya lewat tatapan tapi Night hanya tersenyum, membuat Mare semakin bertanya-tanya, apa sebenarnya yang terjadi, apa yang yang sebenarnya yang ingin Night katakan padanya

"Mare aku mau minta maaf"

Mare merasa kebingungan, ia tak merasa Night ada berbuat salah, tak ada kesalahpahaman juga, dan mereka baik baik saja sampai saat ini

"Maaf kenapa?"

Night tiba-tiba saja berlutut, night membuat ekpresi menyesal, Mare jadi takut, takut jika Night akan mengatakan sesuatu yang membuatnya patah

"Night, ngapain sih, berdiri gak!"

"Mare_

"Gak, gue gak mau maafin lo, kalau lo gak berdiri sekarang" sangking takutnya Mare sampai merubah panggilan mereka

Lampu sorot di arahkan pada tamu, betapa terkejutnya Mare saat melihat teman temannya berada disana dengan masing-masing membawa karang bunga yang bertuliskan 'WILL YOU MARRY ME', Mare mengangga bukan karena takjub tapi karena kata kata itu terlalu kuno pikirnya, ia menunjuk semua sahabatnya, ia akan membuat perhitungan pada mereka nanti, Night mengeluarkan kotak merah kecil dengan isi cincin di dalamnya, lagi lagi Mare berpikir ini cara kuno, apa Night tak punya referensi jenis lain untuk melamar seseorang pikirnya

NIGHTMARE |PERTHCHIMON |ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang