HIH : 11

228 48 2
                                    

Kasus 2015
Park Taeyong, korban dibunuh dengan cara ditusuk berkali-kali lalu digantung di apartemennya sendiri. Pembunuhan itu terjadi tak lama setelah ia pindah ke apartemen Dernière maison dan mulai bekerja di perusahaan Jeon sebagai pegawai.

Kasus 2017
Lee Jimin, korban meninggal dunia setelah terjatuh dari lantai 9 apartemen. Diduga ia tiba-tiba terjatuh karena mabuk berat. Kejadian ini terjadi tak lama setelah ia ditunjuk menjadi manajer perusahaan Jeon.

Kasus 2018
Seo Minji, seorang gadis muda yang meninggal di apartemennya karena overdosis. Ia ditemukan beberapa hari setelah petugas kebersihan apartemen mencium bau tidak sedap datang dari unitnya. Peristiwa itu terjadi beberapa hari setelah dirinya ditunjuk menjadi asisten pribadi Tuan Jeon.

Kasus 2019
Im Chaeyeon, kejadian ini yang paling janggal. Dikatakan bahwa ia meninggal karena serangan jantung di unitnya sendiri. Faktanya, baik ia maupun keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Insiden itu terjadi keesokan harinya setelah perusahaan miliknya menjalin kerjasama dengan perusahaan Jeon.

Kasus 2024
Kim Chanwoo, korban terbaru. Korban ditemukan di unit 50, sehari setelah unit tersebut terbakar. Kim Chanwoo adalah seorang karyawan yang sudah bekerja di perusahaan Jeon selama puluhan tahun.

Semuanya memiliki hubungan bisnis dengan keluarga Jeon. Dan jasad seluruh korban ditemukan di unitnya masing-masing.

Sampai saat ini, semua kasus belum terpecahkan. Pembunuh dari ke-lima korban tersebut masih berkeliaran bebas.

Semua informasi itu, Jennie dapatkan setelah dirinya memasuki kamar yang dikunci oleh Wonwoo. Ia sekarang mengerti alasan Wonwoo selalu mengunci kamar itu adalah agar semua dugaan dan rencananya yang ada di dalam sana tak hilang.

"Ini.. semua korban?"

Wonwoo menggeleng,"Masih banyak korban dari kejadian ini. Tapi, yang jelas-jelas dinyatakan korban pembunuhan berantai baru 5 orang."




°°°°°






"Woi, Jen!"

Jennie terlonjak saat Daniel tiba-tiba membuka pintu kamarnya. "Lah?! Kok bisa masuk?"

"Nih." Daniel memberikan sebuah paperbag yang dibawanya pada Jennie.

Gadis itu segera mengeluarkan isi dari paperbag tersebut dan mendapati beberapa gelang perak buatan tangan indah di dalamnya, "Anjay, cantik banget! Makasih banyak, Daniel."

"Sebagai gantinya, bantuin tugas gue."

Benar, Daniel berbuat baik bukan tanpa sebab dan hal ini sudah biasa terjadi. Daniel dan Jennie berasal dari jurusan yang berbeda, namun Daniel selalu meminta bantuan pada Jennie jika ia mengalami kesulitan dengan tugas yang diberikan oleh sang dosen. Ajaibnya, gadis itu selalu bisa mengerjakan tugas yang Daniel berikan dengan baik.

Daripada membayar orang lain, Daniel bisa menghemat sedikit uangnya jika meminta bantuan pada Jennie. Pasalnya gadis itu tidak meminta bayaran yang mahal, seperti barang mahal dan lainnya. Yang paling mahal, Daniel pernah membayar jasa Jennie dengan 10 macam es krim matcha dan vanilla. Jika ia meminta bantuan orang lain, mungkin dirinya akan mengeluarkan lebih banyak uang.

"Iya, nanti kirim aja tugasnya." balas Jennie sembari mencocokkan gelang itu di tangannya satu persatu, "Ngomong-ngomong, lo belum jawab pertanyaan gue. Gimana lo bisa masuk ke sini?"

"Orang pintunya kebuka dari tadi. Kayaknya, suami lo lupa ngunci deh. Soalnya gue liat tadi dia lari buru-buru."

Jawaban Daniel pun membuat Jennie terdiam. Kini fokusnya beralih pada Daniel, "Kapan?"

"Tadi banget, barusan. Gue liat dia pakai hoodie gitu, terus masker, pokoknya tertutup banget deh. Emang dia mau kemana?"

Tunggu, apakah Daniel mengatakan yang sebenarnya?

Tapi, bukankah Wonwoo sudah pergi sejak satu jam yang lalu? Dan Jennie ingat dengan jelas jika pria itu pergi memakai kemeja berwarna coklat.

Lalu, siapa orang yang Daniel lihat tadi?





°°°°°





Jennie memberitahu Wonwoo apa yang terjadi sore ini. Mendengar hal tersebut, Wonwoo langsung mengajak istrinya untuk memeriksa CCTV apartemen. Dan ternyata apa yang dikatakan Daniel ada benarnya.

Ada seseorang yang mencoba masuk ke dalam unitnya, bukan dengan mendobraknya melainkan seseorang itu sepertinya sudah mengetahui kode unit apartemen Jennie dan Wonwoo.

Namun, betapa terkejutnya mereka saat mengetahui bahwa seseorang itu bukan hanya sekali melakukan hal tersebut. Saat Jennie dan Wonwoo meminta petugas CCTV untuk memutar tayangan beberapa minggu lalu, nampak seseorang dengan perawakan yang sama juga sedang mencoba masuk ke dalam unit itu. Namun, aksinya gagal karena tiba-tiba petugas kebersihan datang dan meneriaki orang mencurigakan tersebut.

Akhirnya, Wonwoo memutuskan untuk membawa bukti rekaman CCTV tersebut pada pihak kepolisian. Bukti itu pun langsung diterima, dan kepolisian akan segera mencari tahu siapa orang mencurigakan yang mencoba untuk masuk ke dalam unit Wonwoo dan untuk apa dia melakukan hal tersebut.

Malam ini, Wonwoo dan Jennie memutuskan untuk mengunjungi griya tawang keluarga Jeon. Keduanya ingin memastikan apakah mungkin tempat ini menjadi lokasi pembunuhan berikutnya atau tidak.

Awalnya Jennie dan Wonwoo dicegah masuk oleh penjaga yang sepertinya diutus oleh keluarga Sejeong. Keduanya pun lantas langsung memutar otak.

"Saya putra tuan Jeon."

Hanya empat kata, namun mampu mengubah keputusan penjaga dalam beberapa detik. Penjaga itu segera mempersilahkan Wonwoo dan Jennie untuk masuk ke dalam griya tawang.

Alasan lain Jennie dan Wonwoo ingin masuk ke griya tawang tersebut adalah untuk memasang beberapa kamera pengintai di setiap sudut ruangan. Hal itu dilakukan agar keduanya bisa mendapatkan petunjuk tentang pelaku pembunuhan berantai.

Mungkin orang akan bertanya, kenapa tidak menggunakan CCTV yang ada pada griya tawang saja?

CCTV tidak akan diaktifkan setiap kali acara diadakan di griya tawang tersebut. CCTV bahkan akan dinonaktifkan sehari sebelum acara. Ini sudah menjadi aturan apartemen sejak lama. Pasalnya, setiap acara yang diadakan di tempat itu merupakan acara yang bersifat pribadi dan penting, sehingga sebisa mungkin tidak ada orang lain yang mengetahuinya kecuali orang-orang yang memang terlibat dalam acara tersebut.


"Aelah."

Jennie menggerutu saat gelang yang Daniel berikan tiba-tiba lepas dan masuk ke jatuh ke bawah sofa. Jennie pun segera berjongkok dan meraba-raba kolong sofa tersebut.

Namun, pergerakannya terhenti saat tak sengaja menyentuh sesuatu. Itu bukan bagian bawah sofa, sepertinya ada sesuatu yang tersangkut di sana.

Jennie pun segera mengambil ponselnya untuk menyalakan senter. Kemudian, ia kembali mencoba mengintip benda yang ada di bawah sofa tersebut.

Sebuah pistol.

Tunggu, kenapa ada senjata yang disembunyikan di bawah sana? Apakah sesuatu yang buruk benar-benar akan terjadi besok?

[✓] Hell In HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang