HIH : 16

229 47 8
                                    

"Terus, gimana kerjaan kamu?"

"Papah nyuruh aku cuti 3 hari."

Hari belum terlalu larut, namun keduanya memutuskan untuk beristirahat lebih awal. Untuk berjaga-jaga jika bayi Lili terbangun tengah malam.

Sembari membelai halus pipi bayi Lili, Jennie melirik Wonwoo yang berbaring di samping bayi Lili dan berkata, "Aku ga yakin kamu bisa ngurus bayi ini sendirian."

"Sama."

"Lah?" Jennie lantas mengerutkan kening, "Terus, kenapa kamu setuju buat ngurus Lili?"tanyanya bingung.

"Aku ga setuju, cuma males debat."

"Orang aneh."

Wonwoo terkekeh pelan, memang alasannya sedikit aneh, tapi itulah yang terjadi. Wonwoo terlalu malas untuk berdebat dengan seorang wanita, karena pada akhirnya ia pasti akan kalah. Sekalipun Wonwoo menang, ia harus siap untuk mengalah.

"Tapi, jangan terlalu dipikirin. Aku usahain semua ini ngga akan ganggu kuliah kamu." ucap Wonwoo, sembari menatap Jennie dalam.

Jennie hanya tersenyum menanggapi perkataan Wonwoo. Sebenarnya bukan itu yang Jennie pikirkan. Tapi Lili masih sangat kecil, bukankah berbahaya jika ia tinggal di apartemen ini? Bagaimana jika sesuatu terjadi padanya?

Tapi jika nyonya Jeon menitipkan bayi Lili pada Wonwoo untuk tinggal di sini sementara, apakah kemungkinan nyonya Jeon tidak tahu tentang hal janggal apartemen ini?




°°°°°




"Woi! Lo kenapa?"

Jennie menerima sodoran kopi dari Jeongyeon, gadis itu kemudian tersenyum kecil, "Ngga tau, gue ngantuk banget."

Sesuai dugaannya, tengah malam tadi bayi Lili terbangun dan membuat Jennie dan Wonwoo terbangun dari tidurnya. Keduanya baru bisa kembali beristirahat sekitar pukul tiga malam. Dan sialnya, Jennie ada kelas pukul tujuh pagi.

"Ya lo balik lah, langsung tidur. Malah nongkrong di sini." ucap Jeongyeon sedikit memerintah. Jeongyeon tiba-tiba menarik bangku di hadapan Jennie. Gadis itu segera duduk kemudian menatap Jennie dengan serius, "Ngomong-ngomong, suami lo duda?"

Jennie hampir saja menyemburkan kopi yang baru masuk ke dalam mulutnya saat mendengar pertanyaan itu. Ia menaruh cangkir kopi itu kembali ke atas meja, "Kenapa nanya gitu?"

"Tadi gue kan habis beli bahan makanan, baliknya gue sempet lewat apartemen lo. Gue liat suami lo lagi gendong bayi di kedai es teh gitu. Itu anak siapa, anjir?"

"Anak tantenya."

"Oh, anjir. Kaget gue."

Jennie hanya terkekeh sembari menggeleng-gelengkan kepala. Gadis itu tiba-tiba teringat bayi Lili. Suaminya pasti kerepotan mengurus bayi Lili sendirian. Benar juga, sebaiknya ia harus segera pulang.

"Eh, Jeong. Gue balik sekarang ya."

Tanpa menunggu jawaban dari sang lawan bicara, Jennie langsung bangkit dan meninggalkan kafe tersebut.




°°°°°




"Kok tidur sih?" tanya Jennie sedikit kesal. Pasalnya ia pulang lebih awal karena ingin bermain dengan bayi lucu itu. Namun ternyata, bayi Lili nampaknya sudah tertidur lelap.

"Kecapean mungkin."

"Nangis terus?"

Wonwoo hanya menganggukkan kepalanya dengan lemas.

Jennie beralih menatap wajah sang suami. Nampak wajah pria itu benar-benar seperti kelelahan, matanya pun seperti tak sanggup lagi untuk terbuka, "Mending kamu tidur juga deh. Udah makan siang?"

Wonwoo hanya kembali menganggukkan kepalanya. Pria itu tiba-tiba berbaring di samping Jennie. Jemarinya bergerak meraih lengan Jennie dan meletakkannya pada rambut hitam miliknya, seolah meminta gadis itu untuk mulai mengelus rambutnya.

"Tadi.. kamu abis ketemu Rowoon?" tanya Jennie dengan ragu saat pria itu sudah menutup matanya.

"Iya, dia bantuin aku nenangin Lili. " Wonwoo kembali membuka matanya, pria itu sedikit mengubah posisi agar bisa menatap lurus ke arah Jennie, "Kok kamu tau?"

"Ah, tadi aku—," Jennie menggantung perkataannya saat menyadari sesuatu.

Sebentar, sepertinya ada yang salah.

Jennie memang sempat menceritakan tentang Wonwoo pada Jeongyeon, tapi hanya tentang latar belakangnya saja. Pernikahan Wonwoo dan Jennie hanya dihadiri oleh keluarga dan beberapa kerabat dekat. 

Foto pernikahan mereka maupun foto wajah Wonwoo belum pernah ia tunjukkan pada Jeongyeon. Juga, pria itu tidak memiliki sosial media sama sekali.

Bagaimana Jeongyeon bisa mengenali Wonwoo?

[✓] Hell In HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang