Masa pahit terakhir di rasakan oleh Hima ketika ia baru saja lulus sekolah hingga memutuskan untuk kabur, meninggalkan kota kelahirannya di Jogja untuk sementara. Beberapa bulan setelahnya, ia kembali pulang ke kota tersebut.
Diperjalanan pulangnya...
Aku ingin meminta maaf jika bahasa jawa yang aku gunakan tidak seperti yang kalian pahamin, aku masih proses belajar bahasa jawa juga untum wattpad ini. Jadi mohon dukungannya ya
Happy reading all.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kiri pak."
Angkutan umum itu menepi, menurunkan dirinya yang menjadi tujuan utama ketika pulang ke Jogja. Hima, laki-laki itu memberikan beberapa lembar uang kepada sang supir angkot yang telah mengantar nya.
Netra coklat miliknya menangkap beberapa orang yang ia kenal berada di warkop yang akan ia kunjungin, Hima meringis pelan. Sedikit malu untuk secepat ini menemui teman-teman tongkrongannya untuk sekarang, tetapi ia pun pasti tak langsung pulang begitu saja, ia butuh bantuan kepada teman-temannya.
Hima mengambil napas panjang lalu menghembuskannya, ia harus bersiap untuk di tertawakan nantinya. Dengan sedikit ragu, ia melangkah kan kaki menuju warkop yang ia yakini orang-orang yang sedang berkumpul disitu adalah teman-temannya.
Suara ketawa para teman-temannya makin terdengar jelas, Hima telah berada di depan warkop itu. Ia menatap satu persatu isi warkop itu yang tak memiliki perubahan sama sekali semenjak ia tinggalkan beberapa bulan yang lalu, kini matanya beralih menatap satu persatu orang-orang yang ia kenal di dalam sana.
"Hima!" Seruan itu membuat Hima seketika mematung. "Hai," sapanya kikuk menatap satu persatu pasang mata yang menatapnya kaget.
Pria yang tampak tua darinya menghampiri Hima, segera memeluk tubuhnya dengan erat. "Kowe neng endi wae, Him? Wong-wong nggoleki kowe."(Kamu kemana aja, Him? orang-orang nyariin kamu) Hima cuman tersenyum kikuk lalu melepaskan pelukan tersebut. "Mas, aduh, aja nyengkuyung- nyengkuyung, aku katar-katar. Aku ora lunga nang endi-endi, Mas." (Mas, aduh, jangan peluk peluk, geli. aku gak kemana mana mas)
Dia bukan saudara atau keluarga dari Hima, dia mas Adjie. Kakak kelasnya dulu yang pas lulus buka warkop untuk jadiin tempat nongkrong anak-anak Lanok (Lanang Ok), nama perkumpulan mereka. Nah, kalo mas Adjie ketua Lanok angkatan 2023. Hima adalah ketua Lanok angkatan 2024, dipilih karena dia populer di masa sekolahnya.
Lanok bagi Hima itu sebenarnya rumah, tapi mengingat kejadian beberapa bulan lalu ia memutuskan untuk kabur dari rumahnya tanpa memberitahu dirinya kemana dan kenapa. Pengecut sekali, bukan? Hima pun mengakui hal itu, tetapi ia berpikir itu adalah jalan satu-satunya untuk merehatkan pikirannya dan hatinya. Meskipun ia sangat kecewa dengan temannya yang juga merupakan bagian dari Lanok telah merebut sang pujaan hati, ia tak ingin memutuskan pertemanannya begitu saja.
Maka dari itu ia memilih menjadi pengecut, kabur untuk menyembuh kan hati dan pikirannya dalam kurun waktu yang lumayan lama. Teman- temannya yang berada di dalam warkop kini keluar menghampirinya.