Halo, selamat datang lagi di tulisan aku ini. Semoga tulisan ini bisa banyak yang baca dan semoga tulisan ini banyak sukai.
Terima kasih telah membaca dan meninggalkan jejak kalian.
Happy reading all.
Dress selutut berwarna merah maroon dengan motif bunga-bunga itu tampak cocok melekat di tubuh milik Nayesha, gadis itu berputar- putar di depan kaca full body kamarnya. Senyumnya merekah menatap dirinya sangat cantik, ia segera mengambil sling bag berwarna hitamnya lalu memasukkan parfum, power bank dan tak lupa dompet serta charger ponselnya.
Hari ini tujuannya adalah pergi bersama mbak Laras, ia juga tidak tahu pasti ia akan di bawa kemana oleh kakak sepupunya itu. Ia hanya di suruh berpakaian rapi, kalau perlu memakai dress katanya. Ya sudah, dari pada ia hanya berdiam diri menjaga mbah Yayang di rumah ini, lebih baik ia ikut pergi.
Nayesha baru saja hendak keluar kamar, seketika ia baru ingat ada satu barang wajib yang ia lupa untuk dibawa. Novel kebanggannya. Ia segera berbalik lalu mencari novel berjudul "Stories we never tell by Savia Sharma" di tumpukkan novel dalam kopernya.
Masih mencari novel kebanggaannya itu, Mbak Laras mengetuk pintu kamarnya. "Nay, kamu wis siap durung? kalau sudah, ayo cepat kita berangkat!"
"Mbak, sabar dulu. Aku lagi cari sesuatu ini," teriak Nayesha sambil masih mencari novel tersebut.
Nayesha berdecak kesal ketika ia baru mengingat novel tersebut ia telah taruh di meja rias nya semalam, gadis itu segera berdiri lalu mengambil novel tersebut di atas meja riasnya. Bodoh sekali rasanya.
"Kamu ngapain sih? lama banget di kamarnya." seloroh mbak Laras menatap kesal pada adik sepupunya itu yang baru keluar dari kamarnya.
Nayesha hanya menampilkan deretan giginya lalu mengangkat dua jarinya ke atas, "Peace yah mbak." ucapnya yang hanya di buahi tatapan sinis oleh mbak Laras lalu meninggalkan nya keluar rumah.
Dengan tergesa-gesa Nayesha menghampiri mbak Laras keluar rumah yang sedang menunggu jemput an, ketika ia telah berada di samping mbak Laras, sebuah mobil hitam itu berhenti di depan kedua gadis tersebut.
Alisnya menukik, ia menatap bingung ke arah kakak sepupunya itu dan seorang laki-laki menghampiri keduanya untuk membuka kan pintu mobil tersebut. Kalau kalian pikir laki-laki tersebut membuka kan pintu untuk keduanya duduk di belakang, salah besar. Laki-laki itu hanya membuka pintu di kursi depan dan itu untuk mbak Laras, sedangkan ia harus masuk sendiri ke dalam mobil itu dan duduk sendirian di belakang.
Nayesha mencebikkan bibirnya, sepertinya ia sudah tahu mereka akan kemana dan bagaimana nasibnya selama jalan bersama kakak sepupunya ini. Yah, betul. Ia akan menjadi nyamuk. Menemani mbak Laras bersama pacarnya.
Ia bisa lihat jelas mbak Laras terkekeh geli melihat wajahnya yang masam, Nayesha hanya mendelik tak suka. Laki-laki yang ia yakini pacar mbaknya itu, kini telah masuk di kursi pengemudi lalu menyalakan mesin mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh suka
Teen FictionMasa pahit terakhir di rasakan oleh Hima ketika ia baru saja lulus sekolah hingga memutuskan untuk kabur, meninggalkan kota kelahirannya di Jogja untuk sementara. Beberapa bulan setelahnya, ia kembali pulang ke kota tersebut. Diperjalanan pulangnya...