Bab 1 : Dersik

73 43 0
                                    

~•°°•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~•°°•~

Dersik angin hangat menyelinap disela jendela yang terbuka, hingga kini mulai membelai halus wajah pias milikku.

Aku mengusap peluh yang bercucuran didahiku, sungguh, hari ini sangatlah panas!

Musim kemarau panjang menyelimuti wilayah utara dengan gelenyar panas yang menyengat. Hal ini menyebabkan krisisnya air bersih, khususnya di pedesaan yang gelap akan kasta, di sini semuanya sama, hanya masyarakat yang mengikuti aturan kerajaan tanpa membantah, perannya hanya akan digunakan saat terjadi peperangan antar kerajaan yang berebut kekuasaan, tentunya untuk melindungi para Raja, Permaisuri, Selir juga putra-putri mereka yang sangat berharga.

Aku berdecih saat mengingatnya, karena itu aku benci semua hal yang bersangkutan tentang kerajaan. Memangnya masyarakat biasa tanpa kasta harus menjadi tameng mereka?! padahal seharusnya orang-orang biasalah yang harus dilindungi. Ini tidak adil!

Kriett

Aku menoleh saat pintu di depanku terbuka. Seorang perempuan berbaju hijau khas kerajaan datang seorang diri. Itu Amberlein, kakak perempuan satu- satunya yang aku punya, yang juga berperan sebagai ayah dan ibuku.

"Sereia, ada yang mau kakak bicarakan," ucapnya sembari menatapku.

Kata-katanya terdengar serius, aku mengangguk, menggeser sedikit tubuhku untuk memberikan tempat kakakku duduk. Aku menatap gerak geriknya saat menaruh peralatan juga obat obatan herbal yang selalu kakakku bawa.

"Keadaan kerajaan Emerald semakin buruk. Esok, semua tabib dikumpulkan untuk dilantik sebagai calon prajurit, prawara dan ksatria."

Aku menipiskan bibirku, sedikit ragu untuk bertanya. "Lalu bagaimana denganmu kak?"

Aku melihat kakakku mengangguk lalu menjawab.

"Begitupun juga denganku. Setelah mengabdikan diriku sebagai tabib, kini aku juga harus mengabdikan diriku sebagai tameng untuk melindungi kerajaan dari musuh."

Sial! aku mengumpat dalam hati, mengapa juga kakaknya ini repot-repot mengabdikan hidupnya hanya untuk manusia-manusia yang tidak tau terimakasih!

"Kau ini wanita, kak!" sungutku tak terima.

"Jangan buta, rei." Ia menghela nafas, "mereka tak pandang bulu dalam melantik seluruh Devent untuk menjadi pelindung."

Devent. Tabib kerajaan Emerald yang siap sedia ketika dibutuhkan untuk mengobati sesiapapun yang perlu disembuhkan. Racikan yang berawal dari buku membuat mereka dapat menghasilkan obat-obatan herbal. Lencana hijau menjadi khas para Devent.

"Sialan!" umpatku tak tertahan, sungguh, aku benar-benar kesal!

Aku melirik, benar dugaanku, wanita disampingku sudah menatapku tajam, baiklah aku lupa bahwa kakakku tak suka kata umpatan.

Senerety - In The Scenery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang