Bab 11 : Perpustakaan Devent yang bermuara.

45 33 1
                                    

~•°°•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~•°°•~

"Putra Mahkota?!"

Aku mengusap wajahku kasar. "Bagaimana bisa--

Kutolehkan pandanganku ke arah pintu perpustakaan ini. "Ah sial! aku lupa mengunci pintu."

Ternyata mengikuti saran Heriland tak sepenuhnya benar, jika tau akan seperti ini, lebih baik kusuruh saja Sapphire untuk menyelidiki perpustakaan yang letaknya jauh dari pusat kerajaan.

Aku menunduk, menatap raut wajah kusut di depanku, gadis ini...

"Sereia?"

Kulihat Gadis berambut coklat itu tersentak lalu mendorong kasar tubuhku.

"Apa? bagaimana kau tau? lalu, lalu apa yang kau lakukan disini?" tanyanya beruntut.

Aku membuka tudung yang semula menutupi rambut hitam legamku, menyenderkan tubuhku disalah satu rak disana, sembari terus menatap gadis yang terus menciptakan jarak.

Jika kuberi tau, bisa saja mulutnya akan berceloteh kesembarang orang.

"Aku, aku hanya sedang memantau keadaan."

Tanpa kusadari cepol yang semula mengikat rapi rambut coklat itu terlepas, mungkin akibat kejadian beberapa menit lalu. Wajah bulat dengan kulit putih terlipat seperti tak percaya. Mulutnya terbuka lalu tertutup lagi.

"Ada apa? bicaralah."

Gadis itu terlihat ragu.

"Aku ingin mengumpatimu, tapi bagaimana jika setelah itu kau akan melemparku dari kerajaan."

Aku tergelak, tawaku mengudara begitu saja. Aneh sekali gadis ini.

"Tidak akan, bicaralah."

Bibirnya terlipat kedalam sebelum bersuara. "Apakah kau akan menjadi tabib?"

Apa apaan?? hei! dirinya adalah seorang Putra Mahkota yang sebentar lagi naik tahta menjadi seorang Raja. Lalu ini, tabib?

"Kau bercanda?"

_____

Aku masih terdiam, begitu juga gadis disampingku. Duduk lesehan beralaskan tikar yang terletak dibagian belakang membuatku sedikit merasa tak nyaman. Tak biasanya aku menempati tempat yang sempit dan pengap.

"Kau ingat buku yang kuambil darimu dibawah pohon Rafleis?"

Aku memundurkan wajahku saat wajah Sereia tepat berada di depanku dengan jarak sekitar lima jengkal, mengapa gadis ini suka sekali mengagetkan.

Senerety - In The Scenery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang