Bab 13 : Temaram Parafin

25 18 0
                                    

~•°°•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~•°°•~


Sereia menoleh, ia beranjak dari posisinya, sekilas membungkuk--sebagai rasa hormat.

"Apa yang kau lakukan pada tanaman itu?"

"Ah ini, hamba diperintahkan ketua Berlin untuk mengambil pohon Capella."

Erland mengangguk mengerti, lelaki itu mengamati gerak-gerik Sereia yang kembali berusaha mencabut pohon. Menghela nafas panjang--Apakah sesulit itu?

Beralih, Erland meng-kode pengawal yang berada tak jauh untuk membantu gadis didepannya.

Tombak ditangannya ia taruh, kemudian beranjak mendekati seorang gadis yang terlihat kesusahan.

"Izinkan saya untuk membantu, nona."

______

"Kau melupakan hak-ku?"

Sapphire menatap geli. "Hak bagian mana? lahir atau batin?"

Gadis berambut coklat itu berdecak keras, kepalan tangannya sudah siap, tinggal dilayangkan selama beberapa detik.

"Sinting!"

"Hadiah kemenanganku! lima koin emas, sepuluh koin perak, dan lima buah apel merah segar yang baru saja dipetik dari wilayah selatan, tepat dipegunungan--Au!"

Belum selesai terucap, lelaki tak waras itu sudah lebih dulu memberikan sentilan di dahi yang cukup membuat Sereia mengaduh.

"Jangan melebih lebihkan, aku tak merasa berkata sepanjang itu." Sapphire memberikan dua kantong, yang masing-masing berisi koin emas dan perak--yang tentu saja diterima baik oleh sang empu.

Sereia bersorak kegirangan. Namun, tak lama, tatapannya berubah sinis. "Dimana apelku?"

"Ah, itu." Netra biru terang miliknya meliar, berusaha tak melakukan kontak langsung.

"Itu?"

Keduanya terlihat berselisih. Sereia dengan tatapan tajam--menuntut keadilan. Dan Sapphire yang berusaha mengalihkan pandangan--berusaha melihat ke segala arah, kecuali netra coklat didepannya.

Maid yang sedang membawa jamuan.

Tukang kebun yang asik memotong rumput.

Dua tumpuk jerami di sebelah gudang.

Tunggu, Meogie? bersama seekor kuda berwarna putih?

"Astaga! sepertinya sebentar lagi aku akan menjadi seorang kakek!"

Dengan kuat Sereia memukul belakang kepala lelaki itu. "Berhenti membual! dan berikan hak-ku sekarang juga!"

Sapphire meringis kecil, tatapannya masih terpaku kearah dua kuda yang sedang asik bercengkrama. Dan apa apaan itu?! mengapa Meogie terlihat kalem? berbeda sekali saat bersamanya. Sedangkan Sereia, gadis itu terlihat akan meledak sebentar lagi. Wajahnya merah padam, giginya bergemeletuk merasa geram.

Senerety - In The Scenery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang