Bab 14 : Ruang Sihir

5 8 0
                                    

~•°°•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~•°°•~



"Tapi, bagaimana bisa?"

Masih menjadi pertanyaan yang berputar dalam lingkup para tetua. Kitab Emerald? Gadis desa?

"Aku pikir ini hanya sebuah keteledoran. Mungkin kitab Emerald memang berada di perpustakaan Devent sejak dulu."

Kelima tetua itu menatap tepat disebuah meja, tepatnya pada kotak berisi kitab Emerald yang dikelilingi sihir pelindung.

Pria tua yang sedari tadi diam akhirnya melangkah maju, mendekat kearah kitab itu. "Mustahil," ujarnya sembari mengamati benda kotak didepannya.

"Gadis itu tak memiliki catatan kehidupan apapun."

Sapphire menoleh kearah sang kakak yang baru saja angkat bicara. Memang terasa aneh, pelik, seolah tak ada jawaban yang pasti. Bahkan, saat dirinya mengetahui tentang asal usul Sereia yang tertutupi, ia mengernyit bingung. Semua pertanyaan bagaikan tali kusut yang membelit satu sama lain, tidak ada titik terang.

"Apakah salah? Sereia hanya gadis biasa, mungkin dirinya memang tak memiliki hal semacam itu," belanya.

"Tentu saja salah! jangan mempermalukan kerajaan Emerald dengan pernyataan konyolmu!" ujar salah satu tetua yang duduk didepan Sapphire.

Hening. Semua orang didalam ruangan tak sedikitpun bersuara, masih berperang dengan pemikiran masing-masing.

Sapphire berdecih. "Kuno, kalian hanya para tetua yang tak menau tentang perkembangan zaman. Apa pentingnya catatan kehidupan? jangan terlalu merumitkan masalah. Toh, kitab itu sudah ditemukan, apa lagi?"

Ia hanya merasa tak terima saat gadis biasa yang baru saja menginjak tanah kerajaan, harus berurusan dengan hal pelik ini.

"Sapphire! tutup mulutmu!"

Lelaki biru itu memutar bola matanya malas, ia menyenderkan tubuhnya ke sofa. jengah sekali.

Salah satu tetua dengan jubah hitam beranjak dari duduknya, ia menatap satu persatu sang penerus kerajaan. "Seperti pernyataan awal. Gadis itu akan dimasukkan ke dalam ruang sihir, untuk mengetahui elemen diri."

Sapphire berdiri. "Aku tidak setuju!"

Seluruh pasang mata menatap tepat pada iris biru itu.

"Sereia hanya gadis biasa, bahkan ia berasal dari desa. Kau tau bukan bagaimana efek samping ruangan itu? lumpuh, hilang ingatan, atau bahkan. Mati!"

"Dan kau tau juga kami tidak akan membiarkan hal itu terjadi!" tukas sang tetua.

Sapphire menggertakkan giginya, menahan amarah yang terus bergejolak. "Cih! para pria tua seperti kalian tidak bisa dipercaya!"

Erland memejamkan matanya erat, bocah satu ini berani sekali!

"Sap-

"Izin Putra Mahkota, aku belum selesai bicara," ucapnya, kembali menatap satu persatu tetua didepannya. "Aku, sebagai pangeran-keturunan Winston. Sangat menentang hal ini, bersangkutan dengan nyawa dari seorang rakyat kecil, masyarakat biasa, yang bahkan tidak tau bahwa buku yang ditemukannya adalah kitab Emerald. Bukankah tidak adil jika berujung pada ruang sihir?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senerety - In The Scenery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang